Mencintai itu...menyenangkan
Mencintai itu...membahagiakan
Tetapi kadang terlalu ribet kita mengartikannya
Padahal cinta itu sederhana
Sesederhana sinar bulan yang menerangi malam
Dan sinar matahari yang menggantikan bulan
Sesederhana itulah cintaku kepadamu
Malaikat tak bersayapku...
"Say, gimana ya rasanya jadi wanita panggilan?"tanyaku tiba-tiba sesaat setelah kami berdua melewatkan waktu bersama. Dengan muka kaget dia melihatku bengong "Hah, maksud kamu apa say?"
"Ya, kepikiran aja. Masa aku gini-gini aja. Kalau jadi begituan kan tinggal ngangkang dapet duit."
"Sssst, jangan ngomong gitu ah.". Dengan lembut dia menutup mulutku dengan 2 jarinya.
"Iyaaa, aku kidding kok cin."balasku dengan mencubit lengannya keras. Kami pun berkelahi dengan mesra. Di ruangan sempit ukuran 4x3 m. Melepas semua perasaan cinta yang terkungkung selama beberapa waktu. Karena jarak dan waktu yang memisahkan kami berdua. Dan juga beberapa pihak..
Tertidur sebentar di pelukannya selama beberapa saat, membuatku kembali pulih. "Kriiing.."bunyi hpnya cumiakkan telingaku. "Sebentar ya say, aku angkat dulu."
"Say, aku musti cabut nih. Tuan putri minta dijemput."
"Oh Oke,"jawabku cuek.
Tuan putri itu adalah pacar dia, hehehS E N S O Rheran ya dengan hubungan kami.
Jadi begini, aku dan dia itu temenan lama sekali, Kami sama-sama punya kekasih. Tetapi entah kenapa akhir-akhir ini kami jadi dekat, dan saat bertemu. Ya begini kejadiannya,..ada yang salah mungkin dengan otak kami. Di hati kami mungkin ada rasa sayang, namun rasa itu tak bisa membuat kami menyakiti pihak lain.
Hasilnya ya seperti ini, kami berhubungan seperti sahabat. Kadang bertemu, kadang juga enggak. Karena jarak dan waktu memisahkan kami...
Tak ada yang dipaksakan dalam semua hubungan ini. Semua berjalan sebagaimana adanya.
Tentang keinginanku menjadi wanita panggilan itu semua karena aku melihat beberapa temanku yang jadi ayam kampus(dulu waktu masih kuliah) kalau sekarang entah namanya apa. Ayam kantoran kali ya...
"Neina, kamu itu bodo deh. "cecar Noni temenku sekampus dulu yang sekarang sudah menjelma menjadi seorang cantik dan bahenol
"Kenapa Non?"jawabku acuh.
"Kamu seminggu berapa kali ML sama cowokmu?"
"Idih, kamu mau tau aja sih?"
"Halah, gak usah ditutup-tutupin lah.Aku taulah kalian pacaran kaya gimana."
"So, itu jadi masalah buat lo?"ketusku
"Enggak, aku justru mau nawarin kerjaan buat kamu. Seminggu bisa dapet puluhan juta kalau kamu rajin."
"Hah, emang kerja apa Non?"tanyaku penasaran
"Ngangkang buuk."
"Idih, enggak takut kena AIDS kamu non?"
"Pake pengamanlah, yang pasti aman kalau sama aku. Kan kita enggak usah nongkrong di jalanan. Ada bosku, semacam mami gitu deh. Yang filter pelanggan-pelanggan yang mau sama kita. Kalau kamu mau, aku kenalin deh. Lumayan lho duitnya, tuh jazzku aja baru."
"Hemm, ya dah deh. Ntar aku pikir-pikir dulu."
Setelah pembicaraan kami yang cukup singkat itu, aku mulai memikirkannya. Agak sedikit bertentangan dengan prinsipku sih, tetapi sangat menggiurkan.
Spoiler for Catatan:
Tulisan ini adalah karya yg harus dihargai, kalau mau share atau copas harus seijin penulis yaa. Thenkyuuuu..