MAKASSAR--Gambar Muhamamad Jusuf Kalla-Dahlan Iskan beredar di Makassar. Poster itu tidak menjelaskan partai apa yang mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden itu.

Menurut kalangan dekat JK, begitu panggilan akrab Jusuf Kalla, pasangan ini sudah mencapai kesimpulan untuk maju dalam Pilpres 2014. "Mengingat hasil survei dua figur ini masuk dalam jajaran lima besar calon presiden, jadi sudah bisa disimpulkan untuk ikut pilpres," ujarnya di Makassar, Senin (25/2/2013).

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden itu akan terus menyanyi bila penonton masih menyukai dendangannya. Pernyataan itu merupakan perumpamaan saat ditanya apakah Kalla hendak maju Pilpres 2014.
"Kalau penonton masih mau dihibur, bisa saja menyanyi [mencalonkan diri maju sebagai capres] juga," ujarnya, Kamis (21/2).

Dia mengungkapkan itu dalam peluncuran buku Perang Bintang 2014 di Universitas Islam Negeri Jakarta).

Kalaupun nanti tak ada yang mencalonkan, Kalla akan mendirikan 'kelompok vokal untuk melatih penyanyi baru'. Pasalnya, untuk menyanyi di Pemilu 2014 harus ada partai yang mengusung dan promotornya.

JK mengingatkan pemilihan presiden bukan ajang pengkaderan politik. "Jika salah memilih, 5 tahun ke depan akan riskan. Jadi jangan bedakan umur, tetapi yang penting kepemimpinan dan pengalaman," tegasnya.


Sementara itu, Dahlan Iskan, setiap kali disinggung soal pencalonannya sebagai presiden pada Pemilu 2014 langsung menukas dengan cepat. "Jangan bicara soal itu, karena sangat menggangu kerja saya," katanya dalam beberapa kali kesempatan. (ln)

Aduh maaf gan beritanya malah kehapus..
Tambahan dari Ane:

Ane heran kenapa banyak banget yang benci sama DI. Agan-agan yang pada ga suka, pernahkan kalian menyempatkan waktu untuk membaca manufacturing hope yang beliau tulis setiap hari senin? Dimana itu berisi perkembangan-perkembangan BUMN selama beliau pimpin?

Tentang berita-berita remeh seperti nyikat WC, ngamuk di jalan toll. Saya kok malah jadi heran sama agan-agan semua. Itu kan memang tujuannya agar pelayanan BUMN menjadi lebih baik. Segala sesuatu mulai dari hal yang kecil. Dan yang lebih heran lagi adalah beliau membela kenyamanan kita tapi kita menganggap bahwa itu pencitraan. Alangkah menyedihkannya negeri ini ketika ada pejabat yang benar-benar membela kenyamanan masyarakat justru itu dibilang sebagai pencitraan.

Tentang kasus PLN, mohon agan-agan dalam membaca berita jangan setengah-setengah. Kasus itu terjadi karena PLN tidak mendapat jatah suply gas. Gas tersebut di jual ntah kemana. Bahkan DI dlu sempat mengancam akan mengimpor gas dari Iran. Memang banyak pejabat yang melakukan pencitraan tapi sebelum menyangka seseorang salah marilah kita sama-sama menelusuri kebenaran berita itu. DPR sangat gencar mengejar pak DI apalagi Si EF yang mau nyagub itu. Coba agan-agan baca beritanya, ternyata itu ada hubungannya sama peristiwa masa lalu ketika beliau memimpin PLN dan tender yang berhubungan dengan saudara si EF yang gagal (ane lupa tapi ya macam itulah).

Tentang sering munculnya beliau di berita, logikanya kalau ada seseorang yang lagi terkenal kemana-mana juga wartawan ngikut. Apalagi beliau orangnya nyeleneh. Jokowi juga ane rasa kaya gitu, selalu diliput wartawan tapi kenapa di mata masyarakat bagus?

Mari kita belajar memahami masalah dengan sejernih-jenihnya. Jangan mudah terprovokasi orang lain.

Komen yang ngakak tapi ada benernya juga sih


Buat yang ngasih cendol makasih gan.., setelah sekian lama akhirnya dapet cendol lagi...