- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tahukah Agan Ada 2 Presiden Indonesia Yang Terlupakan???


TS
ardycandra23
Tahukah Agan Ada 2 Presiden Indonesia Yang Terlupakan???


Quote:
Assalamualaikum agan-agan semua 
Tadi ane waktu googling cari tugas nemu sebuah artikel yang menarik
Walaupun copas ane harap bisa berguna ya buat agan semua
Yuk gan mari kita baca


Tadi ane waktu googling cari tugas nemu sebuah artikel yang menarik
Walaupun copas ane harap bisa berguna ya buat agan semua

Yuk gan mari kita baca


Spoiler for no repsol:


Quote:
Anda Sebelumnya sudah pernah denger 2 Presiden Indonesia Yang Terlupakan ? Mungkin masih banyak dari kalian yang berpikiran bahwa Indonesia hingga saat ini baru dipimpin oleh enam presiden, yaitu Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Saat Ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun hal itu ternyata keliru atau salah . Indonesia, menurut catatan sejarah, hingga detik ini sebenarnya sudah dipimpin oleh delapan presiden. ( 8 Presiden )
Loh, kok bisa delapan ? Lalu siapa dua orang presiden lagi yang pernah memimpin Indonesia? .
Dua tokoh yang terlewat itu adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Pasti 1 dari 1000 orang saja yang tahu tentang hal ini .
Keduanya tidak disebut, bisa karena absen atau terlupakan, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin Prawiranegara adalah Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat Republik Indonesia ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).
Pada tanggal 19 Desember Tahun 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI saat itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka.
Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.
Namun hal itu ternyata keliru atau salah . Indonesia, menurut catatan sejarah, hingga detik ini sebenarnya sudah dipimpin oleh delapan presiden. ( 8 Presiden )
Loh, kok bisa delapan ? Lalu siapa dua orang presiden lagi yang pernah memimpin Indonesia? .
Dua tokoh yang terlewat itu adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Pasti 1 dari 1000 orang saja yang tahu tentang hal ini .
Keduanya tidak disebut, bisa karena absen atau terlupakan, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin Prawiranegara adalah Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat Republik Indonesia ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).
Pada tanggal 19 Desember Tahun 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI saat itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka.
Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.
Spoiler for 1. Mr. Sjafruddin Prawiranegara:
Quote:
Quote:

Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI.
Padahal, saat itu Soekarno - Hatta mengirimkan telegram berbunyi, "Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 jam 6 pagi Belanda telah mulai serangan atas Ibu Kota Jogjakarta.
Jika dalam keadaan pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra".
Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada.
Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government).
Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu "demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara".
Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, PDRI "diproklamasikan" . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, ad. interim.
Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.
Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Spoiler for 2. Mr. Assaat:
Quote:
Quote:

Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara bagian lainnya seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.
Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia.
Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi.
Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.
Oleh Karena Itu, dengan demikian, Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI yang ke-8. Urutan Presiden RI adalah sebagai berikut: Soekarno (diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Spoiler for gambar 8 presiden:

Maaf gan adanya kecil

Quote:
Oke gan jangan lupa ya tinggalkan jejak berupa komentar dan 
Boleh juga kasih
, tapi jangan kasih ane 
Makasih gan udah mampir di thread ane

Wassalamualaikum

Boleh juga kasih


Makasih gan udah mampir di thread ane


Wassalamualaikum
Spoiler for sumber:
http://artikelmenarikunik.blogspot.com/2012/09/dialah-2-presiden-indonesia-yang.html
Quote:
Pendapat agan-agan yang nice inpoh:
Quote:
Original Posted By kalikalikali►Beliau-beliau ini cuma ngegantiin posisi Soekarno doang gan, karena waktu itu Soekarno lagi di tunjuk sama Belanda buat mimpin RIS (Republik Indonesia Serikat) dan wilayah Indonesia waktu itu cuma sebagian besar pulau sumatra sama sebagian kecil jawa gan, nih ane kasih petanya gan
pejwannya dong gan
Spoiler for nih:

pejwannya dong gan

Quote:
Original Posted By rahmat.baikhati►tambahan dikit gan tentang PDRI.
ada saat ketika MR. Syafrudin Prawiranegara menjalankan PDRI di Nagari Bidar Alam, Kecmatan Sangir Jujuhan, Kab. Solok Selatan, Sumatera Barat (tahun 2007 ane KKN di sana gan).
bahkan 'Istana Negara' itu masih ada sampai sekarang-dipugar oleh Pemda setempat. dan juga ada Tugu PDRI di Nagari Bidar Alam itu.
memang Ibukota Indonesia saat itu di Bukittinggi, tapi Sang Presiden harus bergerilya dan 'memindahkan' Ibukota ke Bidar Alam dalam menjalankan pemerintahan karena agresi militer belanda.
ane lupa setiap tanggal berapa napak tilas PDRI di Bidar Alam itu diadakan. yang pasti ane KKN di.sana bulan Juli-Agustus, dan pada saat aNe KKN di sana, napak tilas berlangsung.
mungkin ada agan/sista lainnya yg bisa nambahin tentang PDRI di Solok Selatan ini. soal nya ane agak agak lupa gitu gan. kepala ane sering kejedut pintu sih
kalo tentang MR. Asaat ane baru tauu sama sekali gan...
ada saat ketika MR. Syafrudin Prawiranegara menjalankan PDRI di Nagari Bidar Alam, Kecmatan Sangir Jujuhan, Kab. Solok Selatan, Sumatera Barat (tahun 2007 ane KKN di sana gan).
bahkan 'Istana Negara' itu masih ada sampai sekarang-dipugar oleh Pemda setempat. dan juga ada Tugu PDRI di Nagari Bidar Alam itu.
memang Ibukota Indonesia saat itu di Bukittinggi, tapi Sang Presiden harus bergerilya dan 'memindahkan' Ibukota ke Bidar Alam dalam menjalankan pemerintahan karena agresi militer belanda.
ane lupa setiap tanggal berapa napak tilas PDRI di Bidar Alam itu diadakan. yang pasti ane KKN di.sana bulan Juli-Agustus, dan pada saat aNe KKN di sana, napak tilas berlangsung.
mungkin ada agan/sista lainnya yg bisa nambahin tentang PDRI di Solok Selatan ini. soal nya ane agak agak lupa gitu gan. kepala ane sering kejedut pintu sih

kalo tentang MR. Asaat ane baru tauu sama sekali gan...
Diubah oleh ardycandra23 09-04-2013 11:56
0
4.6K
Kutip
55
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan