- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Seperti Film 'Armageddon', NASA Akan Hampiri Asteroid


TS
karendis
Seperti Film 'Armageddon', NASA Akan Hampiri Asteroid

Quote:
VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, kemungkinan akan mendapat dana hibah dari pemerintah AS sebesar US$100 juta, setara Rp974 miliar, untuk merealisasikan proyek pengerjaan pesawat robotik khusus.
Kabarnya, pesawat itu akan dipakai untuk "menjebak" asteroid dan memboyongnya ke orbit bulan pada tahun 2019 mendatang. "Ini adalah bagian dari apa yang akan menjadi program yang lebih luas," kata Senator Bill Nelson, seperti dilansir The Verge, 8 April 2013.
"Misi ini menggabungkan ilmu tentang penambangan asteroid sekaligus mempelajari bagaimana cara membelokkannya, juga semakin mengembangkan kemungkinan-kemungkinan manusia untuk pergi ke Mars," jelasnya.
Setelah itu, pada tahun 2021, astronot akan mengirimkan kapsul Orion NASA dan Sistem Roket Peluncuran Luar Angkasa ke asteroid untuk memulai riset dan eksplorasi objek tersebut.
Washington Post mengabarkan, misi ini bahkan bisa dimulai lebih cepat dari yang dijadwalkan, mungkin akan maju pada awal tahun 2017.
Terdengar seperti adegan di dalam film Armageddon, box office yang diperankan Bruce Willis tahun 1998 silam. Jika melihat misi NASA, aktivitas yang akan terjadi tampaknya kurang lebih memang seperti di dalam film tersebut.
Modul Panel Surya
Tujuan dari projek ini adalah "menjaring" sebuah asteroid dengan panjang 25 meter, yang diperkirakan beratnya mencapai 500 ton.
Donald Yeomans, kepala program Objek Dekat Bumi milik NASA mengatakan, pesawat robotik akan "menjala" asteroid seperti menjala sebuah kantong dengan tali laso.
"Setelah bisa dikendalikan, Anda hanya perlu memasang modul propulsi berbasis tenaga surya untuk menghentikan putaran asteroid pada porosnya, lalu membawanya ke tempat yang Anda inginkan," ujar Yeomans, dilansir Associated Press.
Terdengar cukup mudah. Namun, untuk melakukan itu, "proyek membutuhkan mesin berbasis tenaga surya mutakhir yang baru," ungkap Robert Braun, direktur teknologi NASA.
Dana sebesar US$100 juta akan diambil dari anggaran pemerintahan Obama di tahun 2014, yang akan diumumkan pada pekan ini. Jika melihat misinya, ada kemungkinan proyek ini akan memakan dana lebih besar lagi.
Proposal asli Keck Institute memperkirakan proyek antariksa ini akan memakan biaya US$2,6 miliar, setara Rp25,3 triliun, kurang lebih serupa dengan pendanaan proyek Curiosity ke Mars. (sj)
Kabarnya, pesawat itu akan dipakai untuk "menjebak" asteroid dan memboyongnya ke orbit bulan pada tahun 2019 mendatang. "Ini adalah bagian dari apa yang akan menjadi program yang lebih luas," kata Senator Bill Nelson, seperti dilansir The Verge, 8 April 2013.
"Misi ini menggabungkan ilmu tentang penambangan asteroid sekaligus mempelajari bagaimana cara membelokkannya, juga semakin mengembangkan kemungkinan-kemungkinan manusia untuk pergi ke Mars," jelasnya.
Setelah itu, pada tahun 2021, astronot akan mengirimkan kapsul Orion NASA dan Sistem Roket Peluncuran Luar Angkasa ke asteroid untuk memulai riset dan eksplorasi objek tersebut.
Washington Post mengabarkan, misi ini bahkan bisa dimulai lebih cepat dari yang dijadwalkan, mungkin akan maju pada awal tahun 2017.
Terdengar seperti adegan di dalam film Armageddon, box office yang diperankan Bruce Willis tahun 1998 silam. Jika melihat misi NASA, aktivitas yang akan terjadi tampaknya kurang lebih memang seperti di dalam film tersebut.
Modul Panel Surya
Tujuan dari projek ini adalah "menjaring" sebuah asteroid dengan panjang 25 meter, yang diperkirakan beratnya mencapai 500 ton.
Donald Yeomans, kepala program Objek Dekat Bumi milik NASA mengatakan, pesawat robotik akan "menjala" asteroid seperti menjala sebuah kantong dengan tali laso.
"Setelah bisa dikendalikan, Anda hanya perlu memasang modul propulsi berbasis tenaga surya untuk menghentikan putaran asteroid pada porosnya, lalu membawanya ke tempat yang Anda inginkan," ujar Yeomans, dilansir Associated Press.
Terdengar cukup mudah. Namun, untuk melakukan itu, "proyek membutuhkan mesin berbasis tenaga surya mutakhir yang baru," ungkap Robert Braun, direktur teknologi NASA.
Dana sebesar US$100 juta akan diambil dari anggaran pemerintahan Obama di tahun 2014, yang akan diumumkan pada pekan ini. Jika melihat misinya, ada kemungkinan proyek ini akan memakan dana lebih besar lagi.
Proposal asli Keck Institute memperkirakan proyek antariksa ini akan memakan biaya US$2,6 miliar, setara Rp25,3 triliun, kurang lebih serupa dengan pendanaan proyek Curiosity ke Mars. (sj)
Quote:
VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan anggota parlemen Amerika Serikat memiliki rencana berbeda dalam menjelajahi ruang angkasa.
NASA ingin menangkap asteroid seperti di film Armageddon, sementara legislator AS menginginkan NASA meneruskan eksplorasi di bulan.
Saat mengusulkan anggarannya untuk tahun 2014, NASA menegaskan untuk tetap melakukan proyek ambisius dengan mendaratkan astronot di asteroid.
Tetapi, legislator AS meminta NASA untuk tetap meneliti bulan sampai tahun 2020.
Presiden Barack Obama sudah menyetujui rencana NASA dengan memberikan anggaran sebesar US$1 juta, setara Rp9,7 miliar, untuk tahun 2014. Tadinya, NASA akan mengirimkan astronotnya ke batu luar angkasa dengan menggunakan roket luar angkasa dan kapsul Orion pada tahun 2012.
Namun, beberapa anggota DPR terang-terangan menolak rencana NASA menangkap asteroid, dan menagih janjinya yang pernah menyatakan akan mendaratkan astronot kembali di bulan pada tahun 2020 pada acara "RE-asserting American Leadership in Space Act" tahun 2012 silam.
"Bulan adalah benda luar angkasa yang paling dekat dengan Bumi dan untuk mencapainya hanya memerlukan beberapa hari," kata Bill Posey, politisi dari Partai Republik, yang dilansir dari The Christian Science Monitor, Jumat 12 April 2013.
"Seharusnya NASA melanjutkan misi ke bulan untuk pengembangan teknologi dan mengeksplorasinya lebih jauh," tegas Posey.
Rancangan Undang-undang
Menurut Rob Bishop, Anggota Dewan AS dari Partai Republik, perlu dipercepat rampungnya Rancangan Undang-Undang (RUU) yang nantinya bukan hanya sekadar mendaratkan astronot di bulan.
"Tetapi juga menjaga agar program ruang angkasa memiliki tujuan yang jelas dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi bangsa AS. Peraturan ini akan memperjelas peran NASA dalam melakukan misi luar angkasa," kata Bishop.
Kepala NASA, Charles Bolden, menyatakan tetap pada pendirian untuk mendaratkan manusia di asteroid. Namun, ia mengakui, bahwa rencana itu tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat.
"NASA tidak akan pergi ke bulan dengan menggunakan manusia sebagai penelitinya. Masih ada hal penting lainnya yang harus dilakukan oleh NASA," pungkas Bolden. (ren)
NASA ingin menangkap asteroid seperti di film Armageddon, sementara legislator AS menginginkan NASA meneruskan eksplorasi di bulan.
Saat mengusulkan anggarannya untuk tahun 2014, NASA menegaskan untuk tetap melakukan proyek ambisius dengan mendaratkan astronot di asteroid.
Tetapi, legislator AS meminta NASA untuk tetap meneliti bulan sampai tahun 2020.
Presiden Barack Obama sudah menyetujui rencana NASA dengan memberikan anggaran sebesar US$1 juta, setara Rp9,7 miliar, untuk tahun 2014. Tadinya, NASA akan mengirimkan astronotnya ke batu luar angkasa dengan menggunakan roket luar angkasa dan kapsul Orion pada tahun 2012.
Namun, beberapa anggota DPR terang-terangan menolak rencana NASA menangkap asteroid, dan menagih janjinya yang pernah menyatakan akan mendaratkan astronot kembali di bulan pada tahun 2020 pada acara "RE-asserting American Leadership in Space Act" tahun 2012 silam.
"Bulan adalah benda luar angkasa yang paling dekat dengan Bumi dan untuk mencapainya hanya memerlukan beberapa hari," kata Bill Posey, politisi dari Partai Republik, yang dilansir dari The Christian Science Monitor, Jumat 12 April 2013.
"Seharusnya NASA melanjutkan misi ke bulan untuk pengembangan teknologi dan mengeksplorasinya lebih jauh," tegas Posey.
Rancangan Undang-undang
Menurut Rob Bishop, Anggota Dewan AS dari Partai Republik, perlu dipercepat rampungnya Rancangan Undang-Undang (RUU) yang nantinya bukan hanya sekadar mendaratkan astronot di bulan.
"Tetapi juga menjaga agar program ruang angkasa memiliki tujuan yang jelas dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi bangsa AS. Peraturan ini akan memperjelas peran NASA dalam melakukan misi luar angkasa," kata Bishop.
Kepala NASA, Charles Bolden, menyatakan tetap pada pendirian untuk mendaratkan manusia di asteroid. Namun, ia mengakui, bahwa rencana itu tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat.
"NASA tidak akan pergi ke bulan dengan menggunakan manusia sebagai penelitinya. Masih ada hal penting lainnya yang harus dilakukan oleh NASA," pungkas Bolden. (ren)
Spoiler for Sunter:
Hmm,,, ane gk komen cuma nunggu aja realisasinya sambil nostalgila lagu dan cuplikan film Armageddon.

Alhamdulillah HT#7, thanks to momod, mimin, and all agan2 sekalian. Jgn lupa ya gan timpuk


Spoiler for HT#7:

Spoiler for Mampir-mampirlah gan kemari:
Diubah oleh karendis 19-04-2013 19:42
0
34.6K
Kutip
442
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan