Sabtu, 15 September 2012
Berkumpul di Bandara Internasional Lombok Praya. TS datang paling awal yaitu pukul 13.00 WITA karena beda pesawat. 2 jam kemudian teman-teman dari Jakarta datang yaitu Opik aka anak_waroe21, Halim, Nuril, Jamilah, Wawan, Mb Windi, Mas Aryo, dan menyusul jam 5 Parlin karena beda pesawat juga . Dengan mobil rental akhirnya kami melenggang ke Mataram,sholat maghrib dan menuju sebuah supermarket besar di kota itu. Ternyata, harga logistic di supermarket tersebut mahal gilak : Cabe sebungkus kecil harganya 20 ribu. Disarankan untuk tidak berbelanja logistik di supermarket kalau tidak kepepet.
Jreng jreng jreng kurang lebih 3 jam kemudian kami sampai di RIC Sembalun. Karena sudah lewat tengah malam dan kantor penuh pendaki yang menginap, kami memutuskan tidur-tiduran sejenak di tempat semacang saung depan kantor RIC Sembalun

Minggu, 16 September 2012
Sebelum memulai pendakian kami putuskan untuk mendaftar dengan biaya 10 ribu dan mengisi perut dengan makanan depan sebuah SD di Sembalun. Harganya bersahabat sekali dan lumayan buat mengganjal perut. Setelah itu dengan pick up bak terbuka kami menuju start awal pendakian. Debu-debu pun bertaburan di sepanjanh jalan.
Perjalanan ke Sembalun dimulai. Sepanjang perjalanan yang begitu panjang tiada tara dan puaanaas kadang menanjak kadang landai tapi ditemani padang savanna yang menguning seakan di Afrika. Berharap ada bison berlarian di sana tapi ternyata tidak ada
Di pos 2 Sembalun kami beristirahat makan siang dan sholat dzuhur dijamak asar sekaligus makan siang. Di sana ada sumber mata air tapi saat kesana lumayan kering dan airnya mengalir sangat kecil, jadi harus bersabar karena airnya kecil sekali. Banyak monyet galak juga di pos 2 Di pos ini kami benar-benar berpisah dengan Mb Windi dan Mas Aryo karena mereka duluan.
Sampai pos 3 Sembalun utama (bukan yang bayangan lho ya) di daerah berpasir kami bermalam sebentar untuk melepas lelah yang teramat akut. Di sana kami mendirikan tenda dan bermalam cukup sehari saja.

Perjalanan ke Sembalun dimulai. Sampai pos 3 utama (bukan yang bayangan lho ya) di daerah berpasir kami bermalam sebentar untuk melepas lelah yang teramat akut.

Senin, 17 September 2012
Dilanjut kembali menuju Plawangan Sembalun. Melewati 7 bukit penyesalan ternyata super sekali . Tanjakan tiada akhir dan berdebu kami jumpai terus menerus. Bahkan, sebagian dari kami tertidur di perjalanan saking lelahnya. Sekitar sore hari kami ‘mendarat ‘ di Plawangan Sembalun lalu bermalam kembali dan merencanakan summit attack pukul 03.00 pagi Selasa dini hari

Selasa, 18 September 2012
Karena hampir semua anggota tim ngedrop dan bangun ‘agak’ kesiangan kami tidak jadi summit dini hari . Mengejar sunrise pun sudah tidak memungkinkan lagi. Setelah berkonsultasi dengan Onye Maho dari Jakarta lewat telepon kami putuskan untuk summit dan mengejar sunset, bukan sunrise lagi .
Kurang lebih pukul 08.00 lewat kami mulai muncak. Nuril, salah satu anggota tim tidak ikut muncak karena sakit dan terpaksa di tenda sendirian . Jadi, kami muncak tidak full team.
Sepanjang perjalanan menuju puncak gemilang cahaya (halah) kami berpapasan dengan banyak pendaki yang turun dari summit meskipun sebagian tidak benar-benar sampai puncak karena gagal dengkul. Kami juga jumpa rombongan agan Amank dari Samarinda.

Sempat dihadang kabut tebal dengan jarak pandang 2 meter dan berasa summit seorang diri Alhamdulliah akhirnya kami sampai di puncak dan piknik kecil-kecilan di sana .

Perjalanan turun menuju camp area Plawangan Sembalun ditempuh kurang lebih 3 jam. Ternyata dapat kabar dari Nuril sepanjang kami summit,Plawangan Sembalun dihajar hujan badai dan banyak yang mencemaskan keadaan kami di atas. Alhamdulilah kami baik-baik saja.

Rabu, 19 September 2012
Menuju Segara Anak yang sudah menyapa untuk dijamah. Setelah sarapan dan beres-beres nurutin panggilan alam kami turun menuju Segara Anak. Trek yang berbatu dan beberapa saat kemudian dijumpai trek landai.

Menikmati sejenak pemandangan Segara Anak yang romantis.
Setelah semua tim berkumpul saatnya mandi-mandi di sumber air panas. Parahnya, TS menemukan beberapa orang yang mandi di sana pakai sabun,shampoo, facial foam dsb
Malamnya bulan bulat sempurna perlahan turun. Sayangnya kamera tidak ada yang mendukung kecantikan bulan bulat sempurna di Segara Anak

Kamis, 20 September 2012
Perjalanan pulang dari segara anak menuju Senaru. Kami sempat bingung jalur dan akhirnya diantar om Ikbal dari rombongan lain (makasih om Ikbal ). .Perjalanan kali ini juga sangat melelahkan. Aneka ragam trek gunung di pulau Jawa bisa dijumpai di jalur ini. Apalagi menuju plawangan Senaru banyak banget tanjakan setan tanpa tali. Kalau di Gunung Gedhe tanjakan setan cuma 1 dan ada talinya maka di Rinjani banyak dan tidak ada pengaman apapun. Kalaupun ada besi penghalang besinya tinggi2 dan ukuran bule. Tak cocok untuk kami yang lokal-lokal ini Perjalanan ke Plawangan Senaru mirip panjat tebing karena trek yang ditempuh sebagian merayapi batu.

Setelah menempuh perjalanan 5 jam dari segara Anak ke Plawangan Senaru kami beristirahat sejenak lalu melanjutkan perjalanan lagi menuju hutan Senaru.

Sabtu, 22 September 2012
Akhirnya turun juga menuju gerbang Senaru. Depan gerbang Senaru ada orang jualan. Ane kira ini udah selesai, ternayata masih turun lagi menuju desa Senaru. Perjalanan turun ini kami tercerai berai namun akhirnya berkumpul kembali di RIC Senaru. Setelah beres-beres ala kadarnya dan tidak mandi karena air RIC Senaru tidak mengalir kami pulang menuju Bandara