Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Padalarang. Dinding masjid ini dibuat berlubang-lubang membentuk kalimat syahadat yang berpendar saat lampu masjid dinyalakan. Bagian belakangnya terbuka, sehingga jemaah bisa melihat pemandangan di luar masjid.


Konon dalam pembangunan masjid Al-Irsyad, masjid yang masuk lima besar Building of The Year 2010, hal yang paling sulit dilakukan bukan terletak pada proses perancangannya, tapi pada perjuangan meyakinkan si pemilik. Butuh riset berkala, testimoni parah tokoh terkait, dan rapat berkali-kali hanya untuk meyakinkan si pemilik bahwa “MASJID TIDAK SELALU PUNYA KUBAH”.

Terus kenapa hampir setiap masjid, dari dulu sampai sekarang, berkubah? Bukannya masjid di Jepang, Amerika, dan bahkan Arab juga berkubah?

Kubah sesungguhnya bukan keharusan dan syarat wajib sebuah masjid. Kubah hanya solusi awal dari masalah awal pembangunan masjid; bagian dalam masjid harus punya sesedikit mungkin tiang penyangga, sehingga shaf sholat tidak perlu terputus selalu sering. Dalam ilmu arsitektur kala itu, kubah adalah solusi paling murah dan memungkinkan. Kubah membuat penggunaan tiang penyangga dapat ditekan sesedikit mungkin, terutama yang terletak di tengah ruangan. Seiring dengan perkembangan dan penyebaran Islam, masjid-masjid bermunculan, dan kubah turut menyertai di mana pun masjid didirikan.

Satu hal yang diabaikan oleh para pengembang masjid adalah ilmu arsitektur dan konstruksi terus berkembang, kian hari kian pesat. Hari ini, alternatif membangun ruangan luas minim tiang tidak hanya dapat diwujudkan lewat kubah. Ada banyak sistem dan teknik yang dapat diterapkan untuk mengatasi hal ini, dengan biaya yang tidak mahal pula.

Absennya kubah juga tidak mengurangi keindahan dan kesakralan sebuah gedung masjid, justru membuka kreativitas baru bagi para arsiteknya
Contoh-contoh masjid tidak berkubah :
1. Masjid Al-Irsyad (yang disebutkan di atas)

2. Masjid Faisal di Islamabad

3. Masjid Salman di depan kampus ITB.