SAPA (SEMARANG) - Demi harga diri, Beberapa mahasiswa asal Papua menemui pimpinan media Suara Merdeka, pada Rabu (30/1) . menemui pimpinan media suara merdeka ini bermaksud untuk menyampaikan pemberitaan media yang tidak objektif sehingga menjatuhkan harkat dan martabat sebagai mahasiswa asal Papua maupun masyarakat Papua pada umumnya yang berdomisili di Semarang.
Mendatangi beberapa mahasiswa asal Papua di kantor suara merdeka tersebut langsung diterima oleh direktur berserta jajaran suara merdeka(tidak disebutkan identitas) sehingga pihak media suara merdeka minta maaf kepada seluruh mahasiswa asal Papua dan masyarakat Papua yang berdomisili di Semarang. Dengan alasan kami (pihak media) tidak meminta keterangan dari pihak pelaku.
Sebelumnya, terbitan Suara Merdeka bertanggal (25/1), dengan topik “tewas setelah dipaksa makan”. Kemudian isi beritanya tidak objektif dan Semua keterangan yang dimuat dalam berita tersebut dari pihak korban sedangkan pihak pelaku tidak diminta keterangan sehingga mahasiswa Papua berserta masyarakat Papua sangat kesal dengan pemebritaan media tersebut.
Maka pihak mahasiswa meminta kepada media suara merdeka bahwa segara mengembalikan nama baik mahasiswa asal Papua pada khususnya dan pada umumnya masyarakat Papua yang mendiami di daerah Semarang. Karena kami mahasiswa Papua dicap sebagai Pemabuk, pengacau dan lain sebagainya. Padahal tidak semua mahasiswa melakukan hal serupa.
Mahasiswa Papua juga meminta kepada pihak Suara Merdeka bahwa segera mempublikasihkan berita yang sama pada hari yang berbeda yakin hari Rabu dan Senin. Supaya masyarakat Jawa Tengah maunpun Jawa membaca dan mengetahui bahwa berita yang sebenarnya dan faktanya di lapangan terjadi seperti begini, harus dijelaskan sesuai kejadian di lapangan.
Ironisnya, masyarakat Jawa pada umumnya tidak tau membedakan satu dengan yang lain. Sehingga dipukul rata atau disamaratakan. Padahal kembar saja berbeda tingka laku. Satu yang melakukan kesalahan, seluruh mahasiswa Papua kena. Bahkan mahasiswa asal Timur Timur dan Nusa Tenggara juga kena imbasnya.(Amoyeyoka tekege)