- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Susahnya Buka Usaha di Indonesia


TS
maarhalim
Susahnya Buka Usaha di Indonesia
Susahnya Buka Usaha di Indonesia
Beberapa waktu yang lalu rasa nasionalisme kita terusik, bukan karena klaim dari Malaysia, tapi ada juga kaitannya dengan Malaysia, walau tak langsung. Yakni ketika Perusahaan Blacberry (dulu RIM) membuka pabrik di Malaysia, bukan di Indonesia padahal pembeli BB mayoritas adalah orang Indonesia.
Menurut saya, langkah yang dilakukan oleh Blackberry cukup beralasan, karena membuka dusaha di Indonesia memang sulit. terutama pada infrastruktur yang tidak mendukung. Hal ini saya alami sendiri bahkan hanya dengan memulai usaha kecil.
Sebelumnya saya adalah seorang karyawan di Perusahaan percetakan di Jakarta, Berhubung Perusahaan percetakan pindah ke tempat yang jauh dari rumah saya, saya memutuskan untuk resign karena gak kuat dengan macet yang harus saya hadapi dari bekasi hingga ke Jakarta barat ujung.
Hampir di waktu bersamaan ada tawaran dari pengusaha di daerah Riau yang mendaulat saya untuk membuka percetakan. Gayungpun bersambut, saya menyanggupi dan memboyong keluarga saya ke Riau, tepatnya di Daerah bernama Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kota Selatpanjang adalah kota kabupaten Kepulauan Meranti, jadi tidak terpencil banget, selain itu kota ini dekat dengan Malaysia dan Batam. Namun kehidupan di kota ini seperti kota terisolir,
Bayangkan saja, harga Bensin kualitas Premium Harga Perliternya kisaran Rp. 6000-8000, yang bisa anda bayangkan sendiri inflasi di daerah ini.
Harga makanan juga terbilang mahal, sebagai gambaran Harga Gas LPJ Tabung 3Kg paling murah 23.000, sedangkan umumnya kisaran 25.000
OK, Kembali ke topik, di kota Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti ini, saya membuka usaha buat sambilan, supaya istri ada kerjaan di rumah. Soalnya dia gak kenal dengan penduduk sini. Usaha yang saya buka adalah Loket Pembayaran Listrik melalui pihak ketiga bernama PT. ****
Lalu apa tantangannya?...
1. Meskipun tempat usaha saya berada di KM 5 dari pusat kota, di sini belum tersedia kabel PSTN Telkom, sehingga untuk jaringan Internet harus memakai Wireless Modem dengan menggunakan GPRS dari provider GSM. Celakanya sinyal internet disini kecepatanya semuanya lemoeted.
2. PLN di sini sering mati, setidaknya 2X sehari TANPA PEMBERITAHUAN. Pada hari ini tanggal 04/03/2013 sudah mati 3X sejak dinihari tadi. Artinya pelanggan sering kecewa sedangkan mereka datang dari jauh untuk membayar tagigan listrik dan otomatis saya juga rugi.
3. Akibat dari seringnya Listrik mati mendadak, Komputer saya sering rusak, kerusakan komputer sangat tidak sebanding dengan keuntungan dari fee yang kami terima dari pembayaran listrik yang cuma Rp. 1100 /Transaksi.
4. Sistem Prepaid PLN sering down sehingga kami menjadi sasaran keluhan pelanggan PLN Prepaid yang tidak bisa membeli token sedangkan listrik dirumahnya sudah mati.
Ini adalah usaha pertama saya, Selama saya membuka usaha, hanya keluhan pelanggan yang kami terima, mereka menumpahkan uneg-uneg seolah-olah kami adalah karyawan PLN Bahkan kalau ada gangguan mereka lapornya pada kami sehingga kami mengeluarkan biaya ekstra untuk pulsa nelpon PLN terdekat.
Itu adalah gambaran paling kecil saja, saya cuma bisa membayangkan, gimana jika agan membuka usaha yang lebih besar?... Atau ada agan yang punya pengalaman yang lebih menarik?...
Beberapa waktu yang lalu rasa nasionalisme kita terusik, bukan karena klaim dari Malaysia, tapi ada juga kaitannya dengan Malaysia, walau tak langsung. Yakni ketika Perusahaan Blacberry (dulu RIM) membuka pabrik di Malaysia, bukan di Indonesia padahal pembeli BB mayoritas adalah orang Indonesia.
Menurut saya, langkah yang dilakukan oleh Blackberry cukup beralasan, karena membuka dusaha di Indonesia memang sulit. terutama pada infrastruktur yang tidak mendukung. Hal ini saya alami sendiri bahkan hanya dengan memulai usaha kecil.
Sebelumnya saya adalah seorang karyawan di Perusahaan percetakan di Jakarta, Berhubung Perusahaan percetakan pindah ke tempat yang jauh dari rumah saya, saya memutuskan untuk resign karena gak kuat dengan macet yang harus saya hadapi dari bekasi hingga ke Jakarta barat ujung.
Hampir di waktu bersamaan ada tawaran dari pengusaha di daerah Riau yang mendaulat saya untuk membuka percetakan. Gayungpun bersambut, saya menyanggupi dan memboyong keluarga saya ke Riau, tepatnya di Daerah bernama Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kota Selatpanjang adalah kota kabupaten Kepulauan Meranti, jadi tidak terpencil banget, selain itu kota ini dekat dengan Malaysia dan Batam. Namun kehidupan di kota ini seperti kota terisolir,
Bayangkan saja, harga Bensin kualitas Premium Harga Perliternya kisaran Rp. 6000-8000, yang bisa anda bayangkan sendiri inflasi di daerah ini.
Harga makanan juga terbilang mahal, sebagai gambaran Harga Gas LPJ Tabung 3Kg paling murah 23.000, sedangkan umumnya kisaran 25.000
OK, Kembali ke topik, di kota Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti ini, saya membuka usaha buat sambilan, supaya istri ada kerjaan di rumah. Soalnya dia gak kenal dengan penduduk sini. Usaha yang saya buka adalah Loket Pembayaran Listrik melalui pihak ketiga bernama PT. ****
Lalu apa tantangannya?...
1. Meskipun tempat usaha saya berada di KM 5 dari pusat kota, di sini belum tersedia kabel PSTN Telkom, sehingga untuk jaringan Internet harus memakai Wireless Modem dengan menggunakan GPRS dari provider GSM. Celakanya sinyal internet disini kecepatanya semuanya lemoeted.
2. PLN di sini sering mati, setidaknya 2X sehari TANPA PEMBERITAHUAN. Pada hari ini tanggal 04/03/2013 sudah mati 3X sejak dinihari tadi. Artinya pelanggan sering kecewa sedangkan mereka datang dari jauh untuk membayar tagigan listrik dan otomatis saya juga rugi.
3. Akibat dari seringnya Listrik mati mendadak, Komputer saya sering rusak, kerusakan komputer sangat tidak sebanding dengan keuntungan dari fee yang kami terima dari pembayaran listrik yang cuma Rp. 1100 /Transaksi.
4. Sistem Prepaid PLN sering down sehingga kami menjadi sasaran keluhan pelanggan PLN Prepaid yang tidak bisa membeli token sedangkan listrik dirumahnya sudah mati.
Ini adalah usaha pertama saya, Selama saya membuka usaha, hanya keluhan pelanggan yang kami terima, mereka menumpahkan uneg-uneg seolah-olah kami adalah karyawan PLN Bahkan kalau ada gangguan mereka lapornya pada kami sehingga kami mengeluarkan biaya ekstra untuk pulsa nelpon PLN terdekat.
Itu adalah gambaran paling kecil saja, saya cuma bisa membayangkan, gimana jika agan membuka usaha yang lebih besar?... Atau ada agan yang punya pengalaman yang lebih menarik?...
Diubah oleh maarhalim 04-03-2013 13:31
0
2K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan