Ketika para peneliti mengirim sejumlah tanaman ke International Spaca Station, satelit buatan yang beredar di orbit Bumi pada ketinggian 350 Km dan dapat dihuni, mereka tidak bermaksud menjadikan tanaman itu sebagai dekorasi.
Sebaliktnya bibit-bibit tanaman dengan bunga kecil warna putih ini - yang disebut Arabidopsis thaliana- merupakan bahan percobaan untuk mempelajari bagaimana akar tanaman bisa berkembang di lingkungan yang tidak memiliki gravitasi.
Gravitasi adalah elemen penting dalam pertumbuhan akar tanaman, namun para ilmuwan kini mendapati bahwa tanaman luar angkasa tidak butuh gravitasi untuk bertumbuh. Tim riset dari University of Florida di Gainesville menduga, keberhasilan ini terkait dengan kemampuan tanaman untuk menyesuaikan diri selama bertumbuh.
Anna - Lisa Paul, ahli genetika tanaman dari University of Florida yang melakukan studi ini, memantau perkembangan tanaman di International Space Station dari Kennedy Space Center di Florida melalui foto-foto yang dikirim dari stasiun luar angkasa tersebut setiap enam jam sekali.
"Ketika kami melihat foto-foto awal yang dikirim, kami terkejut," ujar Paul. Tumbuh di dalam jelly kaya nutrisi di cawan petri, tanaman ini menunjukkan pola pertumbuhan akar yang serupa dengan tanaman di Bumi: menjauh dari benih tanaman untuk mencari nutrisi dan air. Bedanya, akar tanaman luar angkasa ini menjalar secara vertikal, bukan horisontal.
Spoiler for pict:
Uji coba yang dibiayai NASA tersebut menyarankan bahwa tanaman masih memiliki "insting" Bumi saat mereka tidak lagi memiliki gaya gravitasi, sebagai panduan. Paul menduga bahwa tanpa gravitasi, ada faktor lain yang memungkinkan tanaman mengarahkan akarnya menjauhi biji dan mecari cahaya, misalnya kelembapan dan nutrisi.
"Intinya, meski tanaman 'tahu' bahwa mereka ada di lingkungan baru, mereka akan baik-baik saja," ujar Paul.
Temuan ini mendorong prospek untuk bercocok tanam di luar angkasa, dan, pada akhirnya, di planet lain.