Kaskus

Entertainment

arimansonAvatar border
TS
arimanson
Android Lebih PopulerKarena Murah BukanKarena Bagus
Sebuah survei di Amerika
Serikat yang dilakukan oleh
Pew Research Center
memberikan fakta bahwa
Android lebih populer dari iOS
seterusnya iPhone karena harga
yang lebih murah. Survei
tersebut menunjukkan bahwa
kesuksesan Android
mengalahkan iPhone bukan
karena Samsung Galaxy S3
atau Galaxy Nexus yang lebih
mahal, tetapi karena handset
murah yang ditawarkan oleh
vendor semacam ZTE, LG
dengan LG Motion-nya dan
Samsung dengan seri Captive.
Sebenarnya bukan sesuatu yang
baru hal yang diungkap oleh
survei tersebut di atas. Android
dengan sistem open source-nya
memberikan lisensi cuma-cuma
kepada siapapun yang ingin
memproduksi handset Android.
Kita bisa melihat bahwa biaya
lisensi yang nol ini mendorong
banyak vendor baru
bermunculan, bahkan vendor
lokal bisa menawarkan handset
Android dengan harga hanya
sedikit lebih mahal daripada
ponsel China.Tentu saja dengan
iming-iming kata smartphone,
handset seperti ini akan
menarik pembeli. Jika pembeli
sangat banyak tentu saja
jumlah Android yang ada di
pasar makin banyak dan ini
akan menambah popularitas
Android dibandingkan iOS
iPhone.
Bagi saya sendiri, sebagai
pemakai Android, saya sangat
menghindari Android murah
ala branded merek lokal.
Patokan minimal yang saya
berikan setiap hendak membeli
handset Android adalah berasal
dari vendor besar semisal
Samsung, HTC, Sony, LG dan
lainnya. Vendor China yang
sering di- branded dengan
merek lokal bukan sesuatu
yang saya sukai, meskipun
harganya sangat menggiurkan.
Sisi lain yang perlu kita lihat,
vendor besar pun semisal
Samsung, LG, dan Sony juga
memproduksi smartphone
Android yang murah meriah.
Samsung Galaxy Young
misalnya bisa ditebus di angka
mungkin kurang sejuta,
sementara fiturnya sudah 3G.
Bandingkan dengan BlackBerry
termurah dengan EDGE
berharga 1,5 juta. Smartphone
murah Android inilah yang
dituding sebagai sebab
tingginya popularitas Android.
Terlebih jika kita bandingkan
dengan iPhone, versi 2010
iPhone 3 GS masih dijual
seharga 2,7 juta. Ini sebuah
harga yang sangat mahal
dengan model yang sudah
kedaluarsa selama tiga