- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Harta Karun Bernilai Rp413 Miliar di Laut Indonesia


TS
nnddiirrwwnn
Harta Karun Bernilai Rp413 Miliar di Laut Indonesia
Quote:
Original Posted By (Harta Karun Bernilai Rp413 Miliar di Laut Indonesia)-Saat ini ada 463 titik peninggalan harta
karun di Tanah Air. Tapi baru dilakukan sepuluh
pengangkatan. Porselen berwujud mangkuk, piring, dan
cangkir yang diperkirakan berasal dari zaman Dinasti
Ming di China ditemukan di laut Indonesia, di rute
menuju Jakarta, pada tahun 2008. Tidak disebutkan
lokasi spesifik penemuan ini, hanya disebutkan berjarak
150 kilometer dari pantai Ibu Kota di kedalaman 60
meter. Pada operasi pengangkatan di tahun 2010,
ditemukan 38.000 porselen dan hingga sekarang
tercatat ada 700.000 item yang ditemukan.
Rencananya harta karun bernilai Rp413 miliar akan
diangkat oleh perusahaan Portugal yang berbasis
arkeologi bawah laut, Arqueonautas Worldwide SA
(QOW). Melalui CEO-nya Nikolaus Graf Sandizell, QOW
dikatakan akan mengambil harta ini tahun depan.
Lamanya waktu pengangkatan karena izin yang sengaja
ditunda oleh Pemerintah Indonesia.
karun di Tanah Air. Tapi baru dilakukan sepuluh
pengangkatan. Porselen berwujud mangkuk, piring, dan
cangkir yang diperkirakan berasal dari zaman Dinasti
Ming di China ditemukan di laut Indonesia, di rute
menuju Jakarta, pada tahun 2008. Tidak disebutkan
lokasi spesifik penemuan ini, hanya disebutkan berjarak
150 kilometer dari pantai Ibu Kota di kedalaman 60
meter. Pada operasi pengangkatan di tahun 2010,
ditemukan 38.000 porselen dan hingga sekarang
tercatat ada 700.000 item yang ditemukan.
Rencananya harta karun bernilai Rp413 miliar akan
diangkat oleh perusahaan Portugal yang berbasis
arkeologi bawah laut, Arqueonautas Worldwide SA
(QOW). Melalui CEO-nya Nikolaus Graf Sandizell, QOW
dikatakan akan mengambil harta ini tahun depan.
Lamanya waktu pengangkatan karena izin yang sengaja
ditunda oleh Pemerintah Indonesia.


Spoiler for ilustrasi:

Quote:
Original Posted By ()Pengangkatan ini, dikatakan Sandizell, harus segera
dilakukan untuk mencegah kehilangan. Berbagai faktor
bisa memicunya, mulai dari jaring nelayan, eksplorasi
minyak, pipa bawah laut, hingga tangan usil para
penjarah. "Kami ingin menarik perhatian atas cepatnya
harta karun ini menghilang. Dalam waktu sepuluh tahun,
ini semua akan terlambat," ujar Sandizell seperti dilansir
Bloomberg, Selasa (29/5).
Biaya pengangkatan harta karun yang disebut cagar
budaya oleh Pemerintah Indonesia ini memakan biaya
yang tidak sedikit, sekitar Rp60,5 miliar. Ini belum
ditambah biaya platform buatan di atas laut untuk
penempatan sementara hasil yang baru diangkut.
Namun, menurut Sekretariat Panitia Nasional
Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal
Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), pengangkatan ini
belum mendapat izin. Karena BMKT masih menunggu
Peraturan Pemerintah turunan dari UU No 11 2010
tentang cagar budaya,
"Izin saat ini tidak keluarkan lagi, semuanya masih
moratorium," kata Adria Yuki, salah satu anggota di Seksi
BMKT saat berbincang dengan National Geographic
Indonesia, Rabu (30/5).
Pihak BMKT juga sudah mengenal Sandizell karena
sempat melakukan presentasi untuk penelitian dan
konservasi harta karun yang ditemukan di Indonesia
pada April 2012. Jika memang ada sebagian dari harta
ini yang dijual, maka hasilnya akan dibagi dua antara
Pemerintah Indonesia dengan perusahaan yang
mengambilnya. Hanya saja belum ada pembagian
persentase barang yang belum dijual.
"Hasil pengangkatan ini tidak boleh dibawa ke luar
negeri, hanya boleh dijual di Indonesia. Sebagian dana
ini nantinya juga akan untuk penyelamatan cagar
budaya Indonesia," kata Yuki lagi.
Namun, belum adanya rambu-rambu perizinan bukan
artinya cagar budaya Indonesia berupa harta karun ini
aman dari penjarahan. Di tahun 1986, Michael Hatcher
asal Australia dituding mengambil bernilai triliunan
rupiah dari laut Indonesia. Hal ini berlanjut hingga tahun
1999 dan 2010 di mana ia dilaporkan mengambil harta
karun di Subang, Jawa Barat.
Besarnya cakupan laut Indonesia, ditambah minimnya
pengawasan jadi salah satu faktor kemudahan
pencurian ini. Menurut data dari BMKT dan LIPI, saat ini
ada 463 titik peninggalan harta karun di Tanah Air tapi
baru dilakukan sepuluh pengangkatan. Data UNESCO
menyebut, ada tiga juta kapal yang bangkainya
teronggok di dasar lautan. 50.000 di antaranya
mengandung harta bernilai yang berusia ribuan tahun.
dilakukan untuk mencegah kehilangan. Berbagai faktor
bisa memicunya, mulai dari jaring nelayan, eksplorasi
minyak, pipa bawah laut, hingga tangan usil para
penjarah. "Kami ingin menarik perhatian atas cepatnya
harta karun ini menghilang. Dalam waktu sepuluh tahun,
ini semua akan terlambat," ujar Sandizell seperti dilansir
Bloomberg, Selasa (29/5).
Biaya pengangkatan harta karun yang disebut cagar
budaya oleh Pemerintah Indonesia ini memakan biaya
yang tidak sedikit, sekitar Rp60,5 miliar. Ini belum
ditambah biaya platform buatan di atas laut untuk
penempatan sementara hasil yang baru diangkut.
Namun, menurut Sekretariat Panitia Nasional
Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal
Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), pengangkatan ini
belum mendapat izin. Karena BMKT masih menunggu
Peraturan Pemerintah turunan dari UU No 11 2010
tentang cagar budaya,
"Izin saat ini tidak keluarkan lagi, semuanya masih
moratorium," kata Adria Yuki, salah satu anggota di Seksi
BMKT saat berbincang dengan National Geographic
Indonesia, Rabu (30/5).
Pihak BMKT juga sudah mengenal Sandizell karena
sempat melakukan presentasi untuk penelitian dan
konservasi harta karun yang ditemukan di Indonesia
pada April 2012. Jika memang ada sebagian dari harta
ini yang dijual, maka hasilnya akan dibagi dua antara
Pemerintah Indonesia dengan perusahaan yang
mengambilnya. Hanya saja belum ada pembagian
persentase barang yang belum dijual.
"Hasil pengangkatan ini tidak boleh dibawa ke luar
negeri, hanya boleh dijual di Indonesia. Sebagian dana
ini nantinya juga akan untuk penyelamatan cagar
budaya Indonesia," kata Yuki lagi.
Namun, belum adanya rambu-rambu perizinan bukan
artinya cagar budaya Indonesia berupa harta karun ini
aman dari penjarahan. Di tahun 1986, Michael Hatcher
asal Australia dituding mengambil bernilai triliunan
rupiah dari laut Indonesia. Hal ini berlanjut hingga tahun
1999 dan 2010 di mana ia dilaporkan mengambil harta
karun di Subang, Jawa Barat.
Besarnya cakupan laut Indonesia, ditambah minimnya
pengawasan jadi salah satu faktor kemudahan
pencurian ini. Menurut data dari BMKT dan LIPI, saat ini
ada 463 titik peninggalan harta karun di Tanah Air tapi
baru dilakukan sepuluh pengangkatan. Data UNESCO
menyebut, ada tiga juta kapal yang bangkainya
teronggok di dasar lautan. 50.000 di antaranya
mengandung harta bernilai yang berusia ribuan tahun.



Hopefully for us the more proud of indonesia

semoga menambah wawasan kita semua..
amin...
kalau bermamfaat sudilah kiranya kasih yg ijo ijo nya gan..


0
2.8K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan