Kaskus

Entertainment

SimpleClothingAvatar border
TS
SimpleClothing
Bagaimana KASKUS membuat saya dapat memulai berbisnis
Sebelumnya, saya menulis ini untuk mengikuti lomba blogging competition, tetapi ternyata tulisan saya tidak menang. Sekarang saya ingin membagi cerita ini kepada kara kaskuser sekalian. Semoga kiranya dapat menginspirasi kaskuser semua emoticon-Smilie



Siapa sih yang tidak pernah men-download konten media dari internet? Entah itu berupa lagu digimon, film pokemon, sampai dengan program “freeware” maupun games online seperti Counter Strike. Nah, masalahnya sekarang itu, biasanya ada pada kecepatan download internet dan ketersediaan media tersebut di carkawala internet. Sebut saja Rapidhsare, 4*shared, dan Megaupload (maaf, untuk yang satu ini sudah wafat). Ketiga website tersebut biasanya digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia untuk megaupload konten mereka untuk dibagikan kepada kita-kita yang kurang mampu. Sayang sekali ketiga website tersebut biasanya menyusahkan kita untuk men-download konten dari website mereka. Mereka mengharuskan kita untuk membeli akun premium, yang tentunya langsung membuat download dari website tersebut, menjadi semudah membalikan telapak tangan.



Saya? Ya, saya adalah seseorang yang tergolong yang kurang mampu. Saya tidak mudah untuk membalikan telapak tangan. Bayangkan, untuk merogoh kocek sebesar Rp 5.000,- saja saya tidak rela, apalagi harus membeli akun premium seharga Rp 45.000,- per-bulannya? Bisa-bisa tangan saya tidak bisa dibalikkan kembali untuk selama-selamanya.



Sebut saja saya Pierre. Saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hidup saya serba berkecukupan. Rumah? Ada. Transportasi ke sekolah? Ber-AC. Hanya satu hal yang membuat saya gusar. Saya jarang sekali diberikan uang jajan! Bayangkan saja, saya sudah berumur 15 tahun saat itu, dan sangat jarang sekali saya mendapatkan uang jajan. Betapa sedihnya saat saya memakan bekal dari ibu di sekolah, sedangkan yang lain sedang asik menyantap micin-micin dari kantin terdekat. Ibu, saya juga ingin menyantapi micin itu!



Oke, kembali ke cerita download diatas. Yang saya perlukan hanya satu. Akun premium. Namun kenyataannya, saya yang lumpuh ini, tidak bisa membalikan telapak tangan walaupun dengan cara apapun. Oke, seandainya saya punya uang, bagimanakah caranya agar saya dapat membeli akun tersebut? Pembelian akun tersebut menggukanan dollar, sedangkan yang saya punya hanyalah rupiah. Sempat saya berpikir untuk menjual bekal dari ibu, dan hasil penjualannya ditukarkan di money changer untuk dibelikan akun premium. Akan tetapi, bagaimana dengan nasib perut-ku? Tentu saja prioritas saya untuk menyambung hidup, bukannya menukarkan nyawa saya dengan sebuah akun premium.



Saya-pun langsung melakukan riset besar-besaran untuk mendapatkan akun premium tanpa harus membelinya dengan mata uang dollar. Ku-temukan sebuah cara revolusioner. Dengan hanya mengisi survei saja, saya bisa mendapatkan dollar dengan mudah! Setiap mengisi satu survei, saya akan mendapatkan uang sebesar $1! Wah, cukup lumayan untuk ditukarkan dengan aqua gelas sebanyak 20 buah! Tetapi, semua itu hanyalah mimpi yang tidak dapat-ku gapai. Saya harus mengisi minimal 50 survei, karena jumlahnya harus mencapai $50, baru bisa dollar tersebut dicairkan. Sedangkan, dalam sehari, saya hanya diperbolehkan mengisi satu survei.

50 hari dibutuhkan untuk menunggu untuk menyelesaikan survei tersebut? Terima kasih Adit, tapi tidak. Saya tidak mau menunggu selama itu.

Akhirnya, setelah browsing berabad-abad lamanya, tanpa sengaja ku-temukan sebuah website aneh yang bernama WC (baca: kaskus) yang berisi informasi tentang dunia per-toiletan di Indonesia dan forum untuk jual beli. Ya, forum jual beli! Saya-pun mulai berpikir bagaimana untuk mendapatkan uang! Mimpi saya untuk membalikan telapak tangan, tentu akan lebih mudah tercapai dengan ini. Tetapi, terjadi perubahan dalam benak saya. Uang? Hah? Uang? Wah! Tidak hanya operasi tangan saja yang bisa saya lakukan, alat untuk operasinya-pun bisa saya beli! Hal ini membuat saya bersemangat, dan tentunya malam itupun, saya tidak dapat tertidur.



Tepat jam 6 pagi, saya langsung bangun, mandi, dan duduk untuk menunggu di antarkan ke sekolah (saat itu saya sedang menginjak bangku SMA). Saat suasana hening, saya-pun langsung melontarkan kata-kata maut saya.

“Pa, Pierre mau bisnis”.

Terdengar jeritan dari hati sang ayah akan pertanyaan saya tersebut. Dia-pun bertanya apa yang ingin saya jual.



Kebetulan, saya sangat suka sekali dengan Anime. Saya-pun berpikir untuk menjual anime koleksi saya dengan konten-konten yang pernah saya download dari ketiga website diatas. Tanpa ba-bi-bu, pulang sekolah saya langsung mendaftarkan diri saya untuk membuat ATM. (ATM digunakan untuk menerima transfer uang dari pembeli secara online melalui sosial media)



Akhirnya setelah sekian lama, saya menginjakkan kaki pertama kalinya di bank. Terlihat semua orang begitu sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Tanpa harus menunggu terlalu lama, saya dipanggil dan langsung dipersilahkan untuk duduk oleh seorang wanita cantik. Dengan penuh keyakinan, saya menatap mata wanita tersebut dengan penuh perhatian dan berkata,

“Mba, mau buka ATM dong”.

Anehnya, saya tidak mendengar jeritan dari sang wanita cantik tersebut, dengan senyuman menggoda, sang wanita tersebut menyodorkan saya sebuah kertas form yang harus saya isi.



Setelah selesai mengisi form tersebut, saya langsung diberikan kartu sebuah kartu ATM yang menurut saya, sangat keren untuk saya miliki.

“Mantap mba!”

Mba itu-pun menatap penuh keheranan. Tanpa menunggu terlalu lama, saya langsung berlari ke mesin ATM terdekat, dan langsung memasukan kartu tersebut kedalam lubang yang telah disediakan. Muka saya takjub saat melihat layar ATM tersebut. Padahal layarnya hanya menampilkan 2 warna, yaitu biru dan putih. Akan tetapi, saya merasakan betul kehangatan angka saldo yang ditampilkan. Angka 3 digit tersebut merupakan awal modal saya untuk memulai kerjaan bisnis anime yang saya sukai tersebut.



Setelah pulang dari tempat ATM tersebut, saya langsung berpikir untuk membeli aset untuk pertama kalinya. Dalam konteks ini, kedua hal yang saya butuhkan adalah harddisk dan CD kosong. Bingung untuk membeli tempat yang menyediakan aset professional tersebut, saya-pun teringat sesuatu. Saya telah memiliki ATM. Kartu serba guna ini bisa membuat saya membeli sesuatu, tanpa harus menginjakkan kaki saya di aspal. Tanpa menunggu terlalu lama, saya-pun langsung browsing, menemukan harga yang cocok, dan langsung mengorder barang tersebut. Sekali lagi. Malam ini saya tidak dapat tertidur.

Keesokan hari-nya, sudah terdapat aset professional tersewbut di depan rumah saya.

Wow. Hanya itu yang saat itu ada di pikiran saya. Tidak perlu keluar rumah untuk membeli barang? Begitu luar biasa dampak media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Kerajaan anime-pun saya jalankan. Ku-buka lapak penjualan di kaskus agar semua orang yang malas untuk berjalan di aspal, dapat membeli konten anime dari saya dengan mudah. Pembeli pertama-pun menghubungi saya melalui Yahoo! Messenger. Kerjaan ku-selesaikan, dan dia-pun puas.



Ku-kerjakan DVD tersebut dengan perhatian ekstra. Mengapa? Karena yang ku-takutkan, kesalahan sekecil apa-pun, sang konsumen pertama saya ini, dapat merusak reputasi saya di kaskus ini. Kerusakan reputasi ini sangat penting. Apabila terjadi, saya yakin pelanggan lain akan enggan membeli barang dari lapak yang saya buka.



DVD itu-pun selesai. Ku-bawa DVD tersebut ke jasa ekspedisi terdekat (baca: JNE) untuk dikirimkan ke Pontianak. Saya sangat mengharapkan balasan pempek khas palembang yang begitu melegenda sebagai pembayaran pertama dari orang tersebut. Namun kenyataannya berkata lain. Malah jumlah saldo-ku yang bertambah di mesin ATM. Saya tidak menyesali hal ini, karena tentu, saya masih bisa membeli makanan lain. Penarikan Rp 50.000 pertama berlangsung dengan sukses. Saya gunakan uang tersebut untuk melangsungkan hidup saya dengan membeli tahu gejrot dan otak-otak yang “katanya”, dari ikan tenggiri.

“Wah, micinnya mantap”

Orderan DVD-pun tidak berhenti disitu saja, karena reputasi pertama yang baik tersebut, pelanggan lain tidak enggan untuk mencoba layanan penjualan DVD saya. Semakin banyak pula orang yang memesan, semakin sulit juga saya mengurusi orderan mereka dengan waktu saya yang terbatas. Saya-pun langsung memikirkan untuk melakukan investasi dengan membeli sebuah komputer baru, agar proses kerjaan pembuatan DVD tersebut lebih cepat, dari yang sebelumnya satu DVD, menjadi tiga DVD per 20-menit.



Setelah memilki uang yang cukup, ku-gunakan sebagian uang yang saya dapatkan untuk membeli sebuah komputer baru. Tidak rela rasanya, tentu, ku-habiskan jatah kelangsungan hidup-ku untuk pelayanan konsumen. Tapi tentu saja dengan adanya komputer ini, produktivitas saya akan meningkat, dan suatu hari, saya akan bisa membeli otak-otak ikan tenggiri asli, bukan yang “katanya” asli.





Dengan tekad bulat itu, penjualan-pun meningkat. Packaging yang saya pergunakan-pun mulai berubah. Dari yang sebelumnya telanjang (hanya bermodalkan kertas yang dilipat untuk penyimpanan CD), sampai sekarang ku-investasikan beberapa modal lagi untuk membeli printer khusus yang bisa membuat packaging dan menggambar langsung di CDnya. Keren tentu. Hal tersebut hanya menarik beberapa orang yang tidak tahu kemana lagi untuk mengalokasikan uang mereka yang berlebihan. Semakin banyak uang yang mengalir ke rekening-ku.
Diubah oleh SimpleClothing 08-12-2012 14:10
0
2.7K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan