Menggapai puncak Merapi di hari sumpah pemuda..pikiran itu terbesit di kepala ini. Tak mau hanya sekedar di kepala, maka saya memberanikan diri untuk mulai merealisasikan. Hal pertama yang dilakukan yaitu menebar racun kepada para teman dan temin yang dikenal, alhasil terjaringlah 2 orang pemuda tanggung berinisal RS dan AHA. Bertiga kami setuju untuk melakukan perjalanan bersejarah menuju puncak gunung api paling aktif di dunia. Untuk mendukung perjalanan, kami melakukan berbagai macam persiapan dan yang paling penting yaitu persiapan terkait akomodasi yang akan digunakan. Dengan menimbang unsur biaya dan keefektifan maka moda transportasi darat menggunakan bus AKAP yang paling tepat. Tiket bus pun dibeli untuk tanggal keberangkatan 26 Oktober 2012 menuju Boyolali.Tanggal 26 Oktober 2012
Gema takbir terdengar di seantero jagat raya memperingati hari raya Idul Adha,setelah menunaikan ibadah shalat Id, masing-masing dari kami pergi menuju terminal Kali Deres, titik kumpul kami. Pukul 10.30 pasukan lengkap dan kami langsung berangkat menuju terminal Rawamangun tempat Bus AKAP kami berangkat. Pukul 15.00 kami sampai terminal rawamangun setelah sempat singgah ke Senen untuk beribadah shalat Jumat. Sambil menunggu bus AKAP yang datang terlambat, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di toko kelontong moderen layaknya anak-anak muda zaman sekarang[SPOILER[/youtube]
Tanggal 27 Januari 2012
Bus yang kami tumpangi akhirnya sampai terminal Boyolali ketika jarum jam menunjukkan angka 04.00. Sesampainya disana kami disambut dengan udara pagi hari yang sejuk, untuk menambah kesyahduan kami memutuskan untuk menunaikan ibadah subuh dilanjutkan dengan mandi guna menghilangkan noda-noda yang melekat di badan. Mandi sudah hati pun riang, langkah lugas kami selanjutnya adalah membeli tiket untuk kembali ke ibukota, tiket akhirnya didapat untuk tanggal 28 Oktober 2012. Tiket didapat hati pun lega, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju Selo yang merupakan desa di kaki gunung Merap dan Merbabu. Perjalanan menuju Selo ditempuh dengan menumpang bus berukuran Mikro menuju Cepogo dan diteruskan dengan bus mikro menuju Selo. Sekitar pukul 08.00 kami sampai di desa Selo, Perjalanan panjang dan udara sejuk membuat perut ini berteriak meminta diisi karbohidrat, protein, mineral dkk. Kami akhirnya memutuskan untuk mengisi perut kami di kediaman mbah Jaddah (Jaddah disini adalah makanan khas berupa ketan yang dibentuk seperti lontong) perut sudah diisi, kami kemudian membeli bekal untuk pendakian.(perlu diingat, di Merapi tidak ada sumber air, jadi bawa dan pergunakanlah air dengan bijak), perjalanan pun dilanjutkan menuju basecamp new selo, tempat awal pendakian. Perjalanan menuju New selo cukup menguras tenaga dikarenakan tingkat kemiringan dan jarak yang lumayan. Pukul 09.30 kami sampai di New Selo, berfoto-foto sebentar dengan background gunung Merbabu, setelah berfoto kami berdoa dan melanjutkan dengan aksi utama yaitu pendakian. . Perjalanan dimulai, dan hidangan pertama sudah cukup berat dimana jalanan berdebu dan menanjak membuat kami bertiga bermandikan keringat berbalut peluh. Dalam perjalanan, kami banyak bertemu dengan pendaki dari luar negeri, ya Indonesia masih menjadi daya tarik wisata bagi orang-orang di seantero dunia ini dan ini membuat saya bangga bertanah air Indonesia , trek di merapi hampir semuanya menanjak, sangat jarang mendapatkan bonus, rencana awal kami yaitu mencapai pasar bubrah baru kemudian mendirikan tenda. Namun setelah mendapatkan saran dari pendaki senior yang berpapasan ketika dia hendak turun maka kami mendirikan tenda di sebelum pasar bubrah Tenda sudah didirikan, strategi kami selanjutnya yaitu beristirahat dan makan untuk mengembalikan tenaga yang terkuras, bersiap menghadapi summit attack.

Sekian catatan perjalanan Merapi, mohon maaf apabila ada salah-salah kata, semoga berkenan.

share akomodasi :
1. Bus Rosal*a Indah dari terminal Rawamangun ke Boyolali : Rp. 80.000 x 2
2. Bus Mikro dari Boyolali ke Cepogo : Rp. 6000 x 2
3. Bus Mikro dari Cepogo ke Selo : Rp. 6000 x 2
Total : Rp. 184.000
nb : untuk bus pulang, agak susah kl buat cari yang sama, waktu ane ke sana dapet bus pulang harganya Rp. 135.000

Ketika mereka mengatakan tidak mau naik gunung karena gelap, maka kami jawab, ketika gelap kami melihat keindahan malam yang sesungguhnya, melihat ribuan bintang dan kerlip lampu kota
ketika mereka bilang tidak mau naik gunung karena dingin, maka kami jawab, ketika dingin kami merasakan kehangatan persahabatan dan indahnya kesederhanaan