Penipuan memang tidak akan pernah hilang selama masih ada niat jahat pelaku dan kesempatan untuk berbuat jahat..

Pengalaman penipuan ini ane alami hari ini tanggal 05/01/2013, bermula dr telepon tengah malam dari nomor yang ga ane kenal, gara-gara masih pusing antara sadar dan ga sadar ane tutup tu telpon sampe 2 kali ("gila tengah malem kayak gini telpon-telpon", sumpah males banget ngangkat). Terus ga berapa lama kemudian yang telpon tadi ngirim sms, yang bunyinya gini, "iki aku ngabari ndadak. Aku sidone muleh neng njowo bln iki, sak iki aku wes teko bandara. Iki no hp ku anyar". (ini aku kasih kabar mendadak. aku jadinya pulang ke jawa bulan ini. sekarang aku sudah sampe bandara). Trus ane balesin "Sopo iki?" (Sapa ini?), lalu dia bales gini "Ya ampun dadi ne wes lali tenan karo dulor dewe seng merantao neng luar negeri. Eleng opo ora. Pancen ndadak mulehku" (Ya ampun, jadi uda lupa ya ama saudara sendiri yang merantau diluar negeri. inget ga. memang mendadak pulangku). Dari sini pelaku mulai memancing korban (ane) untuk menebak-nebak, "membuat penasaran" supaya pelaku dpt melancarkan jurus selanjutnya setelah tahu orang yang dimaksud (red: kebetulan ane punya saudara yang kerja di luar negeri jg).

Setelah merasa pelaku punya mangsa empuk (ane), pelaku tsb nelpon ma sms ane terus-terusan, yang intinya itu minta ane jemput dia di bandara Juanda-Surabaya (2 jam lagi), ane saat itu msh di Malang, pelaku saat itu ngakunya msh di Bandara Soekarno Hatta - Jakarta. Karena panik, ane langsung aja meluncur ke SBY naik bus, pas waktu perjalanan (msh di daerah Pasuruan) pelaku td telp ma sms (terus-terusan) yang intinya dompetnya kecopetan, dia ga bs beli tiket pesawat buat ke SBY dan minta tolong ane buat transfer uang 650rb buat beli tiket (dari sini ane mulai ada perasaan ga enak, ini beneran saudaraku apa bukan ya). Buat ngetes dia bener apa ngibul, ane ngasih pertanyaan yang simpel2? seperti ibunya tante ini siapa ya? dan bla..bla..bla... dan pelaku jawabnya ngeles aja, sambil mencoba meyakinkan ane supaya tanya ke keluarganya (pelaku sambil merayu buat menghubungkan keluarganya melalui telepon, "bisa aja pelaku minta bantuan temennya, 'dalam hati'"). gara-gara penasaran, ane tanya ke keluarga terdekatnya, "apa benar si pelaku tadi mw balik dr LN?" dan alangkah terkejutnya ane bahwa pelaku itu ternyata "Saudara Piktip". Alhamdulillah, untung aja ane belum transfer tu uang, kalo ke transfer bisa ga makan sebulan ane di kost. Ga apa-apalah PP Malang-Surabaya-Malang dalam satu hari, yang penting uang buat sebulan selamat .

Ga beberapa lama kemudian, dia sms "Aku tak numpak kereta wae" (Aku naik kereta api aja). Pertanyaan yang muncul adalah "Kok bisa dia naik kereta, lha wong dompetnya aja katanya kecopetan, bener-bener PENIPU yang ANEH (kayaknya pelaku uda mulai kerasa ketahuan belangnya)

"Mungkin dari pengalaman yang ane alami hari ini Agan ma Sista bisa lebih waspada terhadap telpon ma sms dr orang yang belum kita kenal, HATI-HATI!!!"

-- Maaf kalo bahasanya agak susah dimengerti, ane ga pandai bercerita soalnya --