Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

babpetAvatar border
TS
babpet
Sejarah 7-**even, Retail Internasional yang berembrio dari karyawan pabrik pembuat es
Quote:





Tahun 1927 seorang pegawai Southland Ice Company, Jefferson Green, mulai menjual susu, roti, dan telur di depan pabrik pembuat es itu. Dia menjual banyak barang-barang tersebut pada hari Minggu dan malam hari ketika toko-toko kelontong telah tutup. Mengetahui hal tersebut, Joe C. Thompson Jr., salah satu pendiri Souhtland Corporation, mulai menjual barang kebutuhan sehari-hari di lokasi lain. Ia menyadari bahwa cepat atau lambat lemari es akan menghancurkan bisnis esnya jadi ia membuka jaringan toko kelontong. Saat itu, perusahaan tersebut memiliki 21 toko. Dalam waktu 10 tahun, perusahaan telah berkembang menjadi 60 toko.


Sejarah 7-**even, Retail Internasional yang berembrio dari karyawan pabrik pembuat es
Jefferson Green

Sejarah 7-**even, Retail Internasional yang berembrio dari karyawan pabrik pembuat es
Southland Ice Company



Ketika kendaraan menjadi barang umum, Southland mulai menjual bensin pada tahun 1928. Tahun 1936 banyak orang datang dari jauh untuk berbelanja di para penjual di pinggir jalan. Dengan menjual minuman keras dan bir, penjualan meningkat secara dramatis, dan toko mulai tumbuh lagi meski saat itu masih dilanda depresi ekonomi.

Awalnya toko itu lebih dikenal dengan nama Tote'm karena para pembeli membungkus barang belanjaan mereka. Beberapa toko bahkan memakai tiang Tote'm asli di depan toko mereka. Tahun 1946 nama Tote'm diubah jadi 7-Elevenyang menandakan bahwa toko buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam tiap harinya.

Tahun 1963, 7-Eleven di Austin yang berdekatan dengan Universitas Texas, dipenuhi oleh konsumen setelah sebuah pertandingan American Football usai. Toko tersebut mulai buka 24 jam setiap akhir pekan. Minuman semi beku berkarbonasi Icee adalah salah satu alasan konsumen datang ke 7-Eleven. Tahun 1965 Icee diubah namanya menjadi Slurpee.

Sejarah 7-**even, Retail Internasional yang berembrio dari karyawan pabrik pembuat es
Slurpee

Pada akhir tahun 1969, 7-Eleven telah mencapai 3.500 gerai di AS dan menjadi internasional dengan membuka gerai di Kanada. Tahun 1974, 7-Eleven mencapai 5.000 gerai dan mulai merambah Jepang. Pada tahun 1980-an perusahaan-perusahaan migas mengubah pom-pom bensin menjadi toko kelontong. 7-Eleven berusaha mengatasi keadaan tersebut dengan mengakuisisi perusahaan penyulingan migas, Citgo.

Pada bulan Oktober 1987; indeks harga saham gabungan di bursa saham AS jatuh hingga melampaui angka 30%. Peristiwa yang lebih dikenal dengan Black Monday itu membuat 7-Eleven memiliki hutang 4,1 milyar Dolar AS. Kondisi tersebut diperparah dengan pasokan barang yang tidak teratur. Setiap minggu lebih dari 80 kali pengiriman dilakukan pada jadwal berbeda dan bahkan sering di waktu orang-orang sedang berbelanja yang menyebabkan terganggunya pelayanan.

7-Eleven terselamatkan setelah Ito Yokado, yang juga merupakan pemegang lisensi 7-Eleven Jepang, membeli saham 7-Eleven senilai 430 juta Dolar AS.
Ito Yokado mengubah 7-Eleven dengan menyentralisasi distribusi barang, mengisi toko-toko dengan makanan segar, dan membangun jaringan informasi yang canggih sehingga para manajer bisa mengatur stok barang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Kunci keberhasilan 7-Eleven mengalahkan saingannya Lawson dan FamilyMart adalah karena terus berinovasi. 7-Eleven berhasil membuat orang Jepang membeli onigiri di toko mereka dengan cara memakai kemasan khusus yang memisahkan nasi dari rumput lautnya sehingga tetap kering. Inovasi lain adalah 7-Eleven meminta para kasirnya untuk mengisikan uang tunai yang diterima ke dalam ATM yang ada dalam toko. Manfaatnya, uang tunai tersebut tidak usah diantar ke kantor pusat lagi, uang kas yang diterima menjadi lebih aman berada dalam mesin ATM, serta bank tidak perlu datang mengisi mesin ATM tersebut lagi.

Sejarah 7-**even, Retail Internasional yang berembrio dari karyawan pabrik pembuat es
Ito Yokado

Pada 23 April 2007, 7-Eleven meluncurkan kartu Nanaco (dalam bahasa Jepang, nana artinya tujuh). Kartu ini adalah kartu uang elektronik tanpa sentuhan yang bersifat prabayar dan dapat di-charge ulang. Di Indonesia layanan yang mirip seperti ini adalah kartu Flazz BCA. 7-Eleven mendapatkan informasi yang sangat berharga dari kartu ini. Mereka dapat mengetahui apa dan kapan konsumen membeli sesuatu sehingga mereka dapat mengatur logistiknya dengan tepat. Jaringan toko akan mendapat suplai sebanyak 9 kali dari pusat distribusi. Semua makanan yang dikirimkan diatur sesuai dengan suhu dan perkiraan waktu pembelian konsumen sehingga akan selalu segar pada saat konsumen membelinya. Kesegaran ini merupakan perhatian utama jaringan ini. Bahkan kopi hanya akan dipertahankan selama 1 jam, sesudah itu harus dibuang.

Untuk menjaga kesegaran makanannya, mereka membaginya berdasarkan suhu. Makanan beku dikirimkan pada suhu -20° C, makanan dingin dikirimkan pada suhu 5°C, nasi pada suhu 20°C, dan makanan diproses pada suhu ruangan. Untuk mengantisipasi resiko lalu lintas yang tidak pasti, mereka memiliki alternatif transportasi seperti sepeda motor dan helikopter. Tidak mengherankan, pada saat gempa bumi Kobe sebesar 6,8 SR terjadi pada 17 Januari 1995 pukul 05.46 pagi, dengan memanfaatkan kekuatan logistiknya, mereka mampu mengirimkan 64.000 bola nasi sebagai amal ke kota tersebut sebelum pukul 11 siang dengan memakai 7 helikopter dan 125 sepeda motor.

Untuk memaksimalkan efisiensi distribusi dan meminimalkan kompetisi, mereka menjalankan Dominant Opening Strategy. Mereka mengonsentrasikan tokonya di area tertentu untuk menciptakan critical mass. Daerah jangkauan adalah radius 500 meter dan semua daerah dilingkupi dengan overlap yang minimal. Dengan demikian, logistiknya akan teroptimalkan karena satu truk dapat melayani beberapa toko dalam satu daerah.

Tata letak toko juga diatur untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen. Misalnya, diketahui pada pukul 7-8 pagi, susu 350 ml paling banyak dibeli orang yang berangkat bekerja; pukul 11-1 siang, susu 500 ml paling banyak dibeli anak pulang sekolah; dan malam hari susu 1 liter paling banyak dibeli oleh ibu rumah tangga. Manajer toko akan mengatur tata letak toko pada jam-jam tersebut sesuai dengan ukuran susu yang paling banyak dibeli. Semua hal ini terjadi karena dukungan teknologi informasi.

Pada Oktober 2000, mereka meluncurkan 7dream.com. Ide dasarnya adalah konsumen akan memilih barang yang dipesan dan akan mengambil barang tersebut di toko 7-Eleven dua atau tiga hari kemudian. Dengan demikian, 7-Eleven tidak usah memiliki stok barang yang banyak. Karena subway merupakan transportasi yang sangat umum di Jepang, tidak mengherankan ada banyak toko 7-Eleven di dekat stasiun subway sehingga konsumen akan dengan mudah mengambil barangnya ketika keluar dari stasiun.

Mereka juga memiliki MMK (Multi-Media Kiosk). Konsumen yang tidak memiliki Internet dapat datang dan memesan barang yang tidak ada di toko. Sistem ini juga terhubungkan dengan Fuji Film yang memungkinkan konsumen membawa foto digital dan mengembangkannya dengan memakai printer dalam MMK. MMK terkoneksi pula ke Sony Entertainment System dan menawarkan Mini-Disk, seperti CD, di mana konsumen dapat memilih dan mem-burn lagu-lagu yang disukai. Lagu-lagu yang populer biasanya telah tersedia di database toko.

Pada April 2004, mereka pun mulai menawarkan 7-Eleven Speak Out Wireless di mana konsumen dapat membeli ponsel prabayar langsung dari toko 7-Eleven di AS dan Kanada serta mengaktifkannya langsung di tempat. SIM Card-nya tidak dijual terpisah. Dengan demikian, mereka juga menjadi peritel yang pertama menjual kartu telepon prabayar.

Visi dan misi mereka adalah Servant Leadership dan The 7-Eleven Way. Servant Leadership didefinisikan dengan 3C, yakni capacity (apa yang dapat dilakukan untuk memimpin), commitment (apa yang ingin dilakukan untuk memimpin), dan character (apa yang akan dilakukan untuk memimpin). The 7-Eleven Way didefinisikan dengan singkatan I CARE yang merupakan singkatan dari Integrity, Customer Focus, Accountability, Recognition dan Excellent Execution.

Pada awal tahun 2000-an, 7-Eleven telah mencapai 25.000 gerai. Kini 7-eleven telah mencapai 46.000 gerai di seluruh dunia.

0
5K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan