Din Syamsuddin: Banyak Pejabat & Warga DKI Sakit Jiwa
Kamis, 21 Februari 2013 17:32 wib

JAKARTA - Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan pihaknya amat mendukung akan progam-progam yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), dalam membangun Jakarta. "Ya kami menerima kedatangan Gubernur Jokowi. Kebetulan saya pribadi sudah cukup kenal lama sejak di Solo untuk silaturahim. Dan tadi beliau menyampaikan program Pemrov DKI khususnya normalisasi kali-kali yang ada di Ibu Kota Jakarta," ujarnya di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2013).

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, Din juga menjelaskan kepada Jokowi mengenai peran Muhammadiyah, yakni partisipatif, loyal dan kritis. "Kita berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan. Kemudian kita loyal pada pemerintah yang sah. Namun kritis soal masalah-masalah," tegas Din.

Din menegaskan bahwa Muhammadiyah dan Pemprov DKI Jakarta akan membangun hubungan kerja sama erat di berbagai bidang. Seperti bidang pendidikan dan kesehatan. Din mengajak Jokowi untuk mengembangkan rumah sakit jiwa. Karena menurutnya, banyak di Ibu Kota Jakarta ini yang mengidap penyakit jiwa. Maka kapasitas dan kualitas rumah sakit jiwa harus ditingkatkan. "Dan secara khusus kita ingin bekerjasama dengan pemerintah DKI untuk mengembangkan Rumas Sakit Jiwa (RSJ) satu-satunya di Ibu Kota, adalah RSJ oleh Muhammadiyah. Kalau bisa kita tingkatkan kapasitasnya karena di Ibu Kota ini ternyata banyak yang sakit jiwa. Tidak hanya rakyat bawah, juga para pejabat," pungkasnya diiringi dengan tawa.
http://jakarta.okezone.com/read/2013...dki-sakit-jiwa

Iberamsjah: Jokowi Tak Berkualitas jadi Capres
Rabu, 20 Februari 2013 07:14 wib

JAKARTA - Popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2014 mengungguli tokoh lainnya. Bahkan elektabilitas Jokowi itu mengungguli sejumlah tokoh senior lainnya seperti Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie serta Megawati Soekarno sekaligus. Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan, tajamnya popularitas Jokowi karena di pengaruhi adanya loyalitas publik terhadap Jokowi. Selain itu, publik belum melihat sisi negatif mantan Wali Kota Solo itu. Namun, kata Iberamsjah, bila survei dilakukan kembali beberapa bulan mendatang tentu akan berubah hasilnya.

"Ya, dari hasil survei tersebut Jokowi bisa mengungguli dari tokoh-tokoh senior lainnya, mungkin dipengaruhi dua faktor. Pertama, Jokowi hari ini sedang di senangi publik, kemudian penyakitnya belum terlihat oleh publik, tapi kalau survei itu dilakukan dua bulan mendatang mungkin hasilnya akan berubah karna masyarakat sudah mulai mempertanyakan kinerja Jokowi ," kata Iberamsjah saat di hubungi Okezone, Rabu (20/2/2013).

Jokowi kata dia, tidak mempunyai kapasitas untuk menjadi perseta di bursa pencalonan presiden dan wakil presiden, mengingat produk-produk Jokowi dinilai kurang berjalan lancar. Seperti program penanggulan musibah banjir, kemacetan Jakarta belum bisa di tangani secara optimal atau persoalan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang baru-baru ini yang sedang terjadi. Faktor itulah yang akan menyebabkan akan menurunnya kembali elektibitasnya. "Ya hal seperti pengatasan banjir, macet lalu yang baru-baru ini persoalan KJS. jokowi belum bisa mengatasinya, jadi menurutku Jokowi tidak punya kualitas kesana," Katanya Sebelumnya, Jokowi menolak maju namun masih mempunyai peluang meski tidak signifikan seperti saat ini "Walaupun demikian peluang Jokowi untuk pencalonan tersebut tetap ada hanya saja tidak sesignifikan hasil sekarang, yaitu mampu mengalahkan tokoh-tokoh senior lainnya," ucapnya.
http://news.okezone.com/read/2013/02...as-jadi-capres

-------------------------------

Kalau orangnya sehat walafiat, kagak ada bakalan ada orang yang naik nejadi peebata pada ma sa kini