Akhir dari bumi ketika matahari selesai berevolusi menjadi bintang raksasa merah
TS
yanz0685
Akhir dari bumi ketika matahari selesai berevolusi menjadi bintang raksasa merah
malem akang momod dan akang mimin... pada kesempatan kali ini saya mau share informasi yang saya dapet mengenai EVOLUSI MATAHARI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PLANET-PLANETNYA.Awalnya ane iseng gan cari tahu tentang misteri-misteri di tata surya kita, tp ane nemu bahasan ini, dan ternyata rame juga, pokoknya bikin kagum, ngeri, dan yang pasti menambah keimanan kita terhadap sang pencipta..... akhirnya ane coba telusurin dari berbagai sumber... cekidooot gaaan!!!!
1. Evolusi Bintang
Seperti manusia, bintang juga mengalami perubahan tahap kehidupan. Sebutannya adalah evolusi. Mempelajari evolusi bintang sangat penting bagi manusia, terutama karena kehidupan kita bergantung pada matahari. Matahari sebagai bintang terdekat harus kita kenali sifat-sifatnya lebih jauh.
Dalam mempelajari evolusi bintang, kita tidak bisa mengikutinya sejak kelahiran sampai akhir evolusinya. Usia manusia tidak akan cukup untuk mengamati bintang yang memiliki usia hingga milyaran tahun. Jika demikian tentunya timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa menyimpulkan tahap-tahap evolusi sebuah bintang?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan kembali menganalogikan bintang dengan manusia. Jumlah manusia di bumi dan bintang di angkasa sangat banyak dengan usia yang berbeda-beda. Kita bisa mengamati kondisi manusia dan bintang yang berada pada usia/tahapan evolusi yang berbeda-beda. Ditambah dengan pemodelan, akhirnya kita bisa menyusun teori evolusi bintang tanpa harus mengamati sebuah bintang sejak kelahiran hingga akhir evolusinya.
Tahap akhir dari evolusi bintang ini yakni dikenal oleh sebagian penggemar astronomi di dunia dengan sebutan Raksasa Merah.Untuk agan-agan yang penasaran dengan proses evolusi bintang ini dari tahap "kelahiran" hingga "kematian" nya bisa mampir ke sini. Kalo yang mau tau pengertian raksasa merah selengkapnya klik disini.
2. Akhir hayat bumi ketika matahari selesai berevolusi
Yang perlu digaris bawahi, ternyata bintang yang berevolusi itu pada akhirnya ternyata melahap planet-planet disekitarnya gan... bukti ini dapat dilihat dari video NASA berikut :
berikut artikel yang saya dapet gan :
Quote:
Ini adalah zoom citra dalam bagian kecil pandangan pesawat Kepler. Ia menunjukkan ratusan bintang dalam rasi bintang Lyra. Bintang terterang terlihat putih dan bintang yang redup berwarna merah. (Credit: NASA/Ames/JPL-Caltech)
Dan, menurut makalah Nature, data juga menunjukkan para peneliti apakah bintang raksasa merah membakar hidrogen dalam cangkang yang mengelilingi bintangnya atau apakah ia telah berevolusi pada usia dimana ia membakar helium di intinya. Itu yang belum dapat dilakukan astronom sebelum Kepler.
“Bintang mulai membakar helium di intinya dengan diawali oleh kilatan helium,” kata Kawaler. “Transformasi dari bintang yang membakar selubung hidrogen ini misterius. Kami rasa ia terjadi dengan cepat dan mungkin dalam bentuk ledakan. Sekarang kami dapat mengetahui mana bintang yang sudah melakukan itu dan mana yang akan.”
Informasi tersebut akan membantu astronom memahami lebih baik siklus hidup bintang raksasa merah. Matahari kita akan berevolusi menjadi raksasa merah dalam sekitar 5 miliar tahun.
Kepler diluncurkan 6 Maret 2009 dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida. Pesawat ini mengorbit matahari sambil membawa fotometer, atau pengukur cahaya, untuk mengukur perubahan kecemerlangan bintang. Fotometer ini disertai sebuah teleskop berdiameter 37 inci yang terhubung dengan kamera CCD 95 Megapixel. Instrumen ini secara berkelanjutan diarahkan ke daerah Cygnus-Lyra di galaksi Bima Sakti. Tugas utamanya adalah menggunakan variasi kecil kecemerlangan bintang-bintang dalam pandangannya untuk mencari planet mirip bumi yang mungkin dapat menopang kehidupan.
Kepler Asteroseismic Investigation juga menggunakan data dari fotometer tersebut untuk mempelajari bintang. Penyelidikan ini dipimpin oleh empat anggota komite: Kawaler, Chair Ron Gilliland dari Lembaga Ilmu Teleskop Antariksa di Baltimore, Jorgen Christensen-Dalsgaard dan Hans Kjeldsen, keduanya dari Universitas Aarhus di Aarhus, Denmark.
Kepler, kata Kawaler, adalah alat revolusioner untuk mempelajari dan memahami bintang. Ini seperti memiliki instrumen yang serentak mempelajari gelombang untuk petunjuk permukaan samudera dan mendengarkan di bawah permukaan tersebut untuk mengetahui kedalaman samudera.
“Namun jika kamu mendengar dengan sangat hati-hati,” kata Kawaler. “Dan kamu harus memiliki alat yang cukup sensitif untuk melihat dan mendengar sekaligus.”
1. P. G. Beck, T. R. Bedding, B. Mosser, D. Stello, R. A. Garcia, T. Kallinger, S. Hekker, Y. Elsworth, S. Frandsen, F. Carrier, J. De Ridder, C. Aerts, T. R. White, D. Huber, M.- A. Dupret, J. Montalban, A. Miglio, A. Noels, W. J. Chaplin, H. Kjeldsen, J. Christensen-Dalsgaard, R. L. Gilliland, T. M. Brown, S. D. Kawaler, S. Mathur, J. M. Jenkins. Kepler-Detected Gravity-Mode Period Spacings in a Red Giant Star. Science, 2011; DOI: 10.1126/science.1201939
2. Timothy R. Bedding, Benoit Mosser, Daniel Huber, Josefina Montalbán, Paul Beck, Jørgen Christensen-Dalsgaard, Yvonne P. Elsworth, Rafael A. García, Andrea Miglio, Dennis Stello, Timothy R. White, Joris De Ridder, Saskia Hekker, Conny Aerts, Caroline Barban, Kevin Belkacem, Anne-Marie Broomhall, Timothy M. Brown, Derek L. Buzasi, Fabien Carrier, William J. Chaplin, Maria Pia Di Mauro, Marc-Antoine Dupret, Søren Frandsen, Ronald L. Gilliland, Marie-Jo Goupil, Jon M. Jenkins, Thomas Kallinger, Steven Kawaler, Hans Kjeldsen, Savita Mathur, Arlette Noels, Victor Silva Aguirre, Paolo Ventura. Gravity modes as a way to distinguish between hydrogen- and helium-burning red giant stars. Nature, 2011; 471 (7340): 608 DOI: 10.1038/nature09935
Lalu bagaimana evolusi ini bisa disebut akhir hayat dari bumi??Simpel gan... jadi matahari ketika selesai berevolusi dia akan "melahap" planet-planet disekitarnya (termasuk bumi) beserta orbitnya seperti dijelaskan video diatas. Berikut artikel yang menjelaskan tentang itu :
Quote:
Jack O'Malley-James dari University of St Andrews di Inggris berusaha mengetahuinya dengan melakukan pemodelan. Tentu, pemodelan dilakukan dengan dukungan dasar-dasar ilmiah.
Hasil pemodelan, seperti diberitakan New Scientist, Kamis (1/11/2012), menyatakan, kehidupan di Bumi akan berakhir dalam 2,8 miliar tahun, ketika Matahari berubah menjadi bintang raksasa merah. Selama satu miliar tahun sebelum kehidupan benar-benar berakhir, makhluk hidup yang eksis hanyalah mikroorganisme.
Lewat pemodelan, sebenarnya ilmuwan ingin melihat kehidupan di planet yang mengorbit bintang yang usia dan kondisinya terus berubah.
O'Malley-James mengatakan, "Kemampuan mendukung kehidupan bukanlah atribut dari planet itu, tetapi sesuatu yang memiliki umur (batasan) sendiri."
Peneliti memulai dengan membuat pemodelan peningkatan suhu Bumi di berbagai ketinggian bersamaan dengan perubahan jangka panjang karakteristik orbitnya.
Pemodelan menunjukkan, organisme makro akan punah saat Matahari semakin memanas. Laut menguap dan lempeng tektonik berhenti beraktivitas karena tak ada air. Saat itu, kolam air garam panas eksis di wilayah Bumi yang cukup tinggi, misalnya di gua-gua yang dalam. Mikroba bisa hidup di wilayah itu selama satu miliar tahun sebelum akhirnya juga akan punah.
Dari pemodelan, peneliti mengungkapkan bahwa mungkin kehidupan di suatu planet adalah sebuah siklus. Awalnya, mikroba tercipta lebih dahulu selama 3 miliar tahun pertama. Namun, pada akhirnya, organisme kompleks akan punah lebih dulu. Di masa akhir "kehidupan" planet, hanya mikroba yang bisa eksis.
Dengan pandangan itu, jika memang kehidupan ada di luar Bumi, maka mungkin hanya soal waktu saja mikroba dan makroorganisme bisa eksis.
"Bukanlah sebuah planet yang mati, melainkan mungkin sebuah planet baru ada pada fase akhir kemampuan mendukung kehidupannya," ungkap O'Malley-James.
Euan Monaghan dari Open University di Milton Keynes, Inggris, setuju dengan pemikiran bahwa kehidupan adalah siklus dari sederhana, kompleks, kemudian kembali ke sederhana lagi.
"Jika kehidupan eksis di banyak tempat, maka kita cuma perlu untuk menemukan periode yang tepat yang mendukung kehidupan multiseluler (kompleks)," urainya.
Ini hanya sekedar informasi yang didapat oleh MANUSIA gan, semuanya (bencana alam/musibah atau kiamat sekalipun) itu atas kehendak ilahi, belum ada yang bisa menjawab dengan PASTI tentang hal-hal ini. Tugas kita sekarang BERSYUKURLAH APA YANG SUDAH KITA RASAKAN SEKARANG.
BIASAKAN KALAU MAU DI SHARE-KAN LEBIH BAIK GAN KALO AGAN/SISTA MAU NGASIH KULKAS ANE JUGA SIAP NAMPUNG!!
Diubah oleh yanz0685 14-03-2013 06:03
nona212 memberi reputasi
1
7.5K
Kutip
47
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru