- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pendapat pribadi tentang aksi Kopassus di Lapas Cebongan DIJ
TS
adthryeand
Pendapat pribadi tentang aksi Kopassus di Lapas Cebongan DIJ
Quote:
Kopassus, Komando Pasukan Khusus.
Mereka sama dilahirkan seperti kita yang membaca tulisan ini. Hanya manusia biasa yang kemudian mendapat garis takdir untuk berada di pertempuran demi negaranya. Siapa sih Anda yang dari kecil berniat pertaruhkan nyawa buat Negara? Ada? Mereka juga tidak. Tapi itu jalan mereka.
Mereka pasukan elite Negara ini, yang kemampuannya diakui di dunia internasional. Rentetan prestasi mengiringi jalannya. Rangkaian kisah kelam juga ikut dihadapi. Setiap organisasi pasti pernah mengalami masa dimana mereka terlihat buruk di mata orang lain, kemudian membayarnya dengan seribu kebaikan untuk memperbaiki citranya.
Jika Anda mengenal orang-orang ini secara pribadi, pernah bertatap muka dan mengobrol dengannya, Anda mungkin akan takjub, atau bangga setidaknya, atau senang, nyaman. Karena aura mereka sangat berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.
Sebagai orang yang pernah dilatih oleh mereka, saya kenal dengan dua orang anggota Kopassus yang membuat saya sangat mengidolakan mereka.
Kedua orang ini berbeda latar belakang dan asal daerahnya, tapi memiliki sikap dan pembawaan yang hampir serupa. Hampir terstandar. Kemudian muncul kesimpulan dalam benak saya, mereka itu punya paduan sikap yang ideal dan sangat mengagumkan.
Coba Anda bayangkan jika sikap tenang, bijak, hati-hati, sigap, responsif, bertanggung-jawab, rela berkorban, konsekuen, saling menghargai dan menghormati, juga sabar dan mengayomi. Semua itu terpadu dalam semua tindakan mereka. Agak sedikit berbeda dengan militer kebanyakan yang saya kenal.
Kami yang dilatih mereka juga diajarkan sedikit dari jiwa yang ada di organisasi mereka. Yaitu jiwa korsa. Menurut saya, ini lah sifat terbaik yang bisa dimiliki oleh manusia. Entah darimana datangnya jenis sifat seperti ini. Korsa mengajarkan bahwa kita tidak sendiri. Kita akan rela berkorban untuk saudara dan orang sekitar. Kita akan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Kita tidak akan egois dan mau menang sendiri. Kita juga tidak tinggal diam jika ada kerabat yang sedang kesusahan. Semua keluarga dan kerabat dari saudara kita adalah keluarga kita juga. Semua yang dilakukan saudara kita adalah tanggung jawab kita juga. Keluarga. Benar-benar keluarga. Bahkan yang mungkin saudara kandung Anda sendiri tak pernah melakukannya untuk Anda.
Korsa ini menjadikan persaudaraan lebih solid. Tidak mudah goyah. Kecuali untuk orang-orang yang egois, yang mementingkan diri sendiri, mungkin berpendapat lain.
Misal, teman kantor Anda ada yang terlambat masuk ke kantor. Kemudian dia ditegur dimarahi oleh atasan Anda. Apa Anda akan berada di sampingnya dan membelanya? Orang yang mementingkan diri sendiri akan diam dan bahkan ikut mencelanya. Tapi orang-orang berjiwa korsa akan ada di sampingnya dan mengatakan “Ini salah saya yang tidak mengingatkannya”.
Sekarang kita beranjak ke kasus penyerangan Lapas Cebongan beberapa waktu yang lalu.
Yang katanya 9 anggota Kopassus menyerang Lapas Cebongan dan dihalangi oleh 2 teman yang mencegahnya. Korban adalah 4 orang preman yang telah membunuh dengan sadis Serka Heru Santoso, salah satu anggota mereka. Jelas saja lah mereka habisi. Pembunuhan sadis anggota mereka dibiarkan saja? Itu namanya menginjak-injak kehormatan.
Ingat, mereka itu rela mati demi saudaranya. Mereka akan lakukan apapun demi saudaranya.
Tak mungkin lama mengungkap kasus ini karena mereka itu orang jujur dan bertanggung jawab.
Kalau ada pertanyaan, “pantaskah mereka disebut ksatria?”. Jawabannya jelas, pantas. Ksatria tidak melihat orang itu baik atau tidak. Ksatria itu melihat pada apa yang seseorang perjuangkan. Ksatria itu rela berkorban. Ksatria itu bertanggungjawab. Ksatria itu mengakui kesalahan. Dan yang paling penting namun tak sempat mereka pikirkan, Ksatria itu yang menentramkan orang banyak dan mendapat dukungan yang berupa dukungan rakyat.
Coba Anda pikir, pejabat-pejabat yang menempati posisi mulia di kursinya sana, di kantor dan gedung-gedung nya yang megah. Pernahkah mendapat dukungan rakyat kecil seperti ini? Mereka malah dihujat dan dibenci karena kehidupan mewahnya sama sekali tidak peduli dengan rakyat di sekitarnya.
Anda pikir lagi, instansi yang mengurusi masalah ini dan menyalahkan tindakan ini. Mereka punya andil apa dalam membela rakyat?
Kalau mungkin hidupnya belum tersentuh preman. Atau mungkin hidupnya diuntungkan dengan adanya preman-preman ini. Tapi jika kita tanyakan pada masyarakat kecil yang sehari-harinya terintimidasi sikap beringas preman, mereka sangat bahagia.
Setelah tragedy pembunuhan Serka Heru, pada saat itu ada dua kemungkinan.
Pertama, jika tidak ditindak, maka preman di jogja akan semakin berani berkuasa dan melakukan kejahatan disana. Apalagi yang mengaku pernah menghabisi aparat akan dapat bayaran lebih karena legitimasinya.
Kedua, jika segera ditindak, makan preman di jogja akan berpikir dua tiga seribu kali untuk melakukan kejahatan lagi. Karena jika mereka masih macam-macam, temannya sudah menjadi contoh tentang apa yang akan terjadi. Dihabisi walalupun sudah diamankan di penjara. Kalau mereka berpikir “ah, paling masuk penjara. Keluar masuk penjara tak apalah”. Mereka salah. Bagaimana jika “masuk penjara dan dihabisi”?
Kalau ada pertanyaan seputar “keanehan di balik penyerangan cebongan”. Kenapa begini, kenapa begitu. Kok bisa begini, kok bisa begitu. Apakah spontan, apakah terencana. Anda berarti belum tau apa-apa tentang mereka.
Mereka itu pasukan elite. Yang kalian anggap sulit di kehidupan Anda, mungkin masih mungkin di kehidupan mereka. Bahkan secara reflek pun mereka bisa lakukan hal yang Anda pikir terlalu rapi untuk orang yang spontan. Itu sudah masuk ke naluri mereka. Naluri prajurit siaga, sigap, dan responsive seperti yang saya banggakan mereka dalam hati.
Maju terus kopassus bela negeri mu.
Mereka sama dilahirkan seperti kita yang membaca tulisan ini. Hanya manusia biasa yang kemudian mendapat garis takdir untuk berada di pertempuran demi negaranya. Siapa sih Anda yang dari kecil berniat pertaruhkan nyawa buat Negara? Ada? Mereka juga tidak. Tapi itu jalan mereka.
Mereka pasukan elite Negara ini, yang kemampuannya diakui di dunia internasional. Rentetan prestasi mengiringi jalannya. Rangkaian kisah kelam juga ikut dihadapi. Setiap organisasi pasti pernah mengalami masa dimana mereka terlihat buruk di mata orang lain, kemudian membayarnya dengan seribu kebaikan untuk memperbaiki citranya.
Jika Anda mengenal orang-orang ini secara pribadi, pernah bertatap muka dan mengobrol dengannya, Anda mungkin akan takjub, atau bangga setidaknya, atau senang, nyaman. Karena aura mereka sangat berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.
Sebagai orang yang pernah dilatih oleh mereka, saya kenal dengan dua orang anggota Kopassus yang membuat saya sangat mengidolakan mereka.
Kedua orang ini berbeda latar belakang dan asal daerahnya, tapi memiliki sikap dan pembawaan yang hampir serupa. Hampir terstandar. Kemudian muncul kesimpulan dalam benak saya, mereka itu punya paduan sikap yang ideal dan sangat mengagumkan.
Coba Anda bayangkan jika sikap tenang, bijak, hati-hati, sigap, responsif, bertanggung-jawab, rela berkorban, konsekuen, saling menghargai dan menghormati, juga sabar dan mengayomi. Semua itu terpadu dalam semua tindakan mereka. Agak sedikit berbeda dengan militer kebanyakan yang saya kenal.
Kami yang dilatih mereka juga diajarkan sedikit dari jiwa yang ada di organisasi mereka. Yaitu jiwa korsa. Menurut saya, ini lah sifat terbaik yang bisa dimiliki oleh manusia. Entah darimana datangnya jenis sifat seperti ini. Korsa mengajarkan bahwa kita tidak sendiri. Kita akan rela berkorban untuk saudara dan orang sekitar. Kita akan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Kita tidak akan egois dan mau menang sendiri. Kita juga tidak tinggal diam jika ada kerabat yang sedang kesusahan. Semua keluarga dan kerabat dari saudara kita adalah keluarga kita juga. Semua yang dilakukan saudara kita adalah tanggung jawab kita juga. Keluarga. Benar-benar keluarga. Bahkan yang mungkin saudara kandung Anda sendiri tak pernah melakukannya untuk Anda.
Korsa ini menjadikan persaudaraan lebih solid. Tidak mudah goyah. Kecuali untuk orang-orang yang egois, yang mementingkan diri sendiri, mungkin berpendapat lain.
Misal, teman kantor Anda ada yang terlambat masuk ke kantor. Kemudian dia ditegur dimarahi oleh atasan Anda. Apa Anda akan berada di sampingnya dan membelanya? Orang yang mementingkan diri sendiri akan diam dan bahkan ikut mencelanya. Tapi orang-orang berjiwa korsa akan ada di sampingnya dan mengatakan “Ini salah saya yang tidak mengingatkannya”.
Sekarang kita beranjak ke kasus penyerangan Lapas Cebongan beberapa waktu yang lalu.
Yang katanya 9 anggota Kopassus menyerang Lapas Cebongan dan dihalangi oleh 2 teman yang mencegahnya. Korban adalah 4 orang preman yang telah membunuh dengan sadis Serka Heru Santoso, salah satu anggota mereka. Jelas saja lah mereka habisi. Pembunuhan sadis anggota mereka dibiarkan saja? Itu namanya menginjak-injak kehormatan.
Ingat, mereka itu rela mati demi saudaranya. Mereka akan lakukan apapun demi saudaranya.
Tak mungkin lama mengungkap kasus ini karena mereka itu orang jujur dan bertanggung jawab.
Kalau ada pertanyaan, “pantaskah mereka disebut ksatria?”. Jawabannya jelas, pantas. Ksatria tidak melihat orang itu baik atau tidak. Ksatria itu melihat pada apa yang seseorang perjuangkan. Ksatria itu rela berkorban. Ksatria itu bertanggungjawab. Ksatria itu mengakui kesalahan. Dan yang paling penting namun tak sempat mereka pikirkan, Ksatria itu yang menentramkan orang banyak dan mendapat dukungan yang berupa dukungan rakyat.
Coba Anda pikir, pejabat-pejabat yang menempati posisi mulia di kursinya sana, di kantor dan gedung-gedung nya yang megah. Pernahkah mendapat dukungan rakyat kecil seperti ini? Mereka malah dihujat dan dibenci karena kehidupan mewahnya sama sekali tidak peduli dengan rakyat di sekitarnya.
Anda pikir lagi, instansi yang mengurusi masalah ini dan menyalahkan tindakan ini. Mereka punya andil apa dalam membela rakyat?
Kalau mungkin hidupnya belum tersentuh preman. Atau mungkin hidupnya diuntungkan dengan adanya preman-preman ini. Tapi jika kita tanyakan pada masyarakat kecil yang sehari-harinya terintimidasi sikap beringas preman, mereka sangat bahagia.
Setelah tragedy pembunuhan Serka Heru, pada saat itu ada dua kemungkinan.
Pertama, jika tidak ditindak, maka preman di jogja akan semakin berani berkuasa dan melakukan kejahatan disana. Apalagi yang mengaku pernah menghabisi aparat akan dapat bayaran lebih karena legitimasinya.
Kedua, jika segera ditindak, makan preman di jogja akan berpikir dua tiga seribu kali untuk melakukan kejahatan lagi. Karena jika mereka masih macam-macam, temannya sudah menjadi contoh tentang apa yang akan terjadi. Dihabisi walalupun sudah diamankan di penjara. Kalau mereka berpikir “ah, paling masuk penjara. Keluar masuk penjara tak apalah”. Mereka salah. Bagaimana jika “masuk penjara dan dihabisi”?
Kalau ada pertanyaan seputar “keanehan di balik penyerangan cebongan”. Kenapa begini, kenapa begitu. Kok bisa begini, kok bisa begitu. Apakah spontan, apakah terencana. Anda berarti belum tau apa-apa tentang mereka.
Mereka itu pasukan elite. Yang kalian anggap sulit di kehidupan Anda, mungkin masih mungkin di kehidupan mereka. Bahkan secara reflek pun mereka bisa lakukan hal yang Anda pikir terlalu rapi untuk orang yang spontan. Itu sudah masuk ke naluri mereka. Naluri prajurit siaga, sigap, dan responsive seperti yang saya banggakan mereka dalam hati.
Maju terus kopassus bela negeri mu.
0
6.3K
Kutip
66
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan