Proses perjalanan hidup seseorang untuk meraih sebuah kesuksesan tidak jarang diperoleh melalui sebuah proses yang panjang dan berliku. Tidak sedikit tantangan dan cobaan dihadapi. Seperti yang dialami Fauzi Yunianto. Warga Badran Asri Rt 02/Rw 11, Karanganyar, Jawa Tengah ini memulai usaha brownies nya dari nol setelah memutuskan meninggalkan profesi lamanya, peternak bebek.

“Saya memulai usaha ini dari nol. Sebelum menjadi besar seperti sekarang ini, saya pernah menjadi pembuat roti dan saya titipkan ke warung-warung. Karena hasilnya sedikit, saya mencoba membuat inovasi, akhirnya saya membuat brownies,” katanya seperti dilansir Timlo.net.

Dijelaskan, pada 2010 lalu, ternak bebek yang menjadi sandaran hidupnya diprotes para tetangga karena dinilai mengganggu lingkungan. Namun, mengalah, bukan berarti kalah. Kata-kata itu tepat diberikan bagi Fauzi. Karena tidak ingin ribut dengan tetangganya, Fauzi lantas beralih profesi menjadi pembuat roti. “Kebetulan saya pernah belajar membuat roti di salah satu perusahaan tepung. Dari hasil pengalaman tersebut, saya mencoba menerapkannya,” kata bapak satu anak ini.

Dari sinilah awal kebangkitan usaha Fauzi. Semua produk roti hasil olahannya, dititipkan ke warung. Melalui proses yang cukup panjang, usaha ini terus berkembang. Dari yang semula membuat roti biasa, Fauzi kemudian melakukan inovasi dengan membuat brownies. Ternyata sambutan pembeli sangat luar biasa. Brownies buatan Fauzi berbeda dengan brownies kebanyakan.

Dengan mengusung nama Brownies Cinta, buah olahan tangan Fauzi ini laris manis di pasaran. “Awalnya roti biasa, Mas. Usaha ini terus saya kembangkan dengan membuat brownies. Pemasarannya tetap sama, dengan menitipkan ke warung-warung,” ujarnya.

Suami Puspita Sari ini kembali menuturkan, usaha yang telah digeluti selama lebih dari dua tahun ini, telah memiliki pasar hingga ke seluruh Solo dan sekitarnya. Untuk memenuhi pesanan yang semakin bertambah, Fauzi mengerahkan lima orang tenaga kerja.

Dalam sehari, paling tidak Fauzi mampu menjual 50 box brownies berbagai ukuran. “Biasanya, pesanan paling banyak di awal tahun, sampai saya bersama tenaga kerja, sempat kewalahan,” pungkasnya.

Sumber: eCiputra