bertauhidkuAvatar border
TS
bertauhidku
Mekanisme Yang Lebih Efektif dalam Mempelajari al-Qur'an
MEKANISME YANG LEBIH EFEKTIF DALAM MEMPELAJARI AL-QUR'AN

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur'an sebagai penerang. Dengannya manusia mendapat petunjuk, kemuliaan, dan kesuksesan. Sungguh, Al-Qur'an adalah karunia yang tidak ternilai harganya.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. Kepada mereka-lah kita mengambil keteladanan tanpa henti. Teladan yang senantiasa mengiringi dan hidup dalam diri kita.
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw, sebagai bukti kenabiannya, penyejuk hatinya, penghibur dukanya, penuntun perilakunya, penguat kelemahannya dan petunjuk umatnya. Al-Qur'an adalah kitab yang berisi beragam kandungan : akidah, hukum dan muammalah. Jika para Nabi sebelumnya datang membawa mukjizat, Nabi Muhammad pun demikian.

Jika mukjizat nabi-nabi terdahulu terbatas ruang dan waktu, tidak demikian dengan Al-Qur'an. Kemukjizatannya menembus ruang dan waktu. Ia cocok bagi lingkungan dan umat saat diturunkannya. Akan tetapi, ia pun sesuai dengan lingkungan dan umat setelahnya, bahkan umat yang akan datang.

Oleh karena itu, untuk menjadikan Al-Qur'an pedoman atau penuntun kehidupan di muka bumi ini, diperlukan pemahaman yang benar, tentunya sesuai dengan kapasitas diri kita masing-masing. Dan, untuk mendapatkan pemahaman dari Al-Qur'an tidaklah mudah. Sejarah telah mencatat bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat kosakata yang sukar dipahami, bahkan oleh bangsa Arab sendiri, tidak terkecuali para sahabat Nabi saw. Umar bin Khattab pernah ditanya 'abban' di dalam surat 'Abasa (80). Kemudian Umar menjawab, "Kita dilarang berberat-berat dan mendalami (sesuatu di luar kemampuan daya serap kita)." Penegasan Umar ini mengindikasikan bahwa tidak semua kosakata dalam Al-Qur'an dapat dipahami dengan baik oleh para sahabat Nabi saw. Padahal, mereka menerima wahyu itu langsung dari beliau, bahkan menyaksikan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi turunnya ayat. Jangankan sahabat yang lain, Umar yang telah diakui kredebalitas dan keluasan pengetahuannya tentang Islam saja tidak mengetahui kosakatanya secara pasti.

Dari peristiwa Umar itu dapat dipetik dua hal. Pertama, menolak pendapat Ibnu Khaldun yang menyatakan bahwa semua bangsa Arab dapat memahami dan mengetahui makna kosakata dan susunan kalimat Al-Qur'an. Kedua, untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an diperlukan penafsiran, sementara untuk mendapatkan penafsiran yang benar tidak cukup hanya dengan menguasai bahasa Arab, tetapi perlu juga pengetahuan yang memadai terhadap budaya yang hidup di kalangan bangsa Arab, kaidah-kaidah penafsiran, serta ilmu tafsir, seperti peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur'an, nasikh-mansukh, qira'at, muhkamat, mutasyabihat, umum dan khusus, serta makiyyah dan madaniyah, yang paling utama adalah kesucian diri.

Akan tetapi, penafsiran-penafsiran ayat Al-Qur'an pada umumnya berorientasi pada hal-hal yang bersifat klasik daripada membicarakan permasalahan-permasalahan yang terjadi di abad modern dan kontemporer ini. Padahal, kita tahu bahwa Al-Qur'an bukan hanya untuk umat terdahulu, melainkan untuk menjadi pegangan atau pedoman bagi seluruh umat manusia, sejak dulu sampai akhir zaman. Oleh karena itu, penafsiran Al-Qur'an harus selalu diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta dinamika hidup dan kehidupan masyarakat yang semakin modern.

Semoga Thread ini dapat membantu kita menemukan mutiara-mutiara makna yang terkandung di dalam Al-Qur'an, dan lebih mendekatkan kita kepada Allah. Amiin

Diubah oleh bertauhidku 10-01-2014 14:53
tata604
tata604 memberi reputasi
1
29.7K
402
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan