Di sudut kota Amsterdam, seorang mantan mucikari membuka sekolah khusus
prostitusi, untuk menghasilkan pramuria profesional kelas atas!

Tersebutlah nama Elene Vis. Seorang mantan mucikari, yang belakangan
namanya kerap disandingkan dengan sensasi akibat tingkah lakunya.
Beberapa waktu lalu, nama Vis lekat dengan beredarnya buku
kontroversial, Escort Queen with Turbopower. Ini adalah buku
autobiografi Vis, yang menuliskan ragam kisah Vis selama menjadi
mucikari.

Tidak cukup sampai di situ. Belakangan Vis juga membuka sebuah sekolah.
Namun tidak seperti sekolah lainnya, sekolah yang didirikan di Amsterdam
ini terbuka khusus untuk perempuan yang ingin menjadi pramuria
profesional dan berkelas tinggi!

Dengan nama Hanky Panky, sekolah ini bukan sekadar sekolah prostitusi.
Karena Vis menggunakan kurikulum khusus untuk menghasilkan
lulusan-lulusan yang berkualitas. Kurikulum tersebut dibuat secara
profesional supaya nantinya lulusan Hanky Panky dapat bekerja secara
lebih profesional, lebih banyak menghasilkan uang, dan akhirnya bisa
pensiun lebih awal dengan bekal tabungan materi yang sudah mencukupi.

Vis
mengatakan bahwa pada dasarnya, yang diajarkan di sekolahnya adalah
ilmu marketing. Cuma memang ilmu marketing tersebut akan diterapkan
dalam urusan menjual tubuh para perempuan yang menjadi murid-muridnya.
“Anda dapat menyebutkan sebagai teknik pemasaran. Tidak peduli Anda
menjual tubuh atau peralatan rumah tangga, prinsipnya tetap sama. Anda
harus punya keterampilan menjual,” ujar Vis.

Lulusan-lulusan sekolah tersebut saat ini mampu mengantongi pendapatan
hingga 6.000 Euro per bulannya, dalam 40 jam kerja. Biaya yang dipatok
Vis untuk mengikuti sekolahnya adalah sekitar 450 Euro per orang, dan
para murid langsung mendapatkan tutorial dalam bentuk video presentasi.
Di dalamnya, terdapat petunjuk seputar berpikiran positif, teknik-teknik
bercinta, termasuk ajaran Kama Sutra. D

Kenapa
sekolah seperti itu bisa berdiri di Amsterdam? Karena memang prostitusi
telah menjadi bisnis yang legal di Belanda sejak tahun 1988. Para
pelaku prostitusi pun mulai membayar pajak pendapatan sejak tahun 1996.
Rumah prostitusi pun mengikuti langkah tersebut dan dinyatakan legal
pada tahun 2001. Red Light District, salah satu area prostitusi paling
terkenal di Amsterdam pun akhirnya menjadi tujuan wisatawan dan
menghasilkan jutaan Euro, hingga menjadi salah satu penyumbang pajak
terbesar.

sumber