Kemampuan untuk menjadi Super Saiyan pernah dianggap hanya sebuah legenda, karena belum pernah ada yang bisa melakukannya selama lebih dari seribu tahun (tiga ribu di Ocean dub). Vegeta menyatakan bahwa Super Saiyan telah mencapai tingkat kekuatan yang begitu besar yang hanya bisa dipertahankan dalam keadaan berubah. Meskipun hanya diberitahu melalui legenda, Frieza (yang dianggap terkuat pada masanya) menjadi paranoid atas kemungkinan kebenaran di balik legenda Super Saiyan karena kekuatan yang terus tumbuh dari ras Saiyan. Karena rasa takut ini, Frieza menarik kesimpulan untuk memusnahkan ras Saiyan dengan menghancurkan Planet Vegeta, sehingga memicu akhir dari legenda Super Saiyan. Lebih dari dua dekade kemudian, legenda ini terbukti benar ketika Goku berubah menjadi super saiya dan mempertahankan keadaan ini dalam bentuk aslinya selama pertempuran melawan Frieza.

Transformasi Super Saiyan datang sebagai respon atas kebutuhan, bukan keinginan. Dalam semua kasus yang diketahui, Super saiya awalnya dipicu oleh salah satu keputusasaan atau kemarahan. Tidak diketahui ada kondisi lain, dan motivasinya cenderung berbeda, misalnya, Goku mencapai super saiya dari kemarahan atas pembunuhan sahabatnya Krillin dan Bardock karena marah setelah Chilled menyerang anak Plant bernama Berry, sementara Vegeta mencapai Super saiya melalui rasa frustrasi pada ketidakmampuannya untuk mencapai itu, terutama untuk melebihi Goku. Ketika berlatih di Hyperbolic Time Chamber, Goku mengatakan pada Gohan bahwa menjadi Super Saiyan ini didukung oleh amarah dan menyuruhnya untuk membayangkan Cell dan Frieza membunuh semua teman-temannya untuk berubah menjadi Super Saiyan. Seorang Saiya-Campuran punya bakat alami, karena mereka memiliki emosi Manusia (Saiyans murni cenderung menekan perasaan mereka) dengan potensi tempur Saiyans. Sebagai Saiyans menjalani pertarungan selama Dragon Ball Z, mereka menemukan tingkat yang belum dipetakan melebihi Super Saiyan tingkat pertama. Kekuatan yang meningkat dari bentuk Super Saiyan selanjutnya begitu tinggi pada Buu Saga, transformasi asli telah benar-benar berkurang dan menjadi sebuah “permainan anak anak”(seperti yang dinyatakan oleh Vegeta, karena Goten dan Trunks dapat berubah dan memanfaatkan kekuatan nya pada usia muda).

Dalam seri utamanya, semua laki-laki berdarah Saiyan yang masih hidup setelah Frieza Saga, berhasil mencapai setidaknya tingkat pertama dari Super Saiyan. Tidak ada Super Saiyans perempuan yang pernah terlihat di Dragon Ball manga atau anime nya. Namun, dalam Dragon Ball GT Perfect Files menyiratkan bahwa Pan memiliki potensi untuk berubah dan mungkin telah menjadi jenis Super Saiyan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Super Saiyans wanita muncul dalam video game, termasuk Dragon Ball Online dan Dragon Ball Heroes.

Transformasi Super Saiyan pertama terjadi ketika seorang Saiyan yang telah mencapai tingkat kekuatan yang sangat tinggi, memiliki ketenangan dan kehilangan dirinya di dalam kemarahan. Namun, transformasi ini harus dipicu dalam respon untuk sebuah kebutuhan yang besar, contoh dalam kasus Goku yang sangat ingin mengalahkan Frieza. Sementara untuk perubahan fisik tidak terlalu drastis, peningkatan kekuatan yang dikeluarkan luar biasa besar, Super Saiyan awalnya dikatakan kekuatan nya 50x dari kekuatan normal Saiyan, meskipun dapat disimpulkan bahwa peningkatan kekuatannya sedikit berkurang, ketika bentuk standar menjadi lebih kuat , dan Super Saiyan tingkat baru diperkenalkan. Ini terlihat jelas oleh ketidakmampuan Kibito untuk memegang Z Sword (yang Gohan dalam bentuk standarnya bisa, dan Goku yang tanpa latihan).

Transformasi ini memiliki efek yang nyata pada kepribadian Saiyan itu. Setiap Saiyan yang telah berubah ke sisi baik awalnya menjadi kejam dan penuh dengan marah, dan setiap Saiyan yang sudah kejam akan memiliki kekejaman yang lebih kuat. Ini pertama kali ditunjukkan ketika Goku brubah menjadi Super Saiyan, ketika dia berubah dari petarung yang tenang menjadi petarung yang penuh dendam, untuk membalas kematian seorang teman, Krillin, bahkan untuk membahayakan dirinya sendiri. Kemudian, ketika Vegeta menjadi Super Saiyan, ia menjadi lebih agresif, dan menjadi terobsesi untuk mengalahkan Android-android itu sendiri, perubahan drastis dari kepintarannya juga. Gohan juga menjadi Super Saiyan, di Hyperbolic Time Chamber, juga berhasil mendapatkan kendali atas emosinya kembali sebelum meninggalkan Chamber. Namun, kemarahan diperkuat kembali ketika Super Saiyan berpengalaman menjadi Super Saiyan 2. Perubahan kepribadian juga diperlihatkan di Dragon Ball GT: A Hero's Legacy saat Goku Jr, seorang anak pemalu tanpa keinginan untuk bertarung bahkan untuk membela diri, melihat Lord Yao meneror hutan dan menjadi Super Saiyan, kepribadiannya berubah 360 derajat.

Perubahan yang paling mencolok adalah rambut Saiyan berubah warna menjadi golden dan berdiri tegak ke atas, memberikan sebuah penampilan seperti api yang berkobar . Hal ini berlaku untuk semua rambut Saiyan, termasuk rambut kulit kepala, alis, dan bulu di ekor mereka (kadang-kadang), dan juga sebagai Golden Great Apes. Warna mata alami berubah menjadi biru kehijauan, otot menjadi lebih jelas terlihat, dan warna kulit (dan pakaian) menjadi lebih soft dan bercahaya terutama karena energi dan cahaya golden aura yang keluar. Energi yang terpancar dari tubuh dalam bentuk aura, seperti api yang berkobar. Ada juga perubahan kepribadian yang ditandai, di mana Saiyan menjadi luar biasa agresif dan lebih rentan untuk bertindak pada dorongan. Karakter pertama yang mencapai transformasi Super Saiyan dalam seri ini adalah Goku, di tengah-tengah pertarungannya bersama Frieza.
Transformasi Super Saiyan juga memiliki efek yang menarik & unik pada keluarga Goku. Yaitu perubahan bentuk mata mereka, ini terutama disebabkan oleh Akira Toriyama ingin menunjukkan kemarahan dan kebencian yang harus hadir untuk transformasi Super Saiyan. Meskipun begitu, hal ini tidak terjadi untuk kondisi Full-power Super Saiyan, seperti yang ditunjukkan saat Goku dan Gohan yang berlatih selama Cell Games Saga.

Krillin mempunyai teori bahwa ketika dalam bentuk Super Saiya, Goku tidak bisa melakukan teknik Spirit Bomb nya, Satu karna harus mempunyai hati yang murni untuk melakukan teknik spirit bomb Dan sebagai Super Saiyan, hati Goku penuh dengan amarah, meskipun belum tentu terkontaminasi oleh sesuatu yang jahat. Dalam film Dragon Ball Z: Super Android 13!, ketika Goku menjadi Super Saiyan setelah mengumpulkan energi untuk Spirit Bomb-Nya, ia kehilangan kendali energi nya dan malah menyerap ke dalam tubuhnya sendiri. Selama Kid Buu Saga, Goku menganggap transformasi hanya setelah berhasil menciptakan dan melempar Spirit bomb, bisa saja amarah itu sudah tidak ada lagi di hatinya ketika dia menjadi super Saiyan, karena Goku suda bisa menguasai Super Saiyan sejak Cell Games Saga.