- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Jenis Katak Aneh Suka Mengawini Bangkai


TS
vikiejeleek
Jenis Katak Aneh Suka Mengawini Bangkai

Rhinella proboscidea
Quote:
Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Kamis, 21 Maret 2013 | 12:18 WIB
Kompas.com
Bersetubuh dengan mayat bagi manusia adalah sesuatu yang terlarang. Tapi, bagi katak spesies Rhinella proboscidea yang hidup di wilayah Amazon, nekrofilia adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Bahkan, bisa dikatakan dianjurkan bila ingin tetap survive.
R. proboscidea adalah katak kecil yang menyerupai daun mati. Katak ini memiliki tubuh berwarna coklat dengan corak garis warna putih.
Kompetisi kimpoi bagi spesies ini penuh kekerasan. Sekali betina muncul, pejantan saling berebut. Suara "menggelegar" menjadi tanda kompetisi ketat mendapatkan betina. Fenomena kompetisi ini sering disebut "explosive breeding".
Saking kerasnya, pejantan berusaha menyingkirkan pejantan lain yang siap kimpoi dengan betina. Tak jarang, betina yang berada di bahwa pejantan yang disingkirkan mati kelelahan atau tenggelam.
Logikanya, ketika betina mati, maka kedua pejantan akan berhenti berebut dan meninggalkan betina itu. Namun, bagi spesies ini, kematian pasangan tak menghalangi keinginan reproduksi. Pejantan akan mengekstrak telur dari betina yang mati dan membuahinya.
Diberitakan National Geographic pada februari lalu, fenomena yang disebut "nekrofilia fungsional" ini ditemukan oleh Thiago Izzo dari National Institute of Amazonian Research di Brazilia lewat penelitiannya.
Izzo melakukan pengamatan pada explosive breeding di Adolfo Ducke Forest Reserve di Brazilia tahun 2001 hingga 2005. Pertama, ia menemukan 100 jantan dan 20 betina mati. Kedua, 50 jantan dan 5 betina mati. Ketika membedah si betina, Izzo tak bisa menemukan sel telurnya.
Izzo kemudian menyadari adanya perkaiwnan dengan bangkai ketika menjumpai pejantan menggenggam betina dan berupaya mengeluarkan telurnya.
Menurut Izzo, fenomena ini dijumpai berkali-kali. Pejantan mendorong betina yang telah mati agar "mangsanya" tak direbut pejantan lain. Telur yang keluar difertilisasi segera. Izzo menjumpai bahwa embrio benar-benar bisa berkembang.
Fenomena hewan mengawini bangkai ini bukan yang pertama kali dijumpai. Tapi, baru kali ini perkimpoian dengan bangkai bisa dikatakan memiliki fungsi.
Sebelumnya, perilaku mengawini bangkai pernah dijumpai pada bebek liar. Bebek liar menyetubuhi sesama jenis yang sudah mati. Kemudian, ada pula temuan penguin jantan yang suka mengawini penguin betina yang telah mati. Namun, faktanya, bisa dikatakan perilaku itu adalah "kesalahan".
Pada jenis R. proboscidea, nekrofilia memang "diperlukan". Jumlah katak jantan jauh lebih banyak dibandingkan betina. Riset ini dipublikasikan di Journal of Natural History.
Kompas.com
Bersetubuh dengan mayat bagi manusia adalah sesuatu yang terlarang. Tapi, bagi katak spesies Rhinella proboscidea yang hidup di wilayah Amazon, nekrofilia adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Bahkan, bisa dikatakan dianjurkan bila ingin tetap survive.
R. proboscidea adalah katak kecil yang menyerupai daun mati. Katak ini memiliki tubuh berwarna coklat dengan corak garis warna putih.
Kompetisi kimpoi bagi spesies ini penuh kekerasan. Sekali betina muncul, pejantan saling berebut. Suara "menggelegar" menjadi tanda kompetisi ketat mendapatkan betina. Fenomena kompetisi ini sering disebut "explosive breeding".
Saking kerasnya, pejantan berusaha menyingkirkan pejantan lain yang siap kimpoi dengan betina. Tak jarang, betina yang berada di bahwa pejantan yang disingkirkan mati kelelahan atau tenggelam.
Logikanya, ketika betina mati, maka kedua pejantan akan berhenti berebut dan meninggalkan betina itu. Namun, bagi spesies ini, kematian pasangan tak menghalangi keinginan reproduksi. Pejantan akan mengekstrak telur dari betina yang mati dan membuahinya.
Diberitakan National Geographic pada februari lalu, fenomena yang disebut "nekrofilia fungsional" ini ditemukan oleh Thiago Izzo dari National Institute of Amazonian Research di Brazilia lewat penelitiannya.
Izzo melakukan pengamatan pada explosive breeding di Adolfo Ducke Forest Reserve di Brazilia tahun 2001 hingga 2005. Pertama, ia menemukan 100 jantan dan 20 betina mati. Kedua, 50 jantan dan 5 betina mati. Ketika membedah si betina, Izzo tak bisa menemukan sel telurnya.
Izzo kemudian menyadari adanya perkaiwnan dengan bangkai ketika menjumpai pejantan menggenggam betina dan berupaya mengeluarkan telurnya.
Menurut Izzo, fenomena ini dijumpai berkali-kali. Pejantan mendorong betina yang telah mati agar "mangsanya" tak direbut pejantan lain. Telur yang keluar difertilisasi segera. Izzo menjumpai bahwa embrio benar-benar bisa berkembang.
Fenomena hewan mengawini bangkai ini bukan yang pertama kali dijumpai. Tapi, baru kali ini perkimpoian dengan bangkai bisa dikatakan memiliki fungsi.
Sebelumnya, perilaku mengawini bangkai pernah dijumpai pada bebek liar. Bebek liar menyetubuhi sesama jenis yang sudah mati. Kemudian, ada pula temuan penguin jantan yang suka mengawini penguin betina yang telah mati. Namun, faktanya, bisa dikatakan perilaku itu adalah "kesalahan".
Pada jenis R. proboscidea, nekrofilia memang "diperlukan". Jumlah katak jantan jauh lebih banyak dibandingkan betina. Riset ini dipublikasikan di Journal of Natural History.
updet video :
[youtube]ZqW4Er-N5Vg
[/youtube]
[/youtube]
Katak nya amazing gan, segala cara di lakukan demi mempertahankan spesiesnya

Diubah oleh vikiejeleek 21-03-2013 07:17
0
2.6K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan