KEFAMENANU - Ada fenomena aneh di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebuah pohon bisa berdiri sendiri setelah tumbang dihantam angin kencang. Tak pelak, pohon yang tumbuh di kawasan hutan Keramat Putun, Desa Persiapan Nifunenas Lapeom, Kecamatan Insana Barat, itu menjadi perhatian warga.
Pohon berusia ratusan tahun itu tumbang diterpa badai pada 2011. Namun, pada Desember 2012, pohon tersebut berdiri tegak kembali.
Tiga saksi mata, masing-masing Margaretha Sainoen, Mikhael Nesi, dan Antonius Antoin, mengaku melihat langsung proses berdirinya pohon aneh itu.
Margaretha mengaku takut saat melihat pohon tua itu tiba-tiba bangkit.
"Saat saya sedang pilih buah pohon kemiri dekat kayu itu, tiba-tiba ada bunyi keras sehingga saya angkat kepala dan lihat ke arah bunyi, ternyata pohon itu bergetar lalu berdiri tegak. Karena takut,,saya pun lari memberitahukan hal itu ke mama dan bapa," kata Margaretha, bocah yang masih duduk di bangku kelas V SDK Fatualam.
Orangtua Marghareta, Mikhael dan Antonius, mengaku, saat kejadian keduanya sedang menggarap lahan perkebunan mereka. "Kami kaget karena ada bunyi keras seperti tembakan senjata api, lalu disusul dengan bunyi gemuruh di sekitar pohon kering yang sudah lama tumbang. Namun, tiba-tiba kami lihat pohon yang kering itu bangun, bergetar, dan berdiri tegak," ungkap Mikhael.
Menurut Mikhael, setelah melihat kejadian itu, mereka sempat takut mendekat ke pohon itu. Namun, akhirnya bersama Antonius, dirinya kemudian memberitahukan kepada warga lainnya dan aparat desa bersama-sama mendatangi pohon untuk mengecek. Ternyata pohon tersebut berdiri tegak dengan kondisi akar yang tidak menyatu lagi dengan tanah. Di tempat yang sama, dua tokoh adat desa setempat, Samuel Sunhaki dan Yoseph Tnomat, mengatakan, pohon itu adalah pohon adat suku Sunhaki-Tnomat yang sudah sejak turun-temurun digunakan sebagai tempat ritual adat sehingga menurut mereka, jika ada kejadian seperti itu, pasti akan ada pertanda buat warga setempat.
"Entah ini pertanda baik atau buruk."
Pohon tumbang akibat terjangan angin hingga akarnya terangkat. Setelah setahun tumbang, bagian akar lapuk. Namun anehnya, pohon tersebut bisa kembali berdiri tegak. Dinaiki pun, pohon tersebut tidak ambruk.
Sebelum tumbang, pohon tersebut memiliki tinggi 12 meter dan diameter 75 sentimeter. Oleh warga bernama Joni Naitili, pohon tersebut digergaji menggunakan chainsaw pada Desember 2012 sehingga kini ketinggiannya hanya tersisa antara dua sampai tiga meter. Namun, dua hari setelah memotong bagian tengah pohon, Joni meninggal dunia.
Sejak pohon itu berdiri, warga sempat tidak berani mendekat. Namun, setelah diyakinkan oleh tetua adat desa bahwa pohon itu tidak berbahaya, warga pun berani mendekat. Namun, tetua adat memperingatkan agar warga tidak mendekati pohon tersebut sendirian.
Oleh warga, pohon itu diberi nama
Hau Babu "I".©