Sejarah UN ( Ujian Nasiona ) buat agan/sista yang mau UN masuuupppp.....
TS
togartogi
Sejarah UN ( Ujian Nasiona ) buat agan/sista yang mau UN masuuupppp.....
Bissmillah.... kali ini ane bakal bahas tentang UN( Ujian Nasional )
kalo agan/sista pada sekoah dulu pasti paling ngeri sama Ujian Nasional , Sebab UN lah yang tentuin lulus ato enggak kita, penasaran kan gimana Sjarah UN ada di Indonesia...?
langsung cekibrot lah......
Spoiler for Sejarah Ujian Nasional:
UN (Ujian Nasional atau apapunlah namanya), dulu, pernah memiliki nama Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (ebtanas). Ebtanas pertama kali dilaksanakan pada tahun ajaran 1984/1985. Berdasarkan keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 140/C/Kep/1/1984 tanggal 1 September 1984. Lima tahun kemudian, posisi Ebtanas menjadi lebih kuat setelah UU tentang system Pendidikan Nasional (sisdiknas) di undangkan tanggal 27 Maret 1989.
Meski Ebtanas sudah berlangsung 12 kali, namun seputar 7 kali hanya diwajibkan pada sekolah dibawah naungan Depdikbud (sekarang Diknas). Sedang sekolah dibawah naungan Depag (Madrasah) tidak diwajibkan.
Sebagai ganti, sekolah dibawah naungan Depag mengadakan EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) yang diselenggarakan setiap masing-masing sekolah. Baru pada tahun 1990-an, sekolah dibawah naungan Depag dapat merasakan yang namanya ebtanas. Itupun semua, entah mengapa baik di sekolah umum ataupun Madrasah tidak mengikutkan bidang studi agama dalam evaluasi/ ujian tersebut.
Tidak mengebtanaskan bidang studi agama dalam Ujian Nasional tetap menjadi pertanyaan besar hingga kini. Bangsa Indonesia mayoritas adalah bangsa umat beragama. Bagaimana nanti, jika standar kelulusan sekolah tak sedikitpun mencerminkan Pendidikan Agama bagi bangsa. Lalu, nilai dan norma dasar apa yang dipakai untuk membangun bangsa ini kalau tak ada dasar-dasar agama tersebut.
Dengan tidak mengikutkan bidang studi agama dalam ebtanas/unas/UN, secara tidak langsung standar kelulusan tak ada nilai moralnya/akhlak. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan yang ingin memanusiakan-manusia. Dengan begini kemampuan manusia hanya diukur dengan deret angka, jauh dari realitas atau bahkan tak mewakili sama sekali.
Langsung/tidak pendidikan telah “memesinkan” manusia. Mencetak manusia menjadi robot, karena mengukur kemampuan manusia hanya sebatas dengan ukuran nominal. Semua itu telah membuat degradasi nilai-nilai pendidikan dan sangat bertentangan dengan UU negara.
Selain itu, dengan tidak mengikutkan pendidikan agama, perlakuan anak didik terhadap mata pelajaran (mapel) agama akan sangat berbeda. Mereka apatis dengan symbol-simbol yang berbau agama. Padahal dalam kehidupan sehari-hari mereka pasti bersinggungan dengan nilai-nilai tersebut. Hasilnya pendidikan tak lagi membangun manusia secara utuh. Namun, hanya mengoptimalkan intelegensi yang dimaui pasar tanpa punya rasa kemanusiaan.
Sekian dari ane gan... udah pada tau kan sekarang gimana sejarah UN
Budyakan selalu komeng-komeng
TS mengharapkan dari yang udah ISO
kalo berkenan boleh ane...
tapi jangan ane