Biasanya usai berhubungan seks, kedua pasangan akan merasakan sensasi nyaman tak terkira dan saling berpelukan di atas ranjang. Namun rupanya kenyamanan ini tidak berlaku bagi mereka yang mengalami alergi sperma.

Menurut sebuah lembaga survey di Amerika Serikat, sebanyak 20.000 hingga 40.000 perempuan mengalami alergi sperma. Sumber lain mengatakan, kurang dari 2 persen pasangan subur dan 5-25 persen pasangan tidak subur juga mengalami masalah yang sama.

Gata-gatal kemerahan bahkan hingga bengkak pada bibir vagina adalah gejala umum seseorang mengalami alergi sperma setelah berhubungan seks. Pada dasarnya bukan sel-sel sperma yang mengakibatkan hal ini terjadi, tetapi cairan pengangkut sperma lah yang kerap menjadi penyebab alergi ini. Peneliti menyebut kejadian ini sebagai Seminal Plasma Hypersensitivity.

Tidak hanya gatal-gatal dan pembengkakan pada vagina, pada kasus yang lebih parah alergi tersebut bisa mengakibatkan sesak napas. Setiap orang memiliki gejala dan durasi waktu yang berbeda. Biasanya alergi ini akan terjadi selama 20 menit atau bahkan berhari-hari, seperti dikuti Dailymail.

Penggunaan kondom adalah cara praktis yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya alergi pada organ kewanitaan. Hanya saja, jika berencana memiliki keturunan maka dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk mengatasi alergi sperma tersebut.