Debat atau adu pendapat dengan pasangan merupakan hal yang lazim, bahkan di beberapa penelitian mengatakan bahwa pasangan yang terbiasa berdebat memiliki tingkat kesehatan lebih tinggi dari pada pasangan yang cenderung diam dan memilih memendam hal-hal yang sesungguhnya perlu diutarakan kepada pasangan.
Meskipun berdebat sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental Agan/aganwati dan pasangan, namun Agan/aganwati perlu berhati-hati dalam melakukannya. Tak jarang perdebatan yang seharusnya berjalan sehat justru berujung pada pertengkaran yang penuh tekanan. Berharap makin sehat, Agan/aganwati justru stress karena tak piawai dalam melakukan debat yang baik dengan pasangan.

Suasana

Seringkali, debat terjadi tanpa direncanakan, obrolan-obrolan ringan pun bisa menuntun pada perdebatan yang tak diduga. Namun, ketika perdebatan menjadi agak memanas, Agan/aganwati perlu berhati-hati dengan suasana dan keadaan sekitar Agan/aganwati dan pasangan.
Bila ternyata ada anak-anak yang menyimak perdebatan Agan/aganwati, atur emosi Agan/aganwati sebaik mungkin. Bila ternyata pasangan Agan/aganwati tak sanggup menahan diri, ingatkan dia bahwa ada anak-anak yang seharusnya tak melihat perdebatan buruk orang tua mereka.
Lebih baik lagi jika Agan/aganwati beradu debat dengan pasangan dalam suasana yang privasi di mana hanya ada Agan/aganwati berdua saja. Suasana semacam itu akan membantu mengantarkan Agan/aganwati pada debat yang romantis namun tetap berkelas.

Empati

Empati berkaitan erat dengan bagaimana Agan/aganwati menghargai tiap pendapat pasangan Agan/aganwati dengan tidak menyerangnya secara subjektif. Mengatakan bahwa dia adalah sosok yang tidak ahli dalam bidang yang diperdebatkan bukanlah cara yang bijaksana. Menyerangnya secara pribadi justru akan membuat alur berpikirnya runtuh dan emosinya mudah memuncak.
Karena itulah empati menjadi penting. Jika Agan/aganwati menghargai pendapatnya, dan ia menghargai pendapat Agan/aganwati, itulah saat di mana perdebatan Agan/aganwati berjalan dengan atmosfer yang baik dan harmonis.

To The Point

Jangan biarkan diri Agan/aganwati dan pasangan berputar-putar atau bahkan melebar kepada pembicaraan yang tak runtut dan tak fokus pada inti perdebatan. Hal semacam itu akan membuat perdebatan menjadi melelahkan dan tak berujung pada akhir yang baik.
Jika perlu buatlah kesepakatan dengan pasangan tentang apa yang sebenarnya ingin dicapai dari perdebatan Agan/aganwati dan pasangan Agan/aganwati. Agan/aganwati berdua pun sepatutnya saling mengingatkan ketika salah satu di antara Agan/aganwati dan pasangan Agan/aganwati rupanya membuang waktu dan energi dengan pembicaraan yang ngalor-ngidul.

Ice Breaking

Meski perdebatan menuntut agar fokus Agan/aganwati terjaga secara baik, bukan berarti Agan/aganwati tak punya kesempatan untuk membuatnya menjadi agak ringan.
Pecahkanlah kekakuan dan tekanan dalam perdebatan Agan/aganwati dan pasangan Agan/aganwati dengan sedikit joke yang membuat pasangan Agan/aganwati tersenyum dengan tanggapan Agan/aganwati, yang meskipun tak berhubungan dengan inti perdebatan, namun sesungguhnya meringankan ketegangan yang ada.
Namun joke-joke yang kebablasan pun tak baik dalam perdebatan Agan/aganwati. Tidak terlalu tegang namun juga tak terlalu nyeleneh dalam berdebat adalah ciri perdebatan yang baik.

Akui Kehebatannya

Setelah beradu debat yang cukup melelahkan, dan ternyata si dia memiliki argumen yang lebih kuat di banding argumen Agan/aganwati, itulah saatnya untuk memuji kecerdasannya. Tak hanya Agan/aganwati, selayaknya Agan/aganwati pun mendapat pujian darinya.
Tak ada yang mutlak benar dan mutlak salah dalam sebuah perdebatan. Masing-masing dari diri Agan/aganwati dan pasangan Agan/aganwati memiliki sisi kebenarannya masing-masing. Akui kesalahan masing-masing dan mengakui kebenaran pasangannya merupakan sebuah akhir dari perdebatan yang berkelas dan cerdas.