Kamis (4/4) pagi hingga siang, mereka melakukan road show ke tempat wisata. Tidak tampak raut kelelahan, meski mereka diajak berkeliling mengunjungi pasar terapung Lokbaintan, Museum Wasaka, dan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Sebaliknya, menurut salah seorang turis, Elizabeth, mereka mengaku sangat terkesan.

Elizabeth mengaku memiliki kenangan unik saat berada di Pasar Terapung. Di sana, untuk kali pertama dia melihat dan melakukan transaksi jual beli barang dari kelotok dengan cara menundukkan badan. Karena terpesona, Elizabeth mengaku tidak peduli terhadap guyuran hujan.

“Saya senang bisa berkunjung ke sini. Saya pun tahu, bahwa kedatangan kami sangat ditunggu-tunggu,” ujar dia.

Pun dengan Sevile. Warga Inggris ini mengaku akan menceritakan semua petualangan serunya di Kalsel kepada keluarga dan teman-teman. Termasuk pula keramahan warganya. “Sangat berkesan, akan saya ceritakan kepada yang lain,” katanya.

Turis lain, John mengaku, tidak menyangka ternyata Banjarmasin kota yang besar dan menarik.

“Orangnya ramah-ramah dan bersahabat. Akan tetapi tingkat kebersihannya masih kurang. Sampah berserakan di mana-mana. Saya berharap di sini ada mesin yang dapat mendaur ulang sampah yang berserakan, sehingga lebih bermanfaat dan kota menjadi lebih bersih. Kepedulian warganya juga harus ditingkatkan,” kata John.

Kalsel, merupakan tempat tujuan di hari kedelapan perjalanan kapal Caledonian Sky. Sehari sebelumnya, mereka mereka singgah di Balikpapan, Kaltim. Usai dari Banjarmasin, kapal itu menuju Malaysia dan negara lain dengan total perjalanan 18 hari.

Ketika kapal sandar di pelabuhan Trisakti, BPost berkesempatan melihat kemegahan kapal pesiar yang perdana mengunjungi Kalsel itu. Dari bagian luar kemegahan sudah terlihat meski tidak terlalu istimewa.

Bedanya, kapal dengan 61 kamar tidur dengan variasi antara lain standard suites, premium balcony suites, dan deluxe balcony suites itu dilengkapi berbagai fasilitas. Mulai fitness center, salon, restoran, dan ruang santai yang bisa ditemukan di setiap sudut kapal.

Termasuk di bagian dek kapal dengan pemandangan langsung ke lautan. Kapal yang terdiri atas tiga lantai itu juga menyuguhkan suasana nyaman plus berbagai sajian dari koki handal. Ya, kapal itu mirip hotel berbintang.

Wali Kota Banjarmasin, H Muhidin mengatakan pemko sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik. Dia berharap para turis menceritakan keindahan Banjarmasin ke orang lain, sehingga dunia kian mengenal kota seribu sungai.

“Banyak yang senang karena sambutan kami yang luar biasa,” ujarnya.

General Manager PT Pelindo III Cabang Banjarmasin, Toto Heliyanto mengatakan persiapan sudah dilakukan maksimal. Berbagai persiapan sudah dilakukan sejak rencana kedatangan kapal pesiar dari Perancis, Ms L’Austral (belakangan batal singgah, Red) beberapa waktu lalu.

Kesiapan terminal Banjarmasin, ujar dia, juga mendapatkan apresiasi dari kapten kapal. Pasalnya, tidak ada lalu lalang warga yang menggunakan perahu. Hanya ada 40 tongkang yang sempat dihitung kapten kapal.

Berdasarkan informasi, Toto mengatakan kapal pesiar serupa pada Oktober 2013 akan kembali ke Banjarmasin. Oleh karena itu, ia mengharapkan ada pembenahan terhadap tempat wisata.

“Mereka sangat terkesan terhadap pasar terapung. Kami harapkan Pasar Terapung Kuin juga bisa diperkenalkan,”