Tambahan dari TS:
Mohon maaf sebelumnya bukan bermaksud menggurui atau merasa sok pintar...

Di zaman ini memang harus diakui sopan santun dan tata krama sudah mulai memudar. Mereka yang begitu teguh 'menggigit' sopan santun, tata krama mau pun unggah-ungguh (jawa -pen) akan dianggap orang cupu yang ketinggalan zaman. Mereka yang hidup dengan memegang teguh kebagusan akhlak dianggap manusia kuno dan tidak tepat hidup di zaman modern. Sedangkan yang senang hidup urakan dan mengekor budaya negatif bangsa barat malah dikatakan pemuda kekinian dengan gaya yang sangat keren dan mempesona.
Miris Gan

Mungkin tidak banyak yang menyadari kalau kita sedang hidup di dunia baru. Dunia yang menganggap sebuah pembangkangan terhadap aturan kebaikan sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang patut dijunjung dan dikembangkan. Sedangkan mereka yang menasehati untuk kembali ke jalan yang benar sebagai bentuk perasit yang suka mencampuri urusan orang lain dan patut dimusuhi. Pemahaman demikian akan menggiring penganutnya menjadi pribadi bebas yang tak lagi terikat aturan serta dapat berbuat sekehendak hati tanpa boleh ada yang melarang. (Ane ga bisa ngebayangin kalau setiap manusia bebas bertindak sekehendak hati Gan)

Seperti kejadian di foto tersebut. Mungkin bukan sang anak yang salah karena ibarat kertas putih si anak hanya menerima pengaruh dari lingkungan tempat dia hidup dan berinteraksi. Yang jadi pertanyaan adalah tidak pernahkah si anak diajari tentang sikap peduli kepada sesama? Atau pelajaran tentang sikap mulia dengan menjadi pribadi yang baik kemudian membaikan sesama atau sikap rendah hati terhadap orang-orang yang lemah dan orang orang yang membutuhkan bantuan/perlindungan.

Faktanya tidak semua orang tua mengajarkan akhlak dan budi pekerti luhur yang cukup kepada anaknya dan menyerahkan semua pendidikan anaknya ke sekolah atau pun tempat mengaji. Padahal sebagai 'lingkungan dan guru pertama' bagi sang anak di dunia orang tua berperan besar membentuk kepribadian dan budi pekerti luhur serta batasan-batasan yang mana yang benar untuk dilakukan dan yang mana yang tidak. Yang mana yang terpuji yang mana yang tercela dan sebagainya.

Karenanya saya mengajak diri saya sendiri mau pun Agan / Sista, mari kita bina diri kita menjadi diri baik dan membaikan orang-orang di sekitar kita. Semoga kejadian serupa atau pun yang lebih parah tidak terulang kembali.

Akhir kata TS Mohon maaf apabila dalam menulis trit ini TS banyak melakukan kesalahan kepada Agan / Sista sekalian. TS sama sekali tidak bermaksud menyinggup pihak manapun. TS hanya ingin sekedar berbagi saja. TS juga mohon maaf kalau trit TS berantakan. TS mengucapkan terima kasih kepada Agan/Sista yang sudah mau berkunjung, membaca, berkomentar, memberikan rate dan yang memberikan reputasi di trit ane. Semoga Tuhan membalas kebaikan Agan / Sista lakukan dengan hal yang terbaik bagi Agan/Sista masing-masing. Dan semoga trit dari ane bermanfaat bagi kita semua.

Original Posted By TechnoFreakers►Taro Pejwan kalo TSnya berani...

Ane punya bukti itu sotosop,,
1. Yang bikin aneh itu dari tangannya, masa anak kecil tangannya keker banget,, warna kulitnya juga hitam..
2. Coba cari" digo*gle applikasi mendeteksi asli atau palsu..

ini hasil temuannya :


kalo bener itu asli,,harusnya hanya sebatas sony Cybershoot dan zoombrowser EX untuk mengkompress gambar.

Cari aja applikasinya di go*gle,,banyak kok,, JPEGsnoop.

bisa juga lewat cmd,,
masuk ke direktori tempat fotonya berada, misalnya D: trus ketik type (namafilenya.jpeg)
kalau benar" asli,,muncul type kameranya,,misalnya sony cybershoot,,trus ada tgl berapa ngambil fotonya..