KEBAYORAN BARU (Pos Kota) – Penipu terus saja mencari cara memerdaya korbannya. Terutama lewat pesan singkat lewat HP . Setelah SMS ‘mama minta pulsa’ tak laku, mereka beraksi dengan gaya baru. Seorang wanita pengusah katering menjadi korbannya. Ia kehilangan Rp25 juta setelah seseorang memesan 230 nasi boks.

Nydia Theresa Susanto, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, melapor ke Polres Jakarta Selatan. Uangnya raib setelah dipandu pemesan nasi boks di ATM di Pondo Indak Mall, Jumat (25/1) malam.

Menurut Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Aswin, pengusaha katering itu kehilangan uang Kamis (24/1) sekitar Pk. 16:30. Kejadian bermula ketika seseorang mengaku bernama Dian meneleponnya. Wanita itu memesan nasi beserta lauk pauk untuk 230 boks dengan harga Rp14.749.900.

“Pemesan berjanji membayar lewat transfer antarrekening. Ia minta nomor rekening korban,” kata Kompol Aswin, Sabtu (26/1) siang. Tak curiga, Nydia menyanggupi pesanan itu.

Tak lama, Dian menelepon mengaku telah mengirim uang pembayaran. Nydia pun memeriksa rekeningnya. Tak ada kiriman, perempuan itu kembali menelepon pemesan masakannya.

“Pemesan meminta korban ke mesin ATM terdekat. Korban datang ke ATM di Pondok Indah Mall, lalu melalui telepon dibimbing Dian untuk registrasi lebih dulu,” ungkap Kompol Aswin.

Tapi, bukan tabungannya bertambah, justru uang dalam rekening Nydia berkurang. Menyadari itu, Nydia kembali menelepon Dian. “Tapi Dian tak bisa ditelepon lagi,” ujarnya.

SMS BOHONG

Diketahui, penipu menggasak uang Nydia dengan menguras Rp 14.989.575 ke rekening BCA dan ke rekening BRI sebesar Rp9.989.775.

Selama ini, banyak warga menerima SMS bohong yang bertujuan untuk menipu. Meski polisi telah meringkus kawanan penipu yang kerap menyebar SMS ‘mama minta pulsa’ atau ‘anak anda ada di rumah sakit’, tapi kawanan penebar berita bohong terus mencari mangsa.

Umumnya, mereka beroperasi menggunakan SMS. Beberapa SMS yang harus diwaspadai di antaranya yang menyebutkan rumah kontrakan Anda akan dijual hingga Anda harus cepat membayar ke pemilik.

Selain itu, ada pula pesan palsu dikirim melalui email. Di antaranya yang mengatasnamakan sebuah bank, lengkap dengan kop surat bank bersangkutan. Tertulis, bank akan melakukan registrasi hingga Anda diminta mengirim data pribadi. Penerima surat elektronik yang tak curiga akan membalas email itu. Tapi, tak lama, uang akan terkuras.

Kompol Aswin berharap warga untuk tidak mudah menyerahkan nomor rekening atau diarahkan orang tak dilkenal untuk transaksi apapun di mesin ATM. “Jangan mudah percaya agar tidak menjadi korban penipuan,” imbaunya. “Cek dulu jika Anda menerima pesan yang terkait dengan transfer uang.”