Tentu kita sepakat jika saat ini, Jepang sangat identik dengan industri komiknya. Bukan hanya di Indonesia dan Jepang sendiri, tapi komik jepang sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Komik Jepang yang lebih dikenal dengan istilah manga ini memang menyuguhkan gaya gambar serta cerita yang unik. Tingkat imajinasi komikus Jepang yang tanpa batas juga menjadi faktor pendukung pesatnya perkembangan manga.

Sebelum komik Jepang menjamur di seluruh dunia, sebenarnya Amerika sudah lebih dulu mengguncang dunia dengan genre komik superheronya. Bahkan dengan perkembangan ekonomi yang pesat, Amerika lebih banyak mengangkat cerita komiknya menjadi fillm layar lebar. Cerita serta karakter yang lebih realistis, serta identik dengan aksi penumpasan kriminalitas menjadi sisi yang sangat menonjol dari komik Amerika.

Di era 80an, komik Indonesia sempat mencapai masa kejayaannya. Bahkan sebelum manga Jepang membanjiri toko buku di Indonesia, karakter seperti Si Buta dari Goa Hantu, Wiro Sableng, Panji Tengkorak, dll menjadi idola di negeri ini. Bahkan Amerika sempat menyebut Indonesia akan menjadi saingan beratnya dalam dunia komik superhero dengan Gundala, Godam, Zantoro, dll. Lalu, apa yang terjadi sekarang...???

Karakter komik bergenre superhero lebih dulu meredup di dunia komik Indonesia. Karakter seperti Gundala dan kawan2 hanya mampu berkembang sampai di awal 90an. Hal itu disebabkan dengan berkembangnya karakter2 superhero Amerika yang lebih kreatif serta dibarengi dengan film2 layar lebar.
Setelah superhero meredup, genre lain yg lebih menitik beratkan pada cerita masa lalu dengan karakter para pendekar silat masih bisa bertahan. Belajar dari meredupnya para superhero, karakter pendekar mulai diangkat ke serial TV. Hal ini terbukti cukup ampuh untuk mempertahankan eksistensi karya anak bangsa.

Di akhir 90an, karakter komik Jepang masuk dengan cerita yang lebih ringan. Tokoh seperti Doraemon, NInja Hatori, P-Man, dll mulai muncul dalam bentuk anime. Sukses dengan anime, Jepang mulai memasukkan komik2nya dengan genre yg lebih variatif. Bukan hanya untuk anak2, orang dewasa pun mulai tertarik dengan cerita2 komik Jepang. Hal itu terus bertahan sampai sekarang.

Lalu di mana para pendekar silat kita tadi..??

Mereka akhirnya mengalami nasib yang sama dengan para superhero kita. Menyusutnya tingkat kreatifitas anak bangsa membuat lingkup para komikus lokal menyempit. Bahkan komikus muda Indonesia mulai mencondongkan gaya komiknya ke arah manga Jepang. Di satu sisi itu hal yang bagus karena para komikus muda bisa belajar tentang kreatifitas dari komikus2 jepang. Tapi di sisi lain, gaya komik Indonesia sendiri mulai dihilangkan.