- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Selamat Jalan Dian, Penelusur Goa yang Meninggal di Goa Seropan


TS
aremaNATI0N
Selamat Jalan Dian, Penelusur Goa yang Meninggal di Goa Seropan
Quote:
KASKUSER yg baik selalu meninggalkan 





Quote:
Jean Henry Dunant "sebuah negara tak akan kehabisan pemimpin jika pemuda nya masih ada yang senang naik gunung dan melakukan kegiatan alam lainnya"
Quote:

Quote:
Gambar di bawah adalah gambaran goa, copyright masih ada di tangan pemilik foto
Quote:




Quote:
Gunungkidul - Tiga anggota Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (Hikespi) meninggal dunia saat mengikuti pendidikan lanjutan susur gua di Goa Seropan II Dusun Serpeng Desa Pacarejo Semanu Gunungkidul Rabu (20/03/2012). Ketiganya meninggal dunia setelah terjebak saat banjir terjadi di dalam gua.
Tiga korban dalam peristiwa ini adalah warga Solo yang juga mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta bernama Ganang Samudra, warga Surabaya yang juga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto bernama Hevin Fahariza, dan warga Yogyakarta Mahasiswa Biologi Universitas Gajah Mada bernama Dian.
"Tiga anggota kami itu terjebak karena tiba-tiba terjadi banjir. Padahal posisi mereka sedang menggantung di tali, sehingga kesulitan bernafas saat air semakin tinggi," kata Ketua Hikespi, Cahya Alkantara.
Peristiwa nahas ini bermula saat 60 anggota Hikespi menggelar pendidikan lanjutan Speleologi atau pengenalan gua Seropan pada Selasa (19/03/2013). Mereka dibagi dalam tiga kelompok dengan masing-masing didampingi empat pemandu.
Kegiatan sendiri dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan secara bergantian masing-masing kelompok memasuki gua Seropan yang bermulut vertikal. Musibah terjadi saat rombongan terakhir yang terdiri dari 20 orang dan empat pemandu tengah memasuki gua.
Sekitar pukul 14.00 WIB hujan deras mengguyur dan mengakibatkan air sungai di dalam gua semakin tinggi. "Saat itu tengah Rigging (terkait) pada tali. Nah, setelah hujan itulah air semakin meninggi," katanya.
Sebanyak 21 orang termasuk pemandu berhasil menyelamatkan diri. Namun ketiga korban akhirnya tenggelam karena proses evakuasi tidak segera dapat dilakukan mengingat air semakin tinggi.
"Untuk turun terlalu berbahaya. Jadi upaya pertolongan baru bisa dilakukan setelah air surut," ujar Cahya.
Proses evakuasi baru bisa dilakukan selepas pukul 17.00 WIB. Namun karena kondisi medan yang berat, ketiga korban baru berhasil dievakuasi menjelang dinihari.
Korban meninggal selanjutnya dibawa ke RSUD Wonosari sambil menunggu koordinasi proses pemulangan jenazah.
Aparat kepolisian juga masih menyelidiki kasus ini karena berdasar surat pemberitahuan, kegiatan susur gua disebutkan akan digelar di Goa Jomblang.
"Setelah menerima laporan, kami cek di Goa Jomblang ternyata tidak ada. Barulah diketahui setelahnya ternyata mereka menggelar kegiatan di beberapa gua," kata AKP Sunu Pranowo.
(trq/trq)
Tiga korban dalam peristiwa ini adalah warga Solo yang juga mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta bernama Ganang Samudra, warga Surabaya yang juga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto bernama Hevin Fahariza, dan warga Yogyakarta Mahasiswa Biologi Universitas Gajah Mada bernama Dian.
"Tiga anggota kami itu terjebak karena tiba-tiba terjadi banjir. Padahal posisi mereka sedang menggantung di tali, sehingga kesulitan bernafas saat air semakin tinggi," kata Ketua Hikespi, Cahya Alkantara.
Peristiwa nahas ini bermula saat 60 anggota Hikespi menggelar pendidikan lanjutan Speleologi atau pengenalan gua Seropan pada Selasa (19/03/2013). Mereka dibagi dalam tiga kelompok dengan masing-masing didampingi empat pemandu.
Kegiatan sendiri dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan secara bergantian masing-masing kelompok memasuki gua Seropan yang bermulut vertikal. Musibah terjadi saat rombongan terakhir yang terdiri dari 20 orang dan empat pemandu tengah memasuki gua.
Sekitar pukul 14.00 WIB hujan deras mengguyur dan mengakibatkan air sungai di dalam gua semakin tinggi. "Saat itu tengah Rigging (terkait) pada tali. Nah, setelah hujan itulah air semakin meninggi," katanya.
Sebanyak 21 orang termasuk pemandu berhasil menyelamatkan diri. Namun ketiga korban akhirnya tenggelam karena proses evakuasi tidak segera dapat dilakukan mengingat air semakin tinggi.
"Untuk turun terlalu berbahaya. Jadi upaya pertolongan baru bisa dilakukan setelah air surut," ujar Cahya.
Proses evakuasi baru bisa dilakukan selepas pukul 17.00 WIB. Namun karena kondisi medan yang berat, ketiga korban baru berhasil dievakuasi menjelang dinihari.
Korban meninggal selanjutnya dibawa ke RSUD Wonosari sambil menunggu koordinasi proses pemulangan jenazah.
Aparat kepolisian juga masih menyelidiki kasus ini karena berdasar surat pemberitahuan, kegiatan susur gua disebutkan akan digelar di Goa Jomblang.
"Setelah menerima laporan, kami cek di Goa Jomblang ternyata tidak ada. Barulah diketahui setelahnya ternyata mereka menggelar kegiatan di beberapa gua," kata AKP Sunu Pranowo.
(trq/trq)
Quote:
Sebuah harga yang mahal yang harus dibayarkan Dian, salah satu yunior saya di Mapala dulu. Yang bersangkutan saat ini aktif berkegiatan sebagai salah satu caver (penelusur gua) di Mapala. Ybs adalah anggota aktif angkatan 15 dan sedang menempuh pendidikan di salah satu fakultas di Universitas Gadjah Mada.
Berita ini sampai di telinga saya tadi pagi. Sebenarnya sudah sering saya melihat dg mata kepala sendiri atau mendengar kematian rekan saya di mapala. Mungkin saking seringnya hingga saya tak mampu menghitung berapa kali saya mengucapkan "Selamat Jalan" kepada rekan2 saya.
Sebuah pelajaran yang berharga perlu kita petik, terutama bagi penggiat alam bebas, adalah safety procedure. Menyangkut hal ini saya sangat membatasi diri untuk tidak menyebut nama organisasi manapun. Intinya adalah Safety Procedure (SP) sangat diperlukan dalam berkegiatan di alam bebas, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita melihat kecelakaan kerja dan kecelakaan lainnya yang disebabkan karena kurangnya kesadaran utk menerapkan SP. Kita terlena karena memang kenyataannya jarang terjadi kecelakaan sehingga kondisi memaksa kita masuk ke dalam zona nyaman terlalu jauh.
Hingga saat ini saya belum menerima kronologis lengkap dari pengurus ataupun rekan saya di Jogja sehingga belum dapat bicara banyak mengenai kecelakaan ini. Namun saya yakin seandainya SP dijalankan dgn baik, angka resiko dapat ditekan seminimalisir mungkin, karena setahu saya seorang caver juga harus pandai membaca timing (waktu) kapan dia dapat masuk ke goa tersebut karena tiap goa pasti memiliki karakter2 yang spesifik. Perhitungan yang detail mengenai kondisi hipo (kurang oksigen), besar debit air, cuaca, hingga etologi (perilaku) populasi kelelawar di dalamnya.
Kenapa populasi kelelawar? Saya pernah mengalami kondisi hipo dalam gua hingga api dari korek pun tidak dapat menyala, yang kemudian diperparah dg kedatangan ribuan kelelawar yang masuk mengharuskan saya dan tim berjuang keras utk dapat bertahan hidup.
Satu hal lagi yang patut kita ambil pelajaran adalah mengenai perijinan. Jangan dikira perijinan ke kepolisian atau yang berwenang di situ adalah hal yg sepele. Perizinan ini sangat erat kaitannya dg proses evakuasi dan tentunya pertanggungjawaban. Bayangkan saja jika anda seorang Rescuer mendengar ada berita kecelakaan, atau anda sebagai korban yang sedang mengalami kecelakaan, sementara di perizinan tertulis "mengadakan kegiatan di lokasi A" sementara di lapangan ternyata bukan di lokasi A.
Berita ini sampai di telinga saya tadi pagi. Sebenarnya sudah sering saya melihat dg mata kepala sendiri atau mendengar kematian rekan saya di mapala. Mungkin saking seringnya hingga saya tak mampu menghitung berapa kali saya mengucapkan "Selamat Jalan" kepada rekan2 saya.
Sebuah pelajaran yang berharga perlu kita petik, terutama bagi penggiat alam bebas, adalah safety procedure. Menyangkut hal ini saya sangat membatasi diri untuk tidak menyebut nama organisasi manapun. Intinya adalah Safety Procedure (SP) sangat diperlukan dalam berkegiatan di alam bebas, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita melihat kecelakaan kerja dan kecelakaan lainnya yang disebabkan karena kurangnya kesadaran utk menerapkan SP. Kita terlena karena memang kenyataannya jarang terjadi kecelakaan sehingga kondisi memaksa kita masuk ke dalam zona nyaman terlalu jauh.
Hingga saat ini saya belum menerima kronologis lengkap dari pengurus ataupun rekan saya di Jogja sehingga belum dapat bicara banyak mengenai kecelakaan ini. Namun saya yakin seandainya SP dijalankan dgn baik, angka resiko dapat ditekan seminimalisir mungkin, karena setahu saya seorang caver juga harus pandai membaca timing (waktu) kapan dia dapat masuk ke goa tersebut karena tiap goa pasti memiliki karakter2 yang spesifik. Perhitungan yang detail mengenai kondisi hipo (kurang oksigen), besar debit air, cuaca, hingga etologi (perilaku) populasi kelelawar di dalamnya.
Kenapa populasi kelelawar? Saya pernah mengalami kondisi hipo dalam gua hingga api dari korek pun tidak dapat menyala, yang kemudian diperparah dg kedatangan ribuan kelelawar yang masuk mengharuskan saya dan tim berjuang keras utk dapat bertahan hidup.
Satu hal lagi yang patut kita ambil pelajaran adalah mengenai perijinan. Jangan dikira perijinan ke kepolisian atau yang berwenang di situ adalah hal yg sepele. Perizinan ini sangat erat kaitannya dg proses evakuasi dan tentunya pertanggungjawaban. Bayangkan saja jika anda seorang Rescuer mendengar ada berita kecelakaan, atau anda sebagai korban yang sedang mengalami kecelakaan, sementara di perizinan tertulis "mengadakan kegiatan di lokasi A" sementara di lapangan ternyata bukan di lokasi A.
Quote:
sekali lagi saya belum menerima kronologis kejadian yunior saya, sehingga saya belum bisa berbicara banyak mengenai kejadian tersebut. Saya minta maaf apabila ada yang kurang berkenan dgn komentar saya mengenai kecelakaan tersebut, saya memang tidak tahu terlalu banyak mengenai caving, karena saya lebih aktif di dunia penyelaman. Saya hanya ingin mengajak KASKUSER untuk mengambil pelajaran dari musibah yang dialami Mapala kami.
Sekeras apapun kita berusaha menghindari musibah, jika Tuhan berkehendak lain, maka terjadilah
Sekeras apapun kita berusaha menghindari musibah, jika Tuhan berkehendak lain, maka terjadilah
Quote:

Quote:
alamat twitternya: @dianputrii
ane masih sempat twitteran 5 hari sebelum dia meninggal dg akun @andreawan16
ane masih sempat twitteran 5 hari sebelum dia meninggal dg akun @andreawan16
Quote:
Selamat Jalan Dian, Selamat Jalan Petualang, Semoga arwahmu di terima di sisi Nya 

Quote:
Keep Safety, Keep Adventure, Fight for Freedom!


Quote:
Original Posted By emptyz►



Innalillahi wa innaillaihi roji'un.umur memanglah rahasia allah.tiada yg tau,semoga ganang meninggal dalam keadaan yg terbaik.dalam kadaan ridho n di ridhoi.dalam keadaan khusnul khotimah.diterima segala amalnya n diampuni semua dosa2nya.amien
Spoiler for ganang samudra:




Innalillahi wa innaillaihi roji'un.umur memanglah rahasia allah.tiada yg tau,semoga ganang meninggal dalam keadaan yg terbaik.dalam kadaan ridho n di ridhoi.dalam keadaan khusnul khotimah.diterima segala amalnya n diampuni semua dosa2nya.amien
Diubah oleh aremaNATI0N 22-03-2013 05:29
0
9.8K
Kutip
92
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan