- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah kasih 2 kakak beradik dari tanah borneo ( kasih sampai akhir hayat )


TS
really.real
Kisah kasih 2 kakak beradik dari tanah borneo ( kasih sampai akhir hayat )
Spoiler for tolong dibantu:

Spoiler for sebelumnya:
Saya dedikasikan catatan kecil ini untuk mendiang nenek saya tercinta almarhum Hj. Siti Dinar yang telah menghembuskan nafas terakhirnya di hari jumat, 8 maret 2013 tepat ditengah hari. Dan untuk sang kakak dari nenek saya, almarhum Hj. Noor Hasanah yang menghembuskan nafas terakhir pada hari minggu, 10 maret 2013 di jam yang sama. (maaf jika tulisan saya kurang menarik, hanya berbagi cerita)
Spoiler for silahkan dibaca:
suatu hari yang cerah di tanah borneo di tahun 1942 atau 1945, 2 anak gadis kakak beradik berlarian kecil menuruni tangga rumah panggung setelah berpamitan kepada kedua orangtua mereka. Sang kakak yang belum genap 15 tahun menggandeng tangan adik kecilnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, berjalan menyusuri jalan kecil. Setiba di persimpangan jalan mereka berpisah, sang adik berlari pergi ke sekolah dan sang kakak pergi ke ladang. Tidak ada perasaan apa – apa pada mereka dihari itu, dan mereka semua masing – masing mencoba menghabiskan hari dengan ceria.
Ditengah hari, dihari itu juga entah pesawat tempur jepang atau pesawat tempur belanda terbang melewati sebuah rumah panggung. Bukan sekedar “ hanya lewat “ tetapi juga menjatuhkan sebuah bom, yang bukan hanya cukup menghancurkan apa saja yang dijatuhinya tetapi dapat menghancurkan hati dan hidup 2 anak gadis kakak beradik. Rumah, orangtua dan saudara – saudara mereka lenyap tanpa sisa karena ledakan itu, tidak menyisakan 1 pun dari saudara mereka. Mereka yang pulang dari aktifitasnya masing – masing terdiam sesaat, lalu air mata dan kepiluan dihati pun tak bisa dihindari oleh mereka berdua. Kakak beradik itupun menagis sejadi – jadinya ditengah kebingungan bahwa siapa yang akan merawat mereka kelak sepeninggal orangtua mereka. Dihari yang memilukan itu mereka berjanji bahwa akan selalu saling menjaga dan saling menyayangi, sehidup semati.
Setelah hari itu, mereka hidup bersama, lalu berpisah, lalu dipertemukan lagi. Berulang – ulang begitu seterusnya sampai tiba saatnya mereka tumbuh dewasa dan masing – masing berkeluarga. Dan tak dapat dipungkiri bahwa sepanjang hidup yang mereka jalani pasti muncul beberapa perselisihan diantara keduanya. Namun setiap permasalahan pasti selalu selesai dengan baik karena janji yang pernah mereka ucapkan selalu mereka ingat.
Ditengah hari, dihari itu juga entah pesawat tempur jepang atau pesawat tempur belanda terbang melewati sebuah rumah panggung. Bukan sekedar “ hanya lewat “ tetapi juga menjatuhkan sebuah bom, yang bukan hanya cukup menghancurkan apa saja yang dijatuhinya tetapi dapat menghancurkan hati dan hidup 2 anak gadis kakak beradik. Rumah, orangtua dan saudara – saudara mereka lenyap tanpa sisa karena ledakan itu, tidak menyisakan 1 pun dari saudara mereka. Mereka yang pulang dari aktifitasnya masing – masing terdiam sesaat, lalu air mata dan kepiluan dihati pun tak bisa dihindari oleh mereka berdua. Kakak beradik itupun menagis sejadi – jadinya ditengah kebingungan bahwa siapa yang akan merawat mereka kelak sepeninggal orangtua mereka. Dihari yang memilukan itu mereka berjanji bahwa akan selalu saling menjaga dan saling menyayangi, sehidup semati.
Setelah hari itu, mereka hidup bersama, lalu berpisah, lalu dipertemukan lagi. Berulang – ulang begitu seterusnya sampai tiba saatnya mereka tumbuh dewasa dan masing – masing berkeluarga. Dan tak dapat dipungkiri bahwa sepanjang hidup yang mereka jalani pasti muncul beberapa perselisihan diantara keduanya. Namun setiap permasalahan pasti selalu selesai dengan baik karena janji yang pernah mereka ucapkan selalu mereka ingat.
Spoiler for lanjutan:
Beberapa dekade telah berlalu. Kini anak – anak dari dua bersaudari itupun memiliki keluarga masing – masing. Entah sudah beberapa kali para nenek menceritakan perjalanan hidup mereka yang tidak pernah bosan untuk didengar kepada cucu – cucu mereka, termasuk saya cucu dari sang adik. Kadang sang adik tidak bisa menahan airmatanya jika mengingat peristiwa besar dimasa kecilnya itu saat bercerita kepada kami para cucunya. Di lain waktu, setiap sang kakak berkunjung kerumah sang adik mereka selalu bernostalgia dengan bahasa daerah mereka. Sang kakak selalu tidur dikamar sang adik, bernostalgia sampai menjelang pagi dengan sang adik yang pada saat kecil selalu menggandeng tangannya. Terkadang lucu juga, seperti para gadis yang selalu curhat – curhatan dikala mereka berkumpul.
Dihari senja mereka, terkadang mereka terbaring lemah tak berdaya diatas ranjang menahan sakit. namun tidak seberapa dibanding penyakit terakhir yang menyerang keduanya. Penyakit terakhir yang membuat sang adik harus terbaring lemah dirumah sakit selama beberapa hari, diikuti oleh sang kakak yang juga harus dirawat dirumah sakit namun berbeda kota. Rupanya janji mereka tidak pernah dilupakan, tiba harinya 1 hari sebelum sang adik menghembuskan nafas terakhir dia terbaring koma dirumah sakit dan entah apa yang terjadi sang kakak juga berada didalam keadaan yang sama. Tepat ditengah hari dihari jumat tanggal 8 maret 2013 sang adik menghembuskan nafas terakhirnya. Dan tepat di jam yang sama 3 hari kemudian sang kakak menyusul sang adik. Janji mereka telah mereka tepati, walaupun harus meninggalkan kesedihan dan penyesalan diantara keluarga besar mereka. Walau di akhir hayatnya mereka tidak bisa bertemu, namun mereka kembali bergandengan tangan di tempat lain yang lebih indah dari dunia ini. Selamat jalan nenek Hj. Siti Dinar dan nenek Hj. Noorhasanah, semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik disisi Nya untuk kalian berdua.
Dihari senja mereka, terkadang mereka terbaring lemah tak berdaya diatas ranjang menahan sakit. namun tidak seberapa dibanding penyakit terakhir yang menyerang keduanya. Penyakit terakhir yang membuat sang adik harus terbaring lemah dirumah sakit selama beberapa hari, diikuti oleh sang kakak yang juga harus dirawat dirumah sakit namun berbeda kota. Rupanya janji mereka tidak pernah dilupakan, tiba harinya 1 hari sebelum sang adik menghembuskan nafas terakhir dia terbaring koma dirumah sakit dan entah apa yang terjadi sang kakak juga berada didalam keadaan yang sama. Tepat ditengah hari dihari jumat tanggal 8 maret 2013 sang adik menghembuskan nafas terakhirnya. Dan tepat di jam yang sama 3 hari kemudian sang kakak menyusul sang adik. Janji mereka telah mereka tepati, walaupun harus meninggalkan kesedihan dan penyesalan diantara keluarga besar mereka. Walau di akhir hayatnya mereka tidak bisa bertemu, namun mereka kembali bergandengan tangan di tempat lain yang lebih indah dari dunia ini. Selamat jalan nenek Hj. Siti Dinar dan nenek Hj. Noorhasanah, semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik disisi Nya untuk kalian berdua.

Spoiler for foto terakhir 2 bersaudari dihari tua mereka:

Spoiler for puisi dari cucu sang kakak ( sophie love ):
In Memoriam : Two Grandmas
Seorang gadis, belum genap limabelas,
Beriringan menuruni tangga rumah panggung,
Dengan adik kecil, yang riang menyambut hari
Di simpang jalan, mereka berpisah
Kakak ke ladang, adik sekolah
Hari itu, hari yang biasa saja,
Di tahun empat dua, atau empat lima? Aku lupa..
Yang pasti, Indonesia belum lagi merdeka
Dua kakak beradik,
Dipaksa nasib, mengangkat janji,
Sehidup semati
Di hari yang biasa,
Satu pesawat Belanda,
Memuntahkan amarah yang tak biasa
Rumah keluarga, runtuh tak bersisa
Membawa serta, orangtua,
Saudara- saudara..
Seorang, sedang mengandung tua..
Tapi, perang tak mengenal nyawa,
Malam itu,
Sang Kakak, nenekku,
Menekur di rumah keluarga yang tercabik,
Bau darah dan sisa mesiu, bersatu
Tapi, kenangan adalah kekuatan
mengalahkan ketakutan, pada perang, pada Belanda dan burung besi yang berputar-putar, pada sisa-sisa hidup yang berserakan di tanah basah…
Tujuh dekade, hampir kau lewati,
Pahit, manis, datang berganti
Kau temukan cinta, kau ajarkan kasih,
Pada tanah yang basah, pada mata yang geriap,
Perjuangan panjang,
Jatuh, bangun, jatuh lagi…
Tapi semangat baja tak pernah mati…
Hingga satu jum’at
Saat mentari belum lagi penat,
Kau rebah, pasrah
Pada firman Tuhanmu,
Sang kakak, nenekku…
Mencintaimu adalah mencintai sebuah konsep
Bagaimana hati yang bersatu karena berbagi airmata,
Tak akan terpisah, hanya karena salah bicara,
Mencintaimu adalah mencintai,
Sekaleng balado cumi,
Yang kau kirim, jauh-jauh
Dimana para belahan jiwamu berlabuh,
Tiga hari yang panjang, berlalu
Bagi kami yang rindu,
Untuk mendengar lagi rapalan doa
Dari bibirmu seperti dulu
Tapi kau tetap beku. Telah beku,
Bergandeng tangan
Sekali lagi, jalan beriringan
Dengan sang adik, nenek mudaku
Yang sabar menunggu,
Di Jum’at keramat itu…
Satu sampai akhir.
Waidhan, India. 110313 09:39 AM
(Kenangan yang terurai, untuk perempuan berhati baja, Alm. Hj. Noorhasanah, yang kupanggil nenek Nah. Selamat jalan, nek. Selamat menggandeng kembali adikmu terkasih, Alm. Hj. Siti Dinar, cinta abadimu.)
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/20...as-541741.html
Spoiler for bukaaa:
Mohon doa dari pembaca sekalian untuk nenek - nenek kami yang baru saja berpulang. semoga semua amal ibadah mereka diterima oleh Nya dan ditempatkan ditempat terbaik disisi Nya, amiinn
Diubah oleh really.real 28-03-2013 15:20
0
2K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan