Ini bukan April Mop atau lelucon belaka. Tetapi kenyataan. Sebuah maskapai penerbangan milik negara Samoa, Samoa Airlines memberlakukan aturan unik soal tarif penerbangan yang dikenakan kepada penumpang.

Mahal atau murahnya tarif menggunakan jasa maskapai ini ditentukan berdasarkan berat badan penumpang. Artinya, semakin berat bobot tubuh penumpang, semakin mahal harganya. Begitu juga sebaliknya, semakin ringan berat penumpang, semakin murah harganya.

CEO Samoa Airlines Chris Langton menyatakan, kebijakan ini berlaku sejak tahun lalu untuk pesawat yang beroperasi di kawasan Samudra Pasifik. Menurutnya, penetapan harga berdasarkan berat badan penumpang adalah cara yang paling adil dan bijak.

"Kalau maskapai lain kebanyakan menentukan tarif berdasarkan tempat duduk dan tenggat waktu. Tapi kalau di kami, harga tiket berdasarkan bobot penumpang. Kami sangat yakin memberlakukan aturan ini," ujar Langton kepada ABC yang dilansir News.com.au, Selasa (2/4/2013).

Dijelaskan dia, selain berat badan, harga tiket juga ditentukan oleh barang bawaan penumpang. Karenanya, berat keseluruhan yang dibawa penumpang memengaruhi harga tiket.

"Juga berat barang yang dibawa ke bagasi pesawat," ujar Langton.

Cara menentukan harga tiketnya, calon penumpang harus membawa diri dan barang-barangnya ke kantor maskapai. Kemudian seluruh bobot yang dibawanya ditimbang. Harganya US$ 1 atau sekitar Rp Rp 9.700 per kg untuk bobot penumpang. Sedangkan untuk berat barang yang bakal ditaruh ke bagasi, harganya US$ 4,16 atau sekitar Rp 40 ribu per kg.

"Saya yakin semua penumpang bakal terkejut saat mengetahui harganya," ucap Langton.

Dokter Norwegia Bharat P Bhatta menyatakan, memang sebaiknya harga tiket itu tergantung dengan bobot penumpang. Hal ini bisa membayar adil bahan bakar yang harus dikeluarkan maskapai untuk mengangkut penumpang.

"Ini merupakan cara paling sederhana, karena akan menghemat waktu dan biaya maskapai," saran Bhatta.