JAKARTA - Polda Metro Jaya terus melakukan razia preman di sejumlah titik rawan dengan menggelar operasi cipta kondisi. Bahkan, polisi akan menyelidiki apakah ada yang membekingi para preman di Jakarta.
Menanggapi hal itu, mantan preman yang kini menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Anton Medan, menduga ada sejumlah pengembang besar menjadi beking preman di Jakarta.
“Kita mendukung penuh apa yang dilakukan polisi untuk memberantas preman, karena kita ingin Jakarta aman. Namun, yang menjadi persoalan siapa yang membekingi preman di Jakarta? Banyak preman di Jakarta terorganisir oleh developer (pengembang),” kata Anton Medan kepada Okezone, Jumat (12/4/2013) malam.
Anton menduga, karena para pengembang tersebut membutuhkan jasa preman untuk mengamankan tanah dan bangunannya. Bahkan, ada beberapa politikus yang berkawan dengan pengembang tersebut. Hal inilah, yang membuat polisi kesulitan untuk mengungkapnya. Menurutnya, preman di Jakarta beraneka ragam, ada yang mengatasnakan ormas tertentu, suku tertentu dan lain-lain.
“Preman di Jakarta ada yang berasal dari suku tertentu, biasanya dari urbanisasi suatu daerah dan juga ada dari ormas. Secara hukum agak sulit untuk mengungkapnya, karena ada beberapa perusahaan mereka yang mengatasnamakan orang lain. Selain itu, preman juga belum tentu penjahat,” jelasnya.
Upaya polisi yang menggelar operasi cipta kondisi untuk mengurangi jumlah preman di katakan Anton juga belum menunjukan hasil. Pasalnya, banyak preman yang kedapatan dijaring di lapangan, setelah bebas kembali lagi menjadi preman.
“Operasi tersebut hanya membuat shock terapi saja, namun setelah keluar mereka kembali lagi. Polisi hanya melakukan pembinaan buat preman. Seharusnya polisi menindak dengan KUHP,” tegasnya. (hol)