THREAD KE 3 ANE GAN..
MONGGO DI kalo manfaat..
Air Terjun Haratai terdapat di Desa Haratai, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Kandangan sebagai ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak sekitar 120 Km dari Kota Banjarmasin. Loksado adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mempunyai pesona alam pegunungan yang masih asri.
Untuk menuju Desa Haratai yang terletak sekitar 60 Km dari Kota Kandangan, anda dapat memilih angkot jurusan Kandangan-Loksado dengan ongkos Rp. 10.000 - Rp. 15.000. Untuk menuju Desa Haratai anda bisa menempuh perjalanan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 3 jam sembari menikmati suguhan alam nan eksotik ini yang terletak di pegunungan Meratus. Namun bagi anda yang tidak kuat menempuh perjalanan sejauh itu, masyarakat sekitar menyediakan jasa ojek dengan ongkos Rp. 25.000 – Rp. 30.000.

Perjalanan dari Kandangan ke Loksado memakan waktu lebih kurang 45 menit. Sebuah gapura kayu yang kondisinya mulai rusak menjadi pintu masuk. Loksado merupakan kawasan wisata yang memiliki banyak obyek wisata di dalamnya. Tak jauh dari gapura masuk Loksado, terdapat jembatan kayu yang membentang di atas sungai Amandit. Di ujung jembatan, jalanan terpecah menjadi dua. Jika kita ke kiri maka kita akan menuju obyek wisata Tanuhi, sedangkan jika kita ambil ke kanan berarti kita menuju Haratai atau Malaris.
Tak jauh dari sana terdapat pos penerangan yang bakal ngasih informasi wisata apa aja yang ada di desa haratai gan.. Jika anda membawa mobil pribadi atau motor, di sini pulalah anda harus memarkir kendaraan anda. Persis di sungai Amandit yang jernih airnya, sebuah wahana yang menantang sudah menanti anda. Bambo rafting atau balanting paring bahasa daerahnya. Dengan merogoh kocek sebesar Rp. 250.000,- kita akan diajak menaiki rakit bambu untuk menyusuri sungai Amandit selama lebih kurang 3 jam.

penampakan bamboo rafting gan


Perjalanan ke air terjun masih cukup jauh. Lebih kurang 8 km lagi dari sini. Jika anda membawa sepeda motor, anda bisa mencobanya. Namun kami memilih naik ojek dengan biaya Rp. 60.000,- untuk perjalanan pulang pergi.
Meski hanya menempuh jarak 8 km, namun medan yang dilalui benar-benar sangat memacu adrenalin. Bagaimana tidak, jalanan yang berkelok, naik turun, dengan jurang-jurang di sisinya. Terlebih masih ada beberapa titik jalan yang belum di semen atau belum kering semennya, sehingga kami harus turun dari motor. Sepanjang jalan, kita bisa menyaksikan rumah-rumah suku Dayak Meratus dengan keseharian mereka, perkebunan masyarakat (sawit, karet, dan kayu manis). Kita juga akan melewati beberapa jembatan gantung dengan pemandangan sungai yang jernih di bawahnya.


jembatan gantung gan


jangan kaget jika di sepanjang perjalanan kita melihat babi yang berkeliaran di jalan, atau melihat penduduk yang sedang menjemur kulit-kulit kayu manis di tepi jalan yang kita lewati. Karena babi merupakan salah satu hewan ternak masyarakat setempat. Dan memanen kayu manis merupakan aktivitas selingan mereka khususnya jika musim hujan tiba. Sebelum sampai ke air terjun, kita juga akan melewati Balai Adat Haratai
Untuk mencapai air terjun, kita harus berjalan kaki melewati sebuah jembatan gantung. Gemuruh air terjun begitu jelas terdengar. Sebuah gazebo berdiri di pinggir sungai tak jauh dari air terjun. Dari sini kita bisa menikmati keindahan air terjun dengan aliran sungainya yang membelah batu-batu besar

PENAMPAKAN AIR TERJUN..

TS GAN


TS LAGI



Sekian dari ANE,
ane udah 4 kali camping kesini gan...
bener2 recommended deh..