- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menipu dengan Modus Kecelakaan, Hati-hati!!


TS
altheon
Menipu dengan Modus Kecelakaan, Hati-hati!!
Assalammu'alaikum!
Semoga agan semua sehat selalu ya. Belakangan ini, makin marak penipuan dengan modus kecelakaan. perlu diwaspadai sekali bagi agan-agan sekalian yah. Berikut ada artikel yg bisa dikatakan mewakili apa yang ingin ane sampaikan ke agan semuanya. So, read it till the end ya, jangan setengah2
Maaf sekiranya ini repost ya, ane pengen ngiketin ke semua agan supaya lebih hati2. monggo dibaca ya
ini juga terjadi ditempat kerja ane gan, waktu lagi KBM, tiba-tiba ada orang tua murid yang datang dengan penuh kecemasan mencari anaknya yang katanya di rumah sakit. Begitu tau sang anak ternyata sehat2 saja, si bapak menangis bersyukur anaknya tidak apa-apa. Pas cerita ke Guru dan TU, ternyata si bapak tersebut sudah mentransfer uang 10jt ke orang yg ia suruh untuk mentransfer. karena panik, alhasil bapak tersebut tanpa pikir panjang langsung mentransfer uangnya. Sayangnya, bapak tersebut baru tersadar ketika uang tersebut sudah ditansfer, ia baru sadar kenapa tidak mengecek dulu ke sekolah. Dan benar saja, ternyata itu adalah penipuan. dan terjadi beberapa kali tapi hanya satu yg kena.
Semoga agan semua sehat selalu ya. Belakangan ini, makin marak penipuan dengan modus kecelakaan. perlu diwaspadai sekali bagi agan-agan sekalian yah. Berikut ada artikel yg bisa dikatakan mewakili apa yang ingin ane sampaikan ke agan semuanya. So, read it till the end ya, jangan setengah2

Maaf sekiranya ini repost ya, ane pengen ngiketin ke semua agan supaya lebih hati2. monggo dibaca ya
Spoiler for modus penipuan:
Quote:
Beberapa hari yang lalu pembantu di rumah (kami semua sudah ke kantor dan anak-anak masuk sekolah) menerima telepon dari orang tidak dikenal yang mengaku guru anak saya bernama Agus. Orang bernama Agus itu mengabarkan anak saya jatuh dari tangga di sekolah dan pingsan dan sekarang dia dibawa ke rumah sakit. Agus meninggalkan nomor telepon untuk segera dihubungi.
Tentu saja pembantu di rumah panik, mana hanya dia sendiri di rumah. Namun pembantu saya masih bisa berpikir normal lalu menelpon istri saya di kantor. Istri saya mengabarkan bahwa itu penipuan, sebab tidak ada guru anak kami bernama Agus (itulah pentingnya mengetahui nama-nama guru di sekolah anak kita). Untuk lebih menyakinkan lagi, istri saya menelpon gurunya di sekolah, ternyata anak kami sehat-sehat saja tuh.
Ini kejadian kedua orang tidak dikenal menelpon ke rumah kami. Tahun yang lalu juga ada kejadian yang mirip, kali ini “menimpa” anak saya yang nomor dua. Jam sembilan pagi si penelpon mengabarkan bahwa anak saya yang sedang naik sepeda ditabrak oleh mobil dan sekarang sedang berada di rumah sakit. Dia mengaku sebagai orang yang membawa anak saya itu ke rumah sakit, kemudian meninggalkan nomor telepon untuk dihubungi kembali. Kebetulan waktu itu istri saya sedang berada di rumah karena sedang sakit, jadi pembantu yang menerima telpon langsung memanggil istri saya. Jelas sekali ini penipuan, sebab anak saya tidak mungkin main sepeda pada jam belajar sekolah. Sekolahnya sangat ketat sebab tidak membolehkan murid keluar areal sekolah selama jam sekolah. Jadi, mana mungkin dia berkeliaran di jalan raya pada jam segitu?
Modus penipuan model begini sudah sering terjadi dan korbannya sudah banyak. Modusnya mengabarkan anak atau anggota keluarga kita kecelakaan, lalu kita disuruh menghubungi nomor yang dia berikan. Kalau kita panik maka masuklah kita dalam perangkap si penipu. Orang yang kita hubungi itu ujung-ujungnya mengaku dokter dan mengatakan bahwa anak kita akan dioperasi, tetapi rumah sakit membutuhkan biaya operasi (untuk membeli obat, alat, dan sebagainya) yang harus ditransfer saat itu juga. Dokter gadungan itu menebar “ancaman” bahwa jika operasi telat dilakukan maka nyawa anak kita tidak bisa diselamatkan. Siapapun orangtua pasti tambah panik dan langsung ke ATM untuk mentransfer uang ke rekening dokter palsu.
Berdasarkan cerita yang saya dengar dari korban maupun dari cerita orang-orang, modus penipuan yang saya ceritakan di atas tergolong mudah dipatahkan karena “korban” dan keluarga masih dalam satu kota/lokasi. Bagaimana jika korban terpisah dalam jarak yang jauh? Modus yang pernah saya dengar adalah sebagai berikut:
Targetnya adalah anak atau anggota keluarga yang tinggal di kota lain (mungkin karena kuliah atau bekerja di kota yang jauh). Penipu itu terorganisir melalui jaringan dan sudah mengenal nomor telpon kerabat si target (keluarganya atau teman-temannya). Mula-mula si target ditelpon oleh seseorang yang mengaku polisi. Polisi itu meminta si target mematikan HP-nya dengan alasan sedang melacak sinyal telepon pelaku kejahatan (teroris, penebar narkoba, dsb). Selain si target, polisi gadungan itu juga menghubungi kerabat korban yang tinggal sekota (seperti teman kos, teman kuliah, teman kerja) dan meminta mematikan HP mereka selama satu jam dengan alasan yang sama.
Setelah HP si target dan kerabatnya mati, penipu yang mengaku dokter bernama X menelpon orangtua korban dan mengabarkan si target ditabrak mobil dan sekarang berada di rumah sakit. Dokter gadungan mengatakan si target akan dioperasi tetapi terkendala peralatan medis yang harus diimpor dari Singapura. Dokter gadungan meminta si orangtua mentransfer uang segera supaya alat medis dapat dipesan dan diterbangkan langsung dari Singapura secepatnya agar operasi dapat dilakukan.
Orangtua yang masuk perangkap penipu tentu jalan pikirannya tidak jernih lagi sebab dilanda kepanikan. Ketika HP si anak dihubungi, mati, begitu pula ketika teman-teman si anak dihubungi untuk menanyakan kepastian kecelakaan itu ternyata HP mereka juga mati, tambah paniklah si orangtua. Kondisi makin mencekam setelah dokter gadungan menelpon beberapa kali dengan mengabarkan kondisi si anak yang makin kritis. Jika orangtua masuk dalam perangkap penipu, maka puluhan juta uang melayang via ATM ke rekening penipu.
Seharusnya orangtua menenangkan diri terlebih dahulu lalu mencoba berpikir nomal bahwa rumah sakit manapun tidak punya prosedur menghubungi keluarga untuk meminta biaya operasi. Biaya operasi ditanggung rumah sakit, baru setelah pasien keluar dari rumah sakit biaya operasi dibebankan kepada keluarga korban. Tetapi, penipu memanfaatkan keawaman orang Indonesia yang tidak paham prosedur di rumah sakit. Lebih bagus lagi kalau orangtua memiliki nomor kontak rumah sakit yang dituju, lalu menanyakan apakah betul ada dokter bernama X. Kalau memang ada, tanyakan lagi apakah ada korban kecelakaan bernama anak kita, dan sebagainya. Intinya adalah cek dan ricek itu penting.
Tentu saja pembantu di rumah panik, mana hanya dia sendiri di rumah. Namun pembantu saya masih bisa berpikir normal lalu menelpon istri saya di kantor. Istri saya mengabarkan bahwa itu penipuan, sebab tidak ada guru anak kami bernama Agus (itulah pentingnya mengetahui nama-nama guru di sekolah anak kita). Untuk lebih menyakinkan lagi, istri saya menelpon gurunya di sekolah, ternyata anak kami sehat-sehat saja tuh.
Ini kejadian kedua orang tidak dikenal menelpon ke rumah kami. Tahun yang lalu juga ada kejadian yang mirip, kali ini “menimpa” anak saya yang nomor dua. Jam sembilan pagi si penelpon mengabarkan bahwa anak saya yang sedang naik sepeda ditabrak oleh mobil dan sekarang sedang berada di rumah sakit. Dia mengaku sebagai orang yang membawa anak saya itu ke rumah sakit, kemudian meninggalkan nomor telepon untuk dihubungi kembali. Kebetulan waktu itu istri saya sedang berada di rumah karena sedang sakit, jadi pembantu yang menerima telpon langsung memanggil istri saya. Jelas sekali ini penipuan, sebab anak saya tidak mungkin main sepeda pada jam belajar sekolah. Sekolahnya sangat ketat sebab tidak membolehkan murid keluar areal sekolah selama jam sekolah. Jadi, mana mungkin dia berkeliaran di jalan raya pada jam segitu?
Modus penipuan model begini sudah sering terjadi dan korbannya sudah banyak. Modusnya mengabarkan anak atau anggota keluarga kita kecelakaan, lalu kita disuruh menghubungi nomor yang dia berikan. Kalau kita panik maka masuklah kita dalam perangkap si penipu. Orang yang kita hubungi itu ujung-ujungnya mengaku dokter dan mengatakan bahwa anak kita akan dioperasi, tetapi rumah sakit membutuhkan biaya operasi (untuk membeli obat, alat, dan sebagainya) yang harus ditransfer saat itu juga. Dokter gadungan itu menebar “ancaman” bahwa jika operasi telat dilakukan maka nyawa anak kita tidak bisa diselamatkan. Siapapun orangtua pasti tambah panik dan langsung ke ATM untuk mentransfer uang ke rekening dokter palsu.
Berdasarkan cerita yang saya dengar dari korban maupun dari cerita orang-orang, modus penipuan yang saya ceritakan di atas tergolong mudah dipatahkan karena “korban” dan keluarga masih dalam satu kota/lokasi. Bagaimana jika korban terpisah dalam jarak yang jauh? Modus yang pernah saya dengar adalah sebagai berikut:
Targetnya adalah anak atau anggota keluarga yang tinggal di kota lain (mungkin karena kuliah atau bekerja di kota yang jauh). Penipu itu terorganisir melalui jaringan dan sudah mengenal nomor telpon kerabat si target (keluarganya atau teman-temannya). Mula-mula si target ditelpon oleh seseorang yang mengaku polisi. Polisi itu meminta si target mematikan HP-nya dengan alasan sedang melacak sinyal telepon pelaku kejahatan (teroris, penebar narkoba, dsb). Selain si target, polisi gadungan itu juga menghubungi kerabat korban yang tinggal sekota (seperti teman kos, teman kuliah, teman kerja) dan meminta mematikan HP mereka selama satu jam dengan alasan yang sama.
Setelah HP si target dan kerabatnya mati, penipu yang mengaku dokter bernama X menelpon orangtua korban dan mengabarkan si target ditabrak mobil dan sekarang berada di rumah sakit. Dokter gadungan mengatakan si target akan dioperasi tetapi terkendala peralatan medis yang harus diimpor dari Singapura. Dokter gadungan meminta si orangtua mentransfer uang segera supaya alat medis dapat dipesan dan diterbangkan langsung dari Singapura secepatnya agar operasi dapat dilakukan.
Orangtua yang masuk perangkap penipu tentu jalan pikirannya tidak jernih lagi sebab dilanda kepanikan. Ketika HP si anak dihubungi, mati, begitu pula ketika teman-teman si anak dihubungi untuk menanyakan kepastian kecelakaan itu ternyata HP mereka juga mati, tambah paniklah si orangtua. Kondisi makin mencekam setelah dokter gadungan menelpon beberapa kali dengan mengabarkan kondisi si anak yang makin kritis. Jika orangtua masuk dalam perangkap penipu, maka puluhan juta uang melayang via ATM ke rekening penipu.
Seharusnya orangtua menenangkan diri terlebih dahulu lalu mencoba berpikir nomal bahwa rumah sakit manapun tidak punya prosedur menghubungi keluarga untuk meminta biaya operasi. Biaya operasi ditanggung rumah sakit, baru setelah pasien keluar dari rumah sakit biaya operasi dibebankan kepada keluarga korban. Tetapi, penipu memanfaatkan keawaman orang Indonesia yang tidak paham prosedur di rumah sakit. Lebih bagus lagi kalau orangtua memiliki nomor kontak rumah sakit yang dituju, lalu menanyakan apakah betul ada dokter bernama X. Kalau memang ada, tanyakan lagi apakah ada korban kecelakaan bernama anak kita, dan sebagainya. Intinya adalah cek dan ricek itu penting.
Spoiler for ditempat kerja ane juga:
ini juga terjadi ditempat kerja ane gan, waktu lagi KBM, tiba-tiba ada orang tua murid yang datang dengan penuh kecemasan mencari anaknya yang katanya di rumah sakit. Begitu tau sang anak ternyata sehat2 saja, si bapak menangis bersyukur anaknya tidak apa-apa. Pas cerita ke Guru dan TU, ternyata si bapak tersebut sudah mentransfer uang 10jt ke orang yg ia suruh untuk mentransfer. karena panik, alhasil bapak tersebut tanpa pikir panjang langsung mentransfer uangnya. Sayangnya, bapak tersebut baru tersadar ketika uang tersebut sudah ditansfer, ia baru sadar kenapa tidak mengecek dulu ke sekolah. Dan benar saja, ternyata itu adalah penipuan. dan terjadi beberapa kali tapi hanya satu yg kena.
Quote:
Gan, dalam kondisi apapun, kita harus bisa berpikir sehat dan jernih, karena apabila kita menanggapi sesuatu dgn tergesa-gesa, hanya akan berujung pada penyesalan.
Allah SWT bersabda:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu ituQ.S. Al Hujuraat : 6
Dari sini kita sudah diperingatkan Allah SWT untuk selalu meneliti kabar yg dbawa seseorang dan tidak menerimanya begitu saja. SEmoga bermanfaat, jaga keluarga, teman, dan orang-orang disekitar kita dari segala ancaman dan penipuan.
Waassalam
Allah SWT bersabda:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu ituQ.S. Al Hujuraat : 6
Dari sini kita sudah diperingatkan Allah SWT untuk selalu meneliti kabar yg dbawa seseorang dan tidak menerimanya begitu saja. SEmoga bermanfaat, jaga keluarga, teman, dan orang-orang disekitar kita dari segala ancaman dan penipuan.
Waassalam
0
1.8K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan