Ane prihatin, gan. Belakangan ini banyak bermunculan berbagai bisnis seperti investasi (terutama online) yang menyesatkan dan scam. Cirinya biasanya lebih banyak iming-imingnya daripada ngejelasin proses uang yang agan investasikan itu gimana supaya nilainya bertambah.

Teman-teman ane udah banyak yang jadi korban. Dan 'anehnya' waktu ane nanya gimana kabar investasi (sebut saja) A. Dia jawabnya: "Wah rugi saya kemarin. Perusahaannya collapse, duit saya sebagian engga balik. Tapi kan yang namanya investasi kayak gitu ada resikonya."

Mendengar ucapan teman ane, ane jadi berpikir ini orang yang nawarin investasi yang pintar atau teman ane yang bego? Sampai-sampai duitnya ilang pun (puluhan juta) dia masih ikhlas menerima seolah-olah ketika dia setor duit dari awal dia udah mengikhlaskan bahwa duit itu bakal ilang.

Ini tidak terjadi pada satu orang di kantor ane. Tapi banyak gan! Saking banyaknya sampai awalnya dulu ane merasa ga enak kalo menjelaskan bahwa investasi A ini berpeluang besar scam.

Ini cuman reminder, gan. Ane juga kagak mau sok tahu. Jika agan ditawari investasi yang sangat menggiurkan (dan agan mulai tergiur), ingat: besar usaha agan itu menentukan hasil yang diperoleh. Itu hukum alam gan. Dari sini, orang kayaatau setidaknya berpotensi menjadi kaya, itu masuk ke 3 kategori, gan:

1. Orang yang rajin
2. Orang yang pintar
3. Orang yang beruntung

Jadi ingat-ingat lagi uang yang hendak agan investasikan itu berasal darimana? Dari hasil usaha agan yang rajin tiap hari bekerja tanpa lelah? Dari hasil jerih payah agan memutar otak tiap hari? Atau cuman keberuntungan semata? Dan dari ketiga hal diatas, bersediakah agan menyerahkan uang agan kepada orang lain yang engga kita kenal sama sekali?

Di FJB Kaskus aja kita mau beli barang pasti kita lihat testimonialnya dulu sebelum memutuskan untuk transfer uang. Bahkan kita bisa PM orang-orang yang ngasih testi tsb untuk konfirmasi apakah testimonialnya di penjual tsb valid atau engga. Yang cukup jelas kayak gini aja kadang kita masih was-was kalo barang ga nyampe2.

Apalagi dengan uang jutaan hasil jerih payah kita bekerja, gan?

Kebetulan, ane engga mudah tergiur karena (waktu itu) ane sedang belajar investasi saham secara langsung. Dan subhanallah... luar biasa susahnya! Tapi ane punya prinsip kalo ane kocok terus otak ane lama-lama pasti encer juga. Dan alhamdulillah sudah bisa konstan menghasilkan meskipun masih sedikit. Nah saat ane udah nyemplung ke dunia saham inilah ada teman ane (ini biang keroknya) nawarin investasi A ini ke orang-orang termasuk ane.

Temen ane yang lain (sudah pasti) reaksi awalnya waktu ditawarin adalah tergiur! Setelah itu galau (Beneran engga ya?). Sebagian yang galau ini akhirnya ikutan.

Tapi waktu ane yang ditawarin, spontan ane bilang: "Sialan, masa ada 'jurus cepet kaya' model itu?" Dan ane juga langsung bilang: "Enggak! Mending gue trading saham aja sendiri. Biar aja pusing. Dan kalo pun duit ilang, biar ilangnya ditangan gue sendiri."

Jujur, pada awalnya ane menolak bukan karena ane tahu Program Investasi A ini berpeluang collapse, tapi lebih karena 'jurus cepat kaya' itu yang ane ga suka. Enak aja ane udah belajar dan bekerja mati-matian cari duit, eeee... ada orang yang (katanya pintar) mau ngambil duit ane dan ga jelas mau diapain.

Sekali lagi gan, ingat tiga poin diatas. Misal pun agan kaya nantinya (insyaAllah-Amin), agan mau jadi orang kaya karena rajin, karena agan pandai, atau karena untung-untungan aja?

Semoga menjadi renungan.