bronco1978Avatar border
TS
bronco1978
Dirut PT.DI: Kami Seperti Lahir Kembali
"Kami Seperti Lahir Kembali, Konsumen Mulai Datang"


VIVAnews - Aktivitas di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali bergairah. Kolaborasi antara generasi muda dengan orang-orang berpengalaman di PTDI terlihat sinergis membuat berbagai komponen pesawat.

Pemandangan itu berbeda saat 2007 lalu, di mana PTDI terseok-seok dan harus memproduksi panci untuk bertahan hidup.

Perlahan tapi pasti, PTDI terus berbenah. Di bawah pimpinan Budi Santoso, program restrukturisasi yang diluncurkan pada 2010 lalu mulai membuahkan hasil. PTDI mulai meraup laba operasi pada 2012 lalu. PTDI berhasil keluar dari beban masa lalu dan mencoba bangkit kembali.

Budi Santoso bukanlah orang lama di PTDI. Ia bergabung sejak 1987, saat masih bernama IPTN. Pada 1998 lalu, ia pindah menjadi Direktur Utama PT Pindad dan berhasil. Pada 2007 lalu, doktor Robotika Katholieke Universiteit Leuven, Belgia, ini diminta pemerintah untuk membenahi PTDI.

VIVAnews berkesempatan untuk wawancara langsung Direktur Utama PTDI, Budi Santoso, di kantornya, Bandung 8 April 2013. Ditemani oleh Direktur Niaga dan Restrukturisasi, Budiman Saleh, Budi Santoso memaparkan kinerja dan kondisi PTDI. Berikut petikannya:

Bisa Anda jelaskan bagaimana kondisi PTDI terkini ?

Secara bisnis, sebetulnya PTDI ini baru belajar lagi. Sewaktu masih bernama IPTN, kami didesain untuk mengembangkan berbagai macam yang ada kaitannya dengan pesawat.

Namun, secara nilai bisnis itu tidak masuk atau tidak ekonomis. IPTN tidak bisa seterusnya seperti ini, jadi apapun perusahaan itu pasti baliknya market oriented. IPTN waktu itu menguasai teknologi, sebagai bagian dari cara kami untuk menjual produk. Sedangkan, bagian lain seperti menguasai pasar, kami tidak pernah pelajari hal tersebut.

Sasaran IPTN waktu itu lebih banyak menjual produk ke pemerintah, baik dalam dan luar negeri. Sedangkan kami menyadari bahwa industri pesawat terbang itu adalah pasar penerbangan komersial. Untuk itu, kami mempelajari penumpang pesawat. Karena kami melihat di pasar pesawat penumpang itulah yang menghasilkan cash flow bagi perusahaan penerbangan.

Ini yang dulu kami tidak pernah belajar. Sebagian besar orang-orang di PTDI ini dahulu adalah engineer yang kebanyakan berpikir kalau teknologi bagus pasti jalan. Ternyata, hal itu tidak cukup. PTDI saat ini sedang dalam kondisi pemulihan setelah mengalami kesulitan keuangan pada beberapa tahun terakhir, dan puncaknya terjadi pada tahun 2011 lalu.

Bagaimana dengan kondisi keuangan PTDI saat ini?

Baru-baru ini PTDI secara korporat memenuhi syarat sebagai perusahaan. Mulai tahun lalu, saat tutup buku, ekuitas kami positif, operasional sudah untung lagi. Ini akan membuat kepercayaan dunia usaha, perbankan dan lain-lain lebih baik. Bagaimanapun juga modal kerja PTDI masih sangat tergantung dari perbankan.

PTDI pada 2012 lalu sudah berhasil meraup laba bersih, namun besarannya berapa masih diaudit. Target akhir bulan April ini baru diumumkan. Namun, kisaran laba sekitar Rp40 miliar. Akhir bulan baru dipastikan.

PTDI tahun lalu memperoleh kontrak apa saja?

Sepanjang 2012 lalu PTDI mendapatkan kontrak penjualan pesawat sayap tetap dan helikopter, yang meliputi 9 unit CN 295, 1 unit NC 212–200, 25 unit Bell 412 EP, 6 unit EC 725 dan 2 unit AS 365 N3.

Sedangkan penjualan yang meliputi customer support, aircraft services, komponen, dan jasa engineering dengan total nilai kontrak yang telah dibukukan sebesar Rp7,79 triliun. Berdasarkan nilai kontrak tersebut menghasilkan pendapatan PTDI sebesar Rp2,98 triliun (draft audit).

Bagaimana cara anda mengubah PTDI dari perusahaan merugi menjadi perusahaan yang kembali bangkit?

Pada saat 2007 kami masuk menjadi direksi, ternyata sepanjang 2003 hingga 2007 tidak pernah tutup buku. Sehingga kami harus mulai tutup buku 2003-2007.

Ketika masuk 2008 ada lagi data-data yang aneh, mulai dari pajak belum dibayar, data-data hutang 1990an dan lain-lain. Waktu itu juga mulai ramai demonstrasi juga dari internal perusahaan.

Kita bereskan semua di 2009. Kami minta audit oleh BPK, instansi pajak, semua lembaga. Selain itu, kami selesaikan seluruh utang ke pemerintah. Kami minta utang kepada pemerintah dikonversi menjadi modal. Duitnya sih tidak ada, hanya di atas kertas namun tidak menjadi beban keuangan PTDI.

Pada Desember 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan PP untuk selamatkan PTDI. Pada tahun itu juga kami mendapatkan kucuran dana PMN yang digunakan untuk membeli mesin-mesin dan retraining sumber daya manusia (SDM). Jadi, sejak 2012 PTDI seperti baru lahir kembali, ekuitas sudah positif, modal kerja walaupun tidak banyak tetapi ada dan bisa kami gunakan untuk meminjam kredit bank.

Kemudian yang penting lagi, PTDI mendapatkan pekerjaan yang banyak setelah PMN mengalir. Ini seperti efek bola salju, konsumen melihat PTDI mulai bangkit dan mereka langsung datang ke sini untuk mengajak kerjasama yang mungkin pada lima tahun lalu saat saya pertama kali menjadi direktur utama PTDI tidak terbayangkan.

Apa kesulitan PTDI saat ini?

PTDI dalam 2 tahun terakhir ini terus melakukan revitalisasi dan restrukturisasi, yang menyangkut peremajaan dan pembelian fasilitas permesinan, perekrutan dan resdiposisi sumber daya manusia, modernisasi sistem informasi teknologi (IT), proses perampingan bisnis, serta pengembangan produk pesawat terbang agar tetap kompetitif di pasar.

Karena baru bisa normal berbisnis maka kesulitan PTDI adalah membuat kontrak jangka panjang untuk pesawat terbang di Asia Pasifik agar PTDI survive sampai 10 tahun ke depan dan dalam waktu dekat akan banyak karyawan yang akan pensiun sedangkan perekrutan baru dilaksanakan pada tahun 2011.

Kalau kami lihat, SDM di PTDI itu sudah relatif sudah tua semua di tingkat engineer. Penerimaan pegawai PTDI itu pada periode 1982-1986, puncaknya 1984-1985. Itu sudah hampir 30 tahun, sudah mendekati usia pensiun semua. Sedangkan untuk mendidik engineer itu tidak cukup mengambil lulusan dari universitas, karena mereka tidak mempunyai pengalaman untuk membuat pesawat.

Di PTDI saat ini ada semacam lost generation, karena sekitar 45 persen pegawai saat ini mulai memasuki masa pensiun. Pada 2010 PTDI mulai merekrut pegawai baru secara bertahap. Sedangkan yang pensiun, kami pertahankan 1-2 orang sebagai pelatih engineer baru. Kami sampai 2014 akan tetap membuka penerimaan pegawai baru.

Kalau untuk operator mesin, kami training 3-6 bulan sudah bisa, anak-anak STM sudah ada pelajaran dasar. Sedangkan untuk engineer ini agak susah, mereka hanya mempunyai pengalaman dasar dan harus kami didik lagi. Untuk mendidik engineer, membutuhkan waktu 4-5 tahun lagi untuk cukup mereka bekerja di bidang penerbangan.

Untuk menyiapkan mereka, maka membutuhkan pekerjaan yang nyata. Jadi harus ada pekerjaan membangun pesawat. Target kami membuat pesawat N 219. Kalau dibilang pesawat sederhana ya memang bisa dibilang sangat-sangat sederhana. Kenapa tidak secanggih N-250? Ini adalah yang termurah buat kami, ada target market-nya dan bisa digunakan sebagai wahana pendidikan para engineer baru agar tahu bagaimana membuat pesawat terbang dalam satu siklus. Dari nol sampai terbang. Dari situ kami kembangkan ke produk-produk lain seperti CN-235.

CN-235 pun kami inovasi sendiri dengan gunakan wing-tips agar performance lebih baik. NC-212 kami harapkan seperti itu. Waktu kami kerjasama dengan CASA, bukan nama CASA yang kami cari, tapi Airbusnya, karena mereka bagian dari Airbus. Dengan nama Airbus ini, image orang akan berbeda melihat PTDI.

Kalau kita lihat di PTDI sekarang ini bukan saja orangnya yang sudah kedaluwarsa, tapi mesinnya juga sudah tua. Mesin yang tua ini membuat produktivitas menurun.

Mesin tua ini mengkonsumsi energi lebih mahal, jam kerja lebih banyak dan reability menurun. Contoh, kami diberikan tugas untuk selesaikan berbagai komponen dalam satu minggu, tapi karena sering ngadat, sudah tua bisa molor. Ditambah suku cadang mesin kami sudah tidak ada lagi, terutama mesin-mesin yang elektronik sudah banyak yang harus diganti karena sudah ketinggalan zaman.

----bersambung---
0
4.8K
24
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan