Jakarta - Dalam dunia bisnis, kita sering dengar kata "branding". Branding adalah konsep yang ternyata paling banyak salah dimengerti dalam dunia pemasaran.
Branding bukanlah periklanan dan bukan pula pemasaran atau humas. Branding adalah cara membentuk konsumen potensial agar memandang Anda sebagai satu satunya pemecahan masalah mereka.
Begitu Anda dipandang sebagai satu satunya, tidak ada tempat lain untuk berbelanja. Sedangkan Merek adalah "kepribadian sejati perusahaan." Merek adalah apa yang dipikirkan dan dikatakan konsumen.
Selain itu merek adalah sebuah janji dan branding merupakan tindakan mewujudkan janji yang dibuat perusahaan kepada dunia.
Berikut di bawah ini adalah daftar 10 branding alias merek lokal Indonesia yang berhasil dihimpun detikFinance dari berbagai sumber, Selasa (9/4/2013). Merek-merek ini behasil melakukan branding sehingga menjadi besar melebihi ukuran perusahaannya sendiri bahkan mendunia.
1. Hatten Bali Wines
Spoiler for "1":
Wine yang beredar di Indonesia masih didominasi produk Impor, tetapi ada Wine Lokal yang mutunya tak kalah dengan impor yaitu Hatten Bali Wines. Wine ini mulai diproduksi oleh anak negeri asal Bali bernama I B Rai Budarsa tahun 1994.
Gus Rai, panggilan akrabnya, sungguh tak asing dengan ilmu membuat minuman dari anggur, lantaran keluarganya sudah membuat brem dan arak Bali sejak tahun 1960-an, plus latar belakang pendidikannya di jurusan food processing, dan ia memang pecinta wine.
Anggur-anggur didatangkan dari vineyard alias ladang anggur pribadi seluas 14,5 hektar yang berlokasi di Singaraja, Bali. Tidak hanya vineyard, Hatten juga mempunyai winery untuk memproduksi lebih dari 8 jenis wine, dan itu membuat Hatten Wines menjadi winery pertama di tanah air yang bisa dikatakan 100% Indonesia.
Hatten Wine Rose hingga kini menjadi produk andalan dari Hatten Wine, dan sempat memenangkan penghargaan di London pada tahun 2003. Ekspor Hatten Wines kini sudah mencapai negara-negara Eropa seperti Belgia, Inggris dan Belanda, serta Singapura hingga Maladewa.
2. Partner in Crimes
Spoiler for "2":
Fahrani memang sudah malang melintang di dunia modeling Internasional. Namun cewek bernama lengkap Fahrani Pawaka Empel ini ternyata punya insting bisnis yang baik. Yaitu merek sepatu buatannya, Partner In Crime. bisnis sepatu wanitanya berlabel Partner in Crimes, mendapat sambutan positif dari publik, baik lokal maupun international.
Karakter yang rebellious dengan detail stud yang sangat digemari wanita urban mendominasi desainnya, yang tak hanya kondang di Bali. Disalurkan lewat butik multibrand di Jakarta, merek ini sudah berekspansi ke Ibiza, spanyol. Rencananya kedepan giliran Australia yang bakalan ‘ditodong’. Merek ini siap menjajah benua Kangguru.
3. Es Teler 77
Spoiler for "3":
Es Teler 77 bermula ketika Murniati Widjaja memenangkan juara kompetisi memasak dengan membuat minuman tradisional Indonesia itu. Saat itu pada 1982, Murniati dengan dukungan suaminya membuka restoran khusus es teler yang diberinya nama Es Teler 77.
Dua angka di belakang bukan tanpa makna. Bagi keluarga Widjaja, 77 merupakan nomor keberuntungan. Modal Rp 1 juta dipakainya untuk mendirikan tenda kecil di emperan pusat perbelanjaan Duta Merlin, Harmoni, Jakarta Pusat. Terkadang, dagangannya terpaksa tutup ketika hujan mendera dan genangan mulai meninggi.
Pada 1987, franchise pertama dibuka di Solo Jawa Tengah. Namun saat ini, Es Teler 77 telah mencapai 180 cabang dan mempekerjakan dua ribu orang, hampir di seluruh provinsi ada.
Tak hanya di dalam negeri, Es Teler 77 telah go international ke Singapura dan Australia, masing-masing tiga outlet. “Kami sedang bersiap merambah Beijing dan Jeddah dengan mengikuti pameran di sana pada Mei ini,” kata Anton yang merupakan generasi kedua dari bisnis ini.
4. Klenger Burger
Spoiler for "4":
Pada awalnya adalah Velly Kristanti dan suaminya, Gatut Cahyadi, ingin mencoba sebuah usaha sendiri, mereka pun nekat keluar dari pekerjaan dan memulai bisnis sendiri tahun 2004, dari bisnis advertising syariah, bisnis IT, ternyata semua berujung gagal.
Kebetulan pada awalnya mereka punya usaha Pondok Sayur Asem di daerah Pekayon, Bekasi, yang sempat tidak mereka pedulikan. Berawal dari situ, ide membuat makanan untuk anak muda yang cepat, halal, dan nikmat pun terbersit dan burger dipilih sebagai pilot project-nya.
Segala macam buku tentang burger dipelajari hingga akhirnya Velly membuat sendiri burger yang Indonesia banget. Terbuat dari roti yang lembut dan daging berurat serta saus spesial, burger bikinan Velly ternyata digemari dan semakin laris dipesan.
Intinya, bikin orang jadi ‘klenger’!. Begitulah nama ‘klenger’ akhirnya dikenal masyarakat, khususnya anak muda yang menjadi target market Klenger Burger.
5. J.CO Donuts & Coffee
Spoiler for "5":
Johnny Andrean yang sebelumnya terkenal sebagai pengusaha salon yang sukses. Tak kurang dari 168 jaringan salon dan 41 sekolah salon dimilikinya, namun insting sang penata rambut kemudian membawanya terjun ke bisnis makanan.
Sejak tahun 2003 ia aktif mengembangkan J.CO. J.CO adalah produk dalam negeri dengan menggunakan konsep dari luar negeri dan disempurnakan dengan modernisasi dan kualitas terbaik. J.CO ditujukan untuk menyerbu pasar asing.