Belum datang hari valentine, tapi Disney sudah rilis Film Pendek bertemakan romantis, mood'a sangat sweet, bikin hati berbunga-bunga : ) Film ini didukung dengan latar belakang kota Manhattan di tahun 40an, dan diperankan oleh mereka yg bekerja dan hidup di dalam hiruk pikuk keramaian metropolitan. Berikut adalah petikan wawancara dengan john kahrsselaku sutradara dari film yg mendapatkan salah satu nominasi Oscar ini.

IDE

"Ide dari film ini adalah ketika saya sedang menjalani aktivitas bekerja seperti biasa di New York, kemudian disana kadang ketika sedang berjalan dalam keramaian, secara tidak sengaja kita bertemu mata dengan orang lain, seorang wanita cantik misal'a. Yang kita lanjutkan dengan senyuman, yang juga dibalas oleh'a, hingga kita merasa ada rasa suka kepada'a. Namun berhubung tujuan awal kita bukanlah bertemu orang itu, biasa'a kadang kita melewatkan'a begitu saja. Tapi sebenar'a saya penasaran siapa dia, dan apa kesibukan'a. Dari situ lah ide'a didapatkan, bahwa sesungguh'a ada kemungkinan untuk kita bisa bertemu dengan mereka lagi."

TEKNIK

" Ketika kali pertama saya berada di sini -Disney-, kesan pertama yang membuat saya terpukau adalah aktivitas menggambar'a yg luar biasa, ada proses produksi yang sangat masif disini. Dan setiap guratan yang mereka ekspresikan ketika menggambar, memberikan kesan yang sangat mendalam bagi saya, yg awal'a hanya berupa garis-garis, lama kelamaan berbentuk sebuah mahluk, dan akhir'a mereka hidup menjadi sebuah tokoh kartun baru, begitulah seterus'a. Hingga dari sekian banyak tokoh tersebut, saya sampai pada tokoh di Paperman. Karena keindahan'a, seketika saya berfikir untuk turut membawa'a bersama dalam teknik pewarnaan dalam film ini nanti. Hasil gambar sebagus ini sangatlah sayang untuk hanya dijadikan sketsa dalam perencanaan sebuah konsep film. Memang saat ini adalah saat dimana animasi 3D sedang berkembang pesat, terdapat banyak film animasi saat ini dirilis dengan teknik 3D animasi. Apalagi animasi 3D juga dapat menghasilkan warna-warna yang indah, pergerakan'a tokoh'a juga terlihat sangat hidup.
Tapi saya kembali berfikir bahwa teknik ini bukanlah satu2'a, dan tidak ada salah'a untuk kita sedikit kembali kepada teknik yang lama, yaitu animasi 2D -cth Lion King, Pocahontas, Aladin-. Dimana itu juga masih sangat menjanjikan."

MOOD

" Dari awal konsep ini dikerjakan, saya sudah membayangkan bahwa film ini akan di tampilkan dalam hitam putih, dan cerita berada dengan latar belakang kota Manhattan di tahun 40an, masa dimana tempat itu sedang mencapai puncak kejayaan, dan menjanjikan masa depan yang cemerlang. Dan saya yakin disini penonton dapat merasakan juga kemistri didalam'a. Sama hal'a seperti yang dilakukan oleh John Lassetter -Dedengkot Disney Jaman Dahulu- ketika sedang berkarya. Sebisa mungkin ia akan menciptakan dunia khayalan'a dengan penuh totalitas. Ia ingin supaya penonton merasa sedang didongengi dan ikut masuk bersama imajinasi'a.
Jadi saya berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan dunia klasik tersebut, namun tetap berada dalam rasa yang modern.