- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Lebih Dekat Burung Dodo


TS
SystemAnalist
Mengenal Lebih Dekat Burung Dodo

Quote:
Dodo (Raphus cucullatus) adalah burung yang tak dapat terbang yang pernah hidup di Pulau Mauritius. Burung ini berhubungan dengan merpati. Burung ini memiliki tinggi sekitar satu meter, pemakan buah-buahan, dan bersarang di tanah, meskipun dari taksonomi termasuk dalam keluarga burung dara (Columbiformes, Columbidae). Struktur sayapnya yang mungil tidak memungkinkan untuk mengangkat tubuhnya tinggi di udara. Burung ini diduga berasal dari pulau kecil Mauritius yang terletak sekitar 550 mil lepas pantai timur Madagaskar.
Spoiler for Mauritus:

Quote:
Kepunahan burung dodo diduga karena kedatangan manusia yang membuka habitat burung ini menjadi daerah pemukiman dan lahan pertanian. Manusia tidak sendirian masuk ke pulau, tetapi membawa serta hewan-hewan mereka, terutama anjing, kucing, monyet, dan babi yang berpotensi menyerang burung ini maupun menghancurkan sarang-sarang mereka. Tikus yang merupakan hama terbawa bersama kapal yang membawa manusia ke pulau tersebut. Tikus-tikus memakan telur burung dodo, menghentikan perkembangbiakan hewan ini. Penyelidikan oleh arkeolog menunjukkan bukti-bukti bahwa tidak hanya hewan-hewan yang memangsa burung dodo tetapi manusia juga mengkonsumsinya.
Spoiler for Dodo:

