Kaskus

Entertainment

spookyhalloweenAvatar border
TS
spookyhalloween
Kisah-kisah Memilukan Para Korban Boston
Misi gan ane masih newbie belum rapih bikin thread mohon dimaafkan cuma ingin berbagi kisah memilukan korban atas tragedi pengeboman di Boston, berikut kisah-kisahnya:

1. Kisah 2 Kakak Beradik yang Kehilangan Kaki Saat Nonton Maraton Boston
Kisah-kisah Memilukan Para Korban Boston
Boston - Liz Norden harus menerima kabar terburuk dalam hidupnya. Dua anak laki-lakinya menjadi korban ledakan bom di Boston. Keduanya kehilangan kaki saat berdiri di barisan penonton.

Diberitakan Boston Globe, Selasa (16/4/2013), kabar duka itu diterima Norden saat sedang membereskan toko.

"Ibu, saya terluka cukup parah," ujar anaknya lewat telepon seperti ditirukan Norden. Saat itu, sang anak berada di dalam ambulans untuk dibawa ke Beth Israel Deaconess Medical Center.

Dalam perbincangan telepon itu, sang anak bercerita kakinya terkena luka bakar. Saat kejadian, dia bersama kakaknya, namun setelah ledakan tak tahu di mana keberadaannya.

Dua jam setelah telepon itu, Norden mendapat kabar, kedua anaknya harus diamputasi kakinya dari lutut ke bawah.

"Saya tak pernah membayangkan dalam mimpi terburuk saya ini bakal terjadi," cerita Norden yang menggunakan kaos kaki beda warna karena saking paniknya ke rumah sakit.

"Saya merasa sangat sakit. Saya rasa bisa pingsan," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Yang menjadi korban adalah anak pertama dan kedua Norden. Sang kakak berusia 33 tahun tinggal di Stoneham, sementara adiknya punya rumah di Wakerfield. Norden tak berkenan memberikan informasi nama kedua anaknya tersebut.

[URL="http://news.detik..com/read/2013/04/16/162659/2221812/1148/kisah-2-kakak-beradik-yang-kehilangan-kaki-saat-nonton-maraton-boston"]SUMBER[/URL]

2. Bocah 8 Tahun Itu Tewas Saat Menunggu Ayah di Garis Finish Maraton Boston
Kisah-kisah Memilukan Para Korban Boston
Boston - Satu dari tiga korban tewas akibat ledakan bom di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) adalah seorang anak laki-laki berusia 8 tahun. Sungguh malang, bocah ini tewas ketika menyaksikan ayahnya yang mengikuti lomba maraton paling bergengsi AS itu.

Saat kejadian, seperti dilansir news.com.au, Selasa (16/4/2013), bocah bernama Martin Richard ini tengah menyaksikan sang ayah, Bill Richard yang mengikuti ajang maraton. Martin datang bersama dengan ibu dan dua saudara perempuannya.

Beberapa saat sebelum ledakan terjadi, Martin berdiri di samping ibu dan saudara perempuannya. Mereka sedang menunggu sang ayah mecapai garis akhir (finish). Nahas, saat ledakan terjadi, Martin masih berada di lokasi yang sama dan bocah kecil ini pun kehilangan nyawanya.

Sedangkan sang ibu dan seorang saudara perempuan Martin dilaporkan mengalami luka parah akibat ledakan tersebut. Sementara saudara perempuan Martin yang lainnya dilaporkan tidak mengalami luka-luka.

Martin dan keluarganya merupakan warga asli Boston. Mereka diketahui tinggal di wilayah Dorchester yang merupakan lingkungan bersejarah yang terkenal di Boston. Ayah Martin, Bill dikenal sebagai pemimpin komunitas warga di wilayah Ashmont Dorchester. Tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai kondisi ayah Martin pasca ledakan ini.

Untuk mengenang Martin, warga setempat di Dorchester berkumpul di Tavolo Restaurant pada Senin (15/4) malam waktu setempat. "Mereka dicintai oleh semua masyarakat di sini. Mereka memberikan kontribusi melalui banyak cara. Itulah mengapa Anda melihat kesedihan seperti ini," tutur Dewan Kota setempat, Ayanna Pressley yang juga hadir dalam acara berkabung tersebut.

[URL="http://news.detik..com/read/2013/04/16/153224/2221745/1148/bocah-8-tahun-itu-tewas-saat-menunggu-ayah-di-garis-finish-maraton-boston?nd771104bcj"]SUMBER[/URL]

3. “Istrinya Baru Kehilangan Kedua Kakinya”

Tim Corcoran, dari Warwick, Rhode Island, mengatakan adik iparnya, Celeste, kehilangan kedua kakinya dalam serangan bom ini. Kaki putri Celeste yang berusia 18 tahun “terbuka dan robek” akibat pecahan bom. Adik Tim, yang berdiri bersama mereka, tidak menderita luka berat namun “sangat trauma,” ujar Tim.

“Ia sangat emosional,” kata Tim tentang adiknya. “Istrinya baru kehilangan kedua kakinya dan anak perempuannya hampir meninggal.”

“Ini seperti lokasi perang,” ujarnya mengutip perkataan sang adik. Adiknya melihat beberapa potongan tubuh di lokasi ledakan.

“Terorisme menghancurkan keluarga kami,” ujar Tim.

—Andrew Grossman

4. “Anda Dapat Mendengar Suara Rintihan”

Gloribi Ruiz, 27, dan Jahcobi Cosm, 22, berdiri di antara dua ledakan tersebut.

Saat ledakan pertama terjadi, orang-orang merasa kebingungan, ujar mereka, kemudian asap mengepul dari jalan. Orang-orang mulai berlarian menuju asal asap. Lalu ledakan kedua terjadi depan Starbucks, tepat di arah yang dituju warga yang menjauh dari ledakan pertama.

Kekacauan pun mulai terjadi di lokasi. Ruiz dan Cosm, seperti banyak orang lainnya, berlindung di sebuah bar, membuat bingung orang-orang yang sedang merokok dan minum.

“Orang-orang mulai berteriak dan mendorong satu sama lain” karena mencoba masuk, ujar Cosm.

“Orang-orang berjatuhan dan mereka saling menginjak,” ujar Ruiz.

Saat asap mulai memudar, Cosm kembali ke jalanan untuk merekam video. Ia menggambarkan lokasi tersebut penuh darah.

Seorang pria melepas baju dan merobeknya guna merawat apa yang digambarkan Jahcobi sebagai seorang bayi yang berdarah-darah.

Pria lainnya, seorang pelari, menderita luka sobek lebar di kakinya dan membungkusnya dengan baju, ujar Ruiz.

Orang-orang membuka bajunya –rupanya untuk menghambat pendarahan –dan berkumpul di sekitar orang yang terluka parah, ujar Ruiz.

“Banyak sekali darah dan banyak orang yang saling bertumpukan,” ujar Jahcobi. “Beberapa orang saling berpelukan dan menangis. Yang Anda dengar hanyalah rintihan.”

–Andrew Grossman

SUMBER

5.
Kisah-kisah Memilukan Para Korban Boston

Maaf kalo emoticon-Blue Repost,
kalo berkenan emoticon-Blue Guy Cendol (L)
mohon jangan emoticon-Blue Guy Bata (L)
Diubah oleh spookyhalloween 17-04-2013 00:55
0
1.1K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan