- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Gan, Jangan Anggap Remeh Kegagalan. Ini Bahayanya!


TS
khulafatour
Gan, Jangan Anggap Remeh Kegagalan. Ini Bahayanya!

Pernahkah Agan merasa sangat bersemangat, begitu bersemangatnya karena orang yang ada di hadapan Agan berbicara layaknya seorang motivator yang berapi-api? Agan merasa tidak akan ada yang bisa menghalangi Agan dalam mencapai tujuan dan tiba-tiba Agan merasa lebih berani dalam mengambil tantangan hidup termasuk dalam berbisnis.
Keberanian yang meluap ini menjadikan Agan berpikir bahwa risiko kegagalan bukan halangan sama sekali. Sebagian orang juga berpendapat bahwa mengalami kegagalan merupakan syarat menjadi sukses. Tak heran menurut pepatah masyarakat kita, kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda. Namun, apa jadinya jika kita terlalu berani yang pada gilirannya akan menjadikan kita berasumsi bahwa kegagalan hanya sebuah fenomena yang biasa dan tak perlu dianggap istimewa?
Tidak ada yang baik dalam sebuah ketimpangan, meski pada dasarnya baik sekalipun. Dalam hal ini, ketakutan untuk mengalami kegagalan juga sama buruk dan berbahayanya dengan sikap masa bodoh terhadap kegagalan akibat keberanian yang terlalu tinggi (atau nekat).
Fransesco Dao dalam tulisannya “Why Failure Matters?” di laman PandoDaily.com mencoba menyoroti isu ini. Dao mengkritisi sikap sebagian entrepreneur sekarang ini yang cenderung terlalu berkawan dengan kegagalan. Ia berargumen dengan terlalu menganggap wajar sebuah kegagalan, entrepreneur justru akan lebih sukar untuk mengambil pelajaran berharga dari kesalahannya itu. Bahkan ia menandaskan bahwa kegagalan harus membuat kita merasa begitu tidak berdaya dan putus asa dalam waktu tertentu karena dengan begitulah kita menjadi terdorong untuk memikirkan menemukan akar permasalahan yang sebenarnya.
Dao juga keberatan jika mentolerir kegagalan sebagai akibat sampingan mencoba mendobrak batasan disamakan dengan mempercayai bahwa kegagalan merupakan suatu hal yang baik. “Bahkan lebih buruk lagi, banyak entrerpreneur kini merayakan kegagalan mereka seolah sebagai indikator kepiawaian,” tulisnya. Ia memprotes dengan menggunakan analogi seorang pembalap. Berapa banyak kerusakan akibat tabrakan tidak bisa menunjukkan tingkat keahlian seorang pembalap, Dao beralasan.
Bagaimana menurut Agan ? Apakah kegagalan harus dianggap serius? Dan seberapa seriusnyakah kita harus memperlakukan kegagalan?
0
1.7K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan