- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tradisi Penggemukan Perempuan di Mauritania, Afrika


TS
cikopunk
Tradisi Penggemukan Perempuan di Mauritania, Afrika

Quote:
MOHON DIBANTU





Quote:
Quote:
Tradisi Penggemukan Perempuan ala Afrika
Quote:
Jika di Indonesia dan sebagian belahan dunia menganggap perempuan cantik itu identik dengan tubuh langsing semampai, definisi cantik di Mauritania, Afrika, jauh berbeda. Di negeri ini, perempuan bisa disebut cantik jika bertubuh subur alias gemuk.
Di Mauritania berbagai cara digunakan untuk membuat para perempuan negeri itu menjadi gemuk. Bahkan, untuk membuat para gadis menjadi gemuk, tak jarang mereka "dipaksa" tinggal di kamp-kamp penggemukan.
Menurut seorang aktivis hak-hak perempuan, Mint Ely, di Mauritania anak perempuan berusia lima tahun menjadi subyek tradisi yang di Mauritania disebut Leblouh. Tradisi ini intinya adalah memupuk seorang gadis menjadi pelamar potensial di masa datang. Nah, untuk "memupuk" ini salah satu caranya adalah memberi makan dengan porsi yang luar biasa.
Ely mengatakan, di Mauritania, ukuran tubuh seorang perempuan mengindikasikan tempatnya di hati sang suami sehingga untuk memastikan tak ada ruang untuk perempuan lain di hati sang suami, si perempuan harus berukuran cukup besar. Untuk "membesarkan", perempuan itu dikirim ke Leblouh.
Di Leblouh, anak-anak perempuan berusia 5-9 tahun mendapatkan porsi makanan harian 2 kilogram jewawut, 2 cangkir mentega, dan 20 liter susu unta. Jika ditotal, makanan harian anak-anak perempuan itu setara dengan 16.000 kalori.
Di Mauritania berbagai cara digunakan untuk membuat para perempuan negeri itu menjadi gemuk. Bahkan, untuk membuat para gadis menjadi gemuk, tak jarang mereka "dipaksa" tinggal di kamp-kamp penggemukan.
Menurut seorang aktivis hak-hak perempuan, Mint Ely, di Mauritania anak perempuan berusia lima tahun menjadi subyek tradisi yang di Mauritania disebut Leblouh. Tradisi ini intinya adalah memupuk seorang gadis menjadi pelamar potensial di masa datang. Nah, untuk "memupuk" ini salah satu caranya adalah memberi makan dengan porsi yang luar biasa.
Ely mengatakan, di Mauritania, ukuran tubuh seorang perempuan mengindikasikan tempatnya di hati sang suami sehingga untuk memastikan tak ada ruang untuk perempuan lain di hati sang suami, si perempuan harus berukuran cukup besar. Untuk "membesarkan", perempuan itu dikirim ke Leblouh.
Di Leblouh, anak-anak perempuan berusia 5-9 tahun mendapatkan porsi makanan harian 2 kilogram jewawut, 2 cangkir mentega, dan 20 liter susu unta. Jika ditotal, makanan harian anak-anak perempuan itu setara dengan 16.000 kalori.
Quote:
Proses "penggemukan" ini biasanya dilakukan saat libur sekolah atau di musim hujan saat persediaan susu sangat banyak. Jika si gadis tak mau makan cukup banyak, hukuman fisik menanti.
"Anak-anak perempuan dikirim jauh dari rumah tanpa tahu alasannya. Mereka menderita, tetapi mereka diajari bahwa berbadan gemuk adalah sumber kebahagiaan. Pengelola Leblouh tak jarang menggunakan tongkat kayu untuk dipukulkan ke paha mereka jika mereka makan lambat," kata seroang aktivis hak-hak anak, Fatima M'baye.
Metode hukuman lain adalah zayar, yaitu menjepit jari dengan dua batang tongkat kayu jika seorang anak menolak makan atau minum. Pengelola akan menjepit jari anak itu dengan kedua tongkat kayu yang menyebabkan sakit yang amat sangat.
Jika proses penggemukan ini berhasil, seorang anak perempuan berusia 12 tahun akan memiliki berat badan 80 kilogram.
"Jika seorang anak muntah, anak itu harus meminum kembali muntahannya. Saat berusia 15 tahun, seorang anak perempuan terlihat seperti berusia 30 tahun," kata M'baye.

"Anak-anak perempuan dikirim jauh dari rumah tanpa tahu alasannya. Mereka menderita, tetapi mereka diajari bahwa berbadan gemuk adalah sumber kebahagiaan. Pengelola Leblouh tak jarang menggunakan tongkat kayu untuk dipukulkan ke paha mereka jika mereka makan lambat," kata seroang aktivis hak-hak anak, Fatima M'baye.
Metode hukuman lain adalah zayar, yaitu menjepit jari dengan dua batang tongkat kayu jika seorang anak menolak makan atau minum. Pengelola akan menjepit jari anak itu dengan kedua tongkat kayu yang menyebabkan sakit yang amat sangat.
Jika proses penggemukan ini berhasil, seorang anak perempuan berusia 12 tahun akan memiliki berat badan 80 kilogram.
"Jika seorang anak muntah, anak itu harus meminum kembali muntahannya. Saat berusia 15 tahun, seorang anak perempuan terlihat seperti berusia 30 tahun," kata M'baye.

Quote:
Kondisi sempat membaik bagi para perempuan Mauritania. "Kami sudah memiliki menteri urusan perempuan, dan kuota 20 persen perempuan di parlemen sudah terpenuhi. Kami sudah memiliki diplomat dan gubernur perempuan," kata Mint Ely.
Sepuluh tahun lalu, kata Ely, para aktivis perempuan menggerakkan kampanye tentang kerugian menjadi gemuk karena mudah terserang penyakit jantung dan diabetes.
"Bahkan, pemerintah saat itu mengutuk penggemukan paksa," kata Ely.
Namun, semua berubah saat militer dipimpin Jenderal Mohamed Ould Abdelaziz pada 2008 memberontak setelah presiden berencana memecatnya.
"Militer mengembalikan perempuan ke peran tradisional," ujar Ely.
Seorang ilmuwan dan politisi Mohamed el-Mounir mengatakan, masyarakat kelas menengah di perkotaan kini sudah meninggalkan praktik penggemukan paksa. Namun, praktik itu masih terjadi di pedesaan.
"Saat ini gadis-gadis Mauritania menonton pameran busana di televisi. Idola mereka adalah para aktris Amerika atau penyanyi Lebanon yang berdandan seksi," kata Mohamed.
"Para gadis sekarang suka berolahraga dan para pemuda kini tak menyukai gadis yang terlalu gemuk," tambah dia.
Meski demikian, di pedesaan masih banyak orangtua yang mengirim anak gadis mereka ke sebuah tempat di gurun pasir untuk bertemu gadis lain dan makan makanan manis. Selanjutnya, mereka akan kembali menjadi perempuan gemuk yang cantik.
Sepuluh tahun lalu, kata Ely, para aktivis perempuan menggerakkan kampanye tentang kerugian menjadi gemuk karena mudah terserang penyakit jantung dan diabetes.
"Bahkan, pemerintah saat itu mengutuk penggemukan paksa," kata Ely.
Namun, semua berubah saat militer dipimpin Jenderal Mohamed Ould Abdelaziz pada 2008 memberontak setelah presiden berencana memecatnya.
"Militer mengembalikan perempuan ke peran tradisional," ujar Ely.
Seorang ilmuwan dan politisi Mohamed el-Mounir mengatakan, masyarakat kelas menengah di perkotaan kini sudah meninggalkan praktik penggemukan paksa. Namun, praktik itu masih terjadi di pedesaan.
"Saat ini gadis-gadis Mauritania menonton pameran busana di televisi. Idola mereka adalah para aktris Amerika atau penyanyi Lebanon yang berdandan seksi," kata Mohamed.
"Para gadis sekarang suka berolahraga dan para pemuda kini tak menyukai gadis yang terlalu gemuk," tambah dia.
Meski demikian, di pedesaan masih banyak orangtua yang mengirim anak gadis mereka ke sebuah tempat di gurun pasir untuk bertemu gadis lain dan makan makanan manis. Selanjutnya, mereka akan kembali menjadi perempuan gemuk yang cantik.
SEMOGA BERMANFAAT
Spoiler for Thread ane yang laen:
Diubah oleh cikopunk 20-02-2013 09:03
0
8.2K
Kutip
59
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan