Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan,[1] sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.

1. Besalen : Tempat kerja, bengkel kerja atau work shop
2. Peralatan kerja, berupa ububan dan paron atau besi landasan tempa, palu besar 5 kg, 3 kg dan 1,5 kg, palu kecil untuk empu, 3 buah capit (sapit atau penjepit, semacam kakaktua bertangkai panjang), gergaji besi, pahat besi, paju dan berbagai macam bentuk dan ukiran kikir.
3. Panjak atau tenaga pembantu, antara 2 ampai 3 orang. Pada zaman dahulu biasanya membutuhkan sekitar 5 orang.
4. Arang kayu jati kualitas terbaik, sekitar 3 kuintal. Di Madura, digunakan arang kayu sejenis pohon yang tumbuh di pantai.
5. Bahan baku keris yang berupa :

* Besi tempat sekitar 12 kg (untuk keris lurus) sampai 18 kg (untuk keris luk).

* Baja sekitar 600 gram

* Bahan pamor sekitar 350 gram atau nikel sekitar 125 gram.

Penghantar doa, agar Yang Maha Kuasa dan seluruh alam semesta memberikan restu. Agarempu dapat menumbuhkan daya cipta untuk menghasilkan keris yang baik. Di lain pihak, empu serta para sabatnya agar tenang mecurahkan tenaganya, menumbuhkan hati teguh, diberi rasa sabar, berhati-hati agar berkarya dengan tenang sehingga keris yang indah

Masuh adalah cara membersihkan besi dari kotorannya dengan cara ditempa berulang-ulang. Kotoran akan keluar melalui percikan api.Tanda-tanda besi sudah bersih, tak mengeluarkan percikan api dan bersuara lunak.

Pamor meteor Siderits berbentuk bongkahanharus dijadikan pamor meteor dari Gibeon Nanibia ditipiskan untuk dibentuk menjadi lempengan agar mudah disisipkan kedalam dua logam besi yang telah diwasuh

Membuat lapisan pamor dengan bentuk pendek siap bila dijadikan menjadi calon keris

Pasang pamor adalah menjepit lempengan pamor diapit dengan dua besi wasuhan. Kemudian disatukan dengan ditempa sehingga terjadi lapisan berberselang-seling antara besi dan pamor. Satu lapisan pamor disebut satu wit pamor yang baik dibuat dengan minimal 32 wit sampai ratusan bahkan ribuan wit.

Memasang besi pada kedua sisi luar sehingga baja terjepit di tengah kemudian dipanjangkan membentuk calon keris.

Badan keris biasanya dibuat lurus atau luk bila akan membuat keris luk atau kelok-kelok harus melewati proses membuat luk. Ngeluk yaitu proses pembuatan luk, pada keris luk biasanya berjumlah ganjil. Umumnya keris dibuat mulai luk tiga sampai tiga belas

Nyepuh (hardening) mengeraskan besi dengan pendinginan mendadak. Keris dibakar sehingga berwarna merah mendekati kuning, kemudian dicelupkan pada minyak, keris menjadi sangat kuat dan keras.

Kinatah ,memberikan ragam hias pada bilah dilapisi emas dengan motif tertentu. Biasanya berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti gajah, singa, kuda, naga, atau berupa manusia, wayang, juga mantera tertentu.

Marangi adalah memunculkan pamor keris, dengan cairan yang dibuat dari warangan atau arsenikum, dicampur dengan air jeruk nipis. Bila keris terkena warangan, akan membentuk lapisan hitam pada besi, sedangkan nikel tak bereaksi terhadap cairan sehingga tetap putih. Bilah keris timbul guratan putih berbetuk semacam pola tertentu. seperti beras wutah, lar gangsir, roning genduru, udan emas dan lain sebagainya.

http://wwwsugiyono.blogspot.com/2012/04/keris-cara-pembuatan-keris-dan.html