melihat beberapa hari ini,
siaran TV nasional kita hanya "dihiasi" 3 berita utama saja
1. Kasus pembunuhan di Lapas Cebongan, Sleman DIY
2. KLB partai demokrat
3. Kisruh antara Eyang subur dan Adi Bing Slamet

sangat menarik untuk diperhatikan, terutama yang nomor 3 (menurut ane gan)..
bahkan karena kasus tersebut, anggota DPR semakin membulatkan tekat untuk melakukan kunjungan ke luar negri untuk membahas Undang2 tentang dunia magic ini (santet, menurut yang tertulis di TV)

ane bukan yang paham soal undang2... apalagi soal santet...

sampai tayangan dialog di JLC (jakarta lawyer club), saya jadi "ngekek" (tertawa geli) sendiri melihat alur dialognya...

Imam besar Masjid Istiqlal, ustadz Ali Musthofa Yaqub mengatakan, sangat perlu dilakukan pembuatan UU anti santet. kalau tidak bisa membuat resah masyarakat (pendapat general). jika dilihat secara sudut pandang islam, bahwa meminta bantuan kepada selain Allah adalah Syirik. dan itu merupakan dosa yang tak terampuni. sehingga diharapkan dengan adanya UU anti Santet ini, diharapkan pemilik ilmu santet tidak "mempromosikan" dirinya. dan "konsumen" ilmu santet tidak lagi mengkonsumsinya.

ane sangat setuju dengan pandapat ini, menggunakan jasa santet sama saja dengan kita mengkonsumsi "junk Food atau Fast Food".
pengen apa, tinggal bilang... dalam hitungan kurang dari 24 jam.. korban sudah "hadir". tinggal bilang ke "produsen" santet... maka "konsumen" santet akan membawa sebungkus "korban" (maaf jika analogi kurang tepat..)

kemudian, tiba saatnya dari sudut pandang paranormal yang saat itu diwakili oleh Ki Gendeng Pamungkas (sepertinya juga di amini oleh sebagian para normal yang lain, ex : Ki Kusumo)

Ki gendeng pamungkas : "menurut saya, Indonesia dilahirkan atw dibesarkan atw diidentikkan dengan dunia mistis, jadi santet jangan dihilangkan. itu berarti menghilangkan budaya Indonesia"

Ane "ngekek"

lanjut,"definisi santet itu, me"ngerjai" seseorang sampai mati..."

Ane mulai mengerutkan kening...

Lanjut,"hipnotis dan pelet itu termasuk jenis santet juga... tapi kelas ringan..."

Ane "ngekek"

Lanjut,"kalau pak Karni mau, dalam hitungan menit ayu (ayu azhari, yg juga hadir) bisa didapat...'

Ane "ngekek" (ane juga mw gan... dalam hati ane)

Lanjut,"kita tidak bisa menuduh seseorang melakukan santet, buktinya tidak ada atau bahkan tidak bisa diketahui. karena bukan bersifat fisik... apakah lantas, dengan adanya yang melaporkan bahwa si A menyantet si B, lantas si A bisa dihhukum?"

secara logika, ane setuju gan...

Ki Kusumo, dalam kesempatan yang lain mengatakan bahwa untuk membuat UU anti santet, haruslah ada ahli santet dan dewan pertimbangan santet

Ane "ngekek"

intinya sama, santet = budaya Indonesia = jangan dihilangkan

kasus lain, Adi Bing Slamet vs Eyang subur.

konon katanya selama 17 tahun berguru, Adi tidak boleh sholat, umroh, sedekah...

malah berbuntut pada perselisihan antara semasa artis... antara artis pengikut eyang subur vs mantan pengikut... rame sekali...

malam ini, saat menemani istri tercinta ane nonton Mel's Update
masih saja membahas tema eyang subur.

bla... bla... bla...
sampai nyambung ke arah ritual kejawen yang dilakukan Roro Fitria

mulai dari Puasa Weton hingga puasa Mutih (hanya makan nasi putih), herannya setiap apa yang dilakukannya di klaim untuk ibadah kepadaNya (emang ada ibadah kaya' gitu)

dihadirkan juga Ki Kusumo, masih sama dengan pendapat di awal tadi santet = budaya....

nah, yang membuat ane shock (Agak alay hehehehe...)

Melany Ricardo (host) bertanya,"kenapa budaya mencari guru spiritual untuk mendapat ketenangan sangat marak dilakukan? tidakkah cukup kita berdoa kepadaNya. karena Dialah yang punya segalanya..."

-TV berpindah chanel- jadi ane g tw jawabannya apa...

mari kita menjawab, soal yang ditanyakan melany

"kenapa budaya mencari guru spiritual untuk mendapat ketenangan sangat marak dilakukan? tidakkah cukup kita berdoa kepadaNya. karena Dialah yang punya segalanya..."

agan atw sista jawab apa?