Liputan6.com, Jakarta : Pemerintah melalui Kementerian Pertanian resmi melarang impor 13 komoditas buah dan sayur mulai 1 Januari sampai Juni 2013.
Ketua Dewan Hortikultura Indonesia (DHI), Benny Kusbini, mengatakan kebijakan ini membuat petani atau pengusaha sayur dan buah lokal sumringah.
Penyerapan buah dan sayur lokal akan maksimal mengisi pasar domestik. Di sisi lain, kebijakan itu juga menurunkan nilai impor buah dan sayur tahun ini turun dari 2012 yang mencapai US$ 1,8 miliar.
"Khusus impor buah pada tahun lalu sekitar US$ 800 juta sampai US$ 900 juta. Kami perkirakan tahun ini turun 20% dari angka itu," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (30/1/2013).
Aturan pengetatan dan pelarangan impor buah dan sayur tersebut merupakan konsekuensi terbitnya Peraturan Menteri Pertanian nomor 60 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60 Tahun 2012 soal impor hortikultura.
Keenam produk buah tersebut tidak mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk periode Januari hingga Juni 2013.
Berikut 13 produk hortikultura yang dilarang masuk sementara:
1. Nanas
2. Melon
3. Pisang
4. Mangga
5. Pepaya
6. Durian
7. Kentang
8. Kubis
9. Wortel
10. Cabai
11. Tanaman Krisan
12.Tanaman Anggrek
13. Tanaman Heliconia
Dia mengakui produksi buah dan sayur yang masuk dalam pengetatan hingga pelarang tersebut sudah bisa diproduksi Indonesia secara maksimal sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Sudah banyak daerah yang mampu menghasilkan buah yang enak seperti Lumajang, Medan, Lampung dan lainnya," tutur dia.
Namun, dia meminta aturan impor tersebut harus dibarengi dengan peningkatan produksi dan kualitas buah lokal.