Quote:
Dodo adalah burung yang tidak takut pada manusia, dan ditambah ketidakmampuannya untuk terbang, membuatnya menjadi mangsa yang mudah ditangkap.[11] Orang yang mendarat di Mauritius memakan burung ini. Namun, banyak jurnal melaporkan rasa dodo tidak enak dan dagingnya yang keras, sementara spesies lokal lainnya seperti Rail Merah enak rasanya. Umumnya dipercaya bahwa pelaut Melayu menghargai burung ini dan membunuhnya hanya untuk menggunakannya sebagai hiasan kepala dalam upacara keagamaan.[12] Manusia pertama yang mendatangi Mauritius membawa binatang baru, seperti anjing, babi, kucing, tikus, dan kera pemakan kepiting yang menghancurkan sarang dodo, sementara manusia menghancurkan hutan tempat dodo tinggal.[13] Kini, dampak dari binatang-binatang itu—terutama babi dan kera—pada kepunahan dodo dianggap lebih berpengaruh dibanding pengaruh dari perburuan. Ekspedisi tahun 2005 menemukan banyak binatang yang mati akibat banjir. Kematian massal demikian semakin menyulitkan bagi spesies yang sudah terancam punah.[14]
Walaupun banyak laporan tentang pembunuhan massal dodo untuk bekal makanan dalam kapal, penemuan arkeologis sampai sekarang kurang mendapatkan bukti dari adanya manusia yang memangsa burung ini. Tulang belulang dari setidaknya dua dodo ditemukan dalam gua di Baie du Cap yang digunakan sebagai tempat berlindung buronan budak dan narapidana pada abad ke-17, tapi karena tempat itu terisolasi di ketinggian, daerah itu sukar dicapai oleh dodo.[15]
Kemungkinan gambar dodo terawal yang akurat (1601–1603).
Ada kontroversi seputar waktu kepunahan dodo. Robert dan Solow menyatakan bahwa "kepunahan Dodo adalah saat terlihat terakhir tahun 1662, seperti dilaporkan oleh pelaut Volkert Evertsz" (Evertszoon), tetapi banyak sumber lainnya menduga hal itu terjadi pada tahun 1681. Robert dan Solow menunjukkan bahwa karena dodo terlihat terakhir sebelum 1662 adalah pada tahun 1638, dodo kemungkinan sudah sangat jarang pada tahun 1660-an.[16] Analisis statistik tentang catatan perburuan Issac Johannes Lamotius memberikan perkiraan baru tahun 1693, dengan tingkat kepercayaan 95% dari 1688 sampai 1715. Mempertimbangkan bukti-bukti lain seperti laporan pelancong dan tidak adanya laporan yang baik setelah 1689,[15] sepertinya Dodo punah sebelum tahun 1700; sehingga, Dodo terakhir mati hanya satu abad lebih sedikit setelah penemuan spesies itu tahun 1581.[17]
Semula hanya sedikit yang memerhatikan burung yang punah ini. Pada awal abad ke-19, burung ini dianggap sebagai makhluk yang aneh dan banyak yang menganggapnya hanya mitos. Dengan penemuan serangkaian tulang dodo di Mare aux Songes dan laporan yang dibuat oleh George Clark mulai tahun 1865, minat terhadap burung ini mulai bertambah. Dalam tahun yang sama dengan dimulainya publikasi laporan Clarke, burung yang baru punah ini dijadikan salah satu karakter dalam ceritera Alice's Adventures in Wonderland hasil karya Lewis Carroll.[18] Dengan populernya buku tersebut, dodo jadi banyak diketahui dan mudah dikenali sebagai ikon dari kepunahan.
Walaupun banyak laporan tentang pembunuhan massal dodo untuk bekal makanan dalam kapal, penemuan arkeologis sampai sekarang kurang mendapatkan bukti dari adanya manusia yang memangsa burung ini. Tulang belulang dari setidaknya dua dodo ditemukan dalam gua di Baie du Cap yang digunakan sebagai tempat berlindung buronan budak dan narapidana pada abad ke-17, tapi karena tempat itu terisolasi di ketinggian, daerah itu sukar dicapai oleh dodo.[15]
Kemungkinan gambar dodo terawal yang akurat (1601–1603).
Ada kontroversi seputar waktu kepunahan dodo. Robert dan Solow menyatakan bahwa "kepunahan Dodo adalah saat terlihat terakhir tahun 1662, seperti dilaporkan oleh pelaut Volkert Evertsz" (Evertszoon), tetapi banyak sumber lainnya menduga hal itu terjadi pada tahun 1681. Robert dan Solow menunjukkan bahwa karena dodo terlihat terakhir sebelum 1662 adalah pada tahun 1638, dodo kemungkinan sudah sangat jarang pada tahun 1660-an.[16] Analisis statistik tentang catatan perburuan Issac Johannes Lamotius memberikan perkiraan baru tahun 1693, dengan tingkat kepercayaan 95% dari 1688 sampai 1715. Mempertimbangkan bukti-bukti lain seperti laporan pelancong dan tidak adanya laporan yang baik setelah 1689,[15] sepertinya Dodo punah sebelum tahun 1700; sehingga, Dodo terakhir mati hanya satu abad lebih sedikit setelah penemuan spesies itu tahun 1581.[17]
Semula hanya sedikit yang memerhatikan burung yang punah ini. Pada awal abad ke-19, burung ini dianggap sebagai makhluk yang aneh dan banyak yang menganggapnya hanya mitos. Dengan penemuan serangkaian tulang dodo di Mare aux Songes dan laporan yang dibuat oleh George Clark mulai tahun 1865, minat terhadap burung ini mulai bertambah. Dalam tahun yang sama dengan dimulainya publikasi laporan Clarke, burung yang baru punah ini dijadikan salah satu karakter dalam ceritera Alice's Adventures in Wonderland hasil karya Lewis Carroll.[18] Dengan populernya buku tersebut, dodo jadi banyak diketahui dan mudah dikenali sebagai ikon dari kepunahan.
Spoiler for Dodo lagi:

Quote:
Peneliti Belanda berperan penting dalam pendirian museum burung yang punah, dodo di Mauritius. Museum itu terletak dekat Mare aux Songes. Di dasar rawa tersebut, terkubur tulang belulang lebih dari setengah juta binatang, di antaranya burung dodo.
Kuburan massal Mare aux Songes dapat mengungkapkan ekosistem Mauritius sebelum kedatangan penduduk pertama di wilayah itu. Para peneliti berpendapat banyak sekali jenis binatang vertebrata yang terkubur, di antaranya berbagai burung, kadal dan kura-kura raksasa.
Museum dodo lebih dari hanya sekedar monumen untuk burung yang sudah punah, kata peneliti dodo, Kenneth Rijsdijk.
"Sebagian besar tulang belulang yang kami gali, dapat anda lihat. Selain itu ada cerita soal dodo, kolonisasi Belanda, dan pembuktian bahwa para pelaut Belanda tidak memangsa dodo. Dan dapat anda lihat perubahan yang dilakukan manusia terhadap ekosistem Mauritius.
Pengaruh manusia
Anak-anak di Mauritius belajar bahwa Belanda sebagai kolonisator memangsa dodo. Akibatnya burung berjalan setinggi satu meter itu punah. Namun sebenarnya bukan itu yang terjadi, demikian kesimpulan peneliti Belanda.
Dodo punah karena binatang-binatang yang dibawa pelaut seperti misalnya tikus, kucing dan anjing. Mereka memangsa burung, telur dan anak burung.
Dampak manusia
"Yang unik di Mauritius, kami sudah mengetahui apa yang dilakukan manusia ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di pulau tersebut. Binatang apa saja yang mereka bawa dan apa dampak dari kedatangan Belanda, Prancis, dan Inggris terhadap ekosistem. Data-data itu deperlukan untuk memperkirakan dampak manusia terhadap ekosistem di masa mendatang. Jika kami mengetahui itu maka kami dapat menyesuaikan kebijakan," ungkap Rijsdijk.
Mauritius mencurahkan perhatian terhadap pendidikan lingkungan dan perlindungan alam.
Namun museum yang mengajarkan bagaimana kita dapat memelihara alam untuk masa depan, belum ada. Pengetahuan itu tidak saja penting untuk penduduk pulau itu namun juga penting untuk penduduk di wilayah peka lainnya seperti kepulauan Galapagos, kata Kenneth Rijsdijk.
Para peneliti dodo asal Belanda akan menggelar pameran bersama dengan para ahli lokal.
Kuburan massal Mare aux Songes dapat mengungkapkan ekosistem Mauritius sebelum kedatangan penduduk pertama di wilayah itu. Para peneliti berpendapat banyak sekali jenis binatang vertebrata yang terkubur, di antaranya berbagai burung, kadal dan kura-kura raksasa.
Museum dodo lebih dari hanya sekedar monumen untuk burung yang sudah punah, kata peneliti dodo, Kenneth Rijsdijk.
"Sebagian besar tulang belulang yang kami gali, dapat anda lihat. Selain itu ada cerita soal dodo, kolonisasi Belanda, dan pembuktian bahwa para pelaut Belanda tidak memangsa dodo. Dan dapat anda lihat perubahan yang dilakukan manusia terhadap ekosistem Mauritius.
Pengaruh manusia
Anak-anak di Mauritius belajar bahwa Belanda sebagai kolonisator memangsa dodo. Akibatnya burung berjalan setinggi satu meter itu punah. Namun sebenarnya bukan itu yang terjadi, demikian kesimpulan peneliti Belanda.
Dodo punah karena binatang-binatang yang dibawa pelaut seperti misalnya tikus, kucing dan anjing. Mereka memangsa burung, telur dan anak burung.
Dampak manusia
"Yang unik di Mauritius, kami sudah mengetahui apa yang dilakukan manusia ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di pulau tersebut. Binatang apa saja yang mereka bawa dan apa dampak dari kedatangan Belanda, Prancis, dan Inggris terhadap ekosistem. Data-data itu deperlukan untuk memperkirakan dampak manusia terhadap ekosistem di masa mendatang. Jika kami mengetahui itu maka kami dapat menyesuaikan kebijakan," ungkap Rijsdijk.
Mauritius mencurahkan perhatian terhadap pendidikan lingkungan dan perlindungan alam.
Namun museum yang mengajarkan bagaimana kita dapat memelihara alam untuk masa depan, belum ada. Pengetahuan itu tidak saja penting untuk penduduk pulau itu namun juga penting untuk penduduk di wilayah peka lainnya seperti kepulauan Galapagos, kata Kenneth Rijsdijk.
Para peneliti dodo asal Belanda akan menggelar pameran bersama dengan para ahli lokal.
Spoiler for Dodo:

Dari berbagai sumber
0
7.7K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan