Kaskus

Entertainment

v.cincaoAvatar border
TS
v.cincao
Kemiskinan nelayan masih menghantui di hari nelayan indonesia ini
Hari Nelayan Indonesia
6 April

Diperingati setiap tanggal 6 April. Hari Nelayan Indonesia mendorong kita untuk menghargai jasa nelayan sekaligus mengingatkan kembali betapa besarnya potensi laut Indonesia yang merupakan negara maritim.

Berhubung tanggal 6 april hari nelayan indonesia ane mau buat thread yang berhubungan dengan nelayan indonesia gan dan mudah mudahan bermanfaat

Ikan Habis Dipukat, Nasib Nelayan Terjepit

Kemiskinan nelayan masih menghantui di hari nelayan indonesia ini

Peringatan Hari Nelayan Nasional kali ini masih mengidentikkan kawasan pesisir Indonesia sebagai kantong kemiskinan. Begitu juga dengan Sumatera Utara (Sumut), kesejahteraan nelayan tradisional jauh dari harapan.

Salah satu penyebabnya karena ikan semakin habis, lingkungan rusak, illegal fishing semakin merajalela dan banyak persoalan lain. "Nasib nelayan tradisional dari dulu sampai sekarang tak berubah, begini-gini saja," kata Jamaludin, Ketua Pelaut Rakyat Penunggu Indonesia di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (5/4/2013).

Menurut Jamal, 20 tahun lalu, nelayan dengan mudah mendapatkan ikan dengan memancing di pinggiran pantai. Ibu-ibu sebagai nelayan perempuan bisa mencari kepah dan kerang di pinggiran pantai dan berpenghasilan lebih dari Rp 75.000 per hari.

Penghasilan ini membantu ekonomi keluarga selain pendapatan suami yang saat itu lebih besar, karena tangkapan banyak dan harga bagus. Hanya dengan peralatan sederhana, hasil tangkapan nelayan terbilang besar, meski lokasi tak sampai 10 mil dari garis pantai.

"Dulu mudah sekali menangkap ikan, istilahnya, dengan memancing sambil menghanyut, bisa dapat ikan karena jumlah melimpah," .

Seiring pergeseran waktu terjadi perubahan drastis. Ikan semakin sulit didapat karena lingkungan rusak. Terumbu karang yang menjadi tempat pemijahan ikan hancur dengan beroperasinya pukat trawl di wilayah tangkap nelayan tradisional.

Padahal, menurut Jamal, tidak ada satu pun regulasi yang membenarkan operasional pukat dengan jenis apapun di perairan Sumut. "Mau pukat teri, pukat grandong sampai pukat harimau, tidak boleh beroperasi," kata Jamal.

Kenyataannya, nelayan tradisional kerap kesulitan lantaran jaring yang di pasang habis di angkut pukat trawl yang beroperasi di lokasi sama. Pukat menyapu habis semuanya.

"Kalau pukat sudah main, ikan kecil, ikan besar, sampai terumbu karang dan apa pun yang ada di dalam laut bisa habis di sapu,"

Akibatnya, nelayan terpaksa mencari ikan di wilayah yang semakin jauh ke laut lepas bahkan sering ke perbatasan perairan Indonesia dan Malaysia. Di sini, para nelayan berhadapan dengan kapal-kapal besar pencari ikan dengan kapasitas ribuan ton.

Mereka pun terpaksa mengambil risiko ditangkap patroli Malaysia. Jika tertangkap, seluruh hasil tangkapan berikut peralatan tangkap dirampas dan disuruh kembali ke darat dengan minyak yang tersisa.

"Itu masih untung, kalau tidak dipukuli, atau di penjara di Malaysia,"
.

Jamal menilai, seharusnya ada perlindungan terhadap nelayan tradisional. Misalnya dengan jaminan 12 mil dari garis pantai bebas dari operasional kapal penangkap ikan yang peralatannya modern.

"Jangan sampai bercampur di lokasi yang sama dan saling berhadapan, nelayan tradisional pasti kalah,".

Hal yang sama dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Sumut dan region Sumatera, Tajrudin Hasibuan. Tajrudin menilai, nasib nelayan tradisional semakin terjepit.

Ikan semakin habis memaksa nelayan memasuki wilayah perairan hingga 50 hingga 60 mil dari garis pantai yang merupakan wilayah tangkap kapal-kapal pencari ikan dengan peralatan modern.

Menurut Tajrudin, seharusnya Perpres Nomor 15 Tahun 2011 terkait perlindungan nelayan tradisional betul-betul dijalankan. Meskipun sudah jelas ada larangan operasional pukat di perairan Sumut, faktanya merambah di wilayah tangkap nelayan tradisional secara terang-terangan.

"Izinnya pukat teri, tapi itu bisa dimodifikasi menjadi pukat harimau," .

Dengan operasional pukat tersebut, hasil tangkapan ikan minimal seharga Rp 35 juta per dua jam dan biasanya, pukat beroperasi semalaman. "Regulasi harus ditegakkan dengan benar, ekosistem pesisir harus diperbaiki sehingga ikan banyak, paling penting adalah patroli pengawasan kita harus di tingkatkan. Jangan sampai nelayan kita ditangkap ketika mengambil ikan di perairan sendiri," tegas Tajrudin.

Sementara itu, Dana Tarigan selaku Campaigne Manajer Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara (Walhi Sumut) menuntut ketegasan pemerintah soal pelarangan pukat yang sudah meresahkan dan sangat mengancam nelayan tradisonal.

"Mereka berani merusak dan mengambil ikan dari keramba masyarakat, ini sangat membahayakan. Kami menuntut rehabilitasi kawasan mangrove dan terumbu karang yang rusak di Sumut segera dilakukan,"
.

Dijelaskan Dana, jika mangrove dan terumbu karang lestari maka biota laut terjaga dari kepunahan. Biota laut dapat menunjang perekonomian masyarakat pesisir. Pemerintah harus berfikir membantu nelayan tradisional dengan memoderenisasi peralatan tapi tidak merusak.
"Intinya, masyarakat nelayan tidak lagi jadi kawasan miskin, harus sejahtera, jangan sampai nelayan yang sudah terjerat tengkulak harus berhadapan lagi dengan masalah pukat yang kerap mencuri ikan nelayan dan degradasi lingkungan yang semakin parah. Ini butuh penyelesaian kongkrit,sumber


Kemiskinan nelayan masih menghantui di hari nelayan indonesia ini

Demikian gan thread ane di hari nelayan ini mohon untuk agan agan untuk tingalan jejaknya sama di lemparin emoticon-Blue Guy Cendol (L)ya gan biyar nelayan tambah semangat.

0
2.6K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan