Original Posted By Detik


Bandung - Biaya pembayaran listrik di Gedung Sate setiap bulannya rata-rata di kisaran Rp 50 juta. Dengan adanya kenaikan tarif dasar listrik (TDL), pembayaran listrik diyakini tidak akan signifikan kenaikannya.

Kabag Rumah Tangga Setda Pemprov Jabar Iip Hidayat mengatakan, upaya penghematan listrik sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelum kenaikan TDL. "Kita memang melakukan langkah-langkah penghematan, jadi (kenaikan TDL) tidak akan terlalu berpengaruh," kata Iip, Sabtu (6/4/2013).

Salah satu upaya penghematan itu contohnya mengganti lampu di taman Gedung Sate yang tadinya lampu biasa menjadi lampu solar cell. Beberapa ruangan di Gedung Sate juga memakai lampu LED yang jauh lebih hemat listrik.

"Ketika (TDL) ini naik, kita justru sedang berupaya menurunkan (konsumsi listrik)," jelasnya.

Penghematan lain adalah dengan mematikan listrik di tempat-tempat tertentu sejak sore. "Setiap sore security kita keliling mengecek, kalau ada yang menyala tapi tidak perlu, dimatikan," ucapnya.

Upaya lainnya, penggunaan AC di beberapa ruangan juga dibatasi. Jika memang diperlukan, AC baru digunakan. Jika tidak terlalu dibutuhkan, maka tidak akan dipakai. "Jadi kalau di ruangannya satu atau dua orang tidak dipakai AC-nya. Kalau banyak, baru dipakai," tutur Iip.
Listrik di komplek Gedung Sate sendiri berdaya 150 ribu watt. Penggunaannya sebetulnya tidak bisa diprediksi. Sebab itu tergantung banyak atau sedikitnya acara di sana. Jika dalam sebulan banyak kegiatan, pembayaran listrik bisa di atas Rp 50 juta. Tapi jika lebih banyak kegiatan berkantor seperti biasa, pembayaran bisa di bawah Rp 50 juta, bahkan Rp 40 juta.

Disinggung tingginya biaya pembayaran listrik, Iip menyebut wajar. Sebab di komplek Gedung Sate ada 1.200 karyawan yang saat bekerja menggunakan komputer dan berbagai fasilitas lain yang memerlukan listrik.

detik..com/bandung/read/2013/04/06/190042/2213321/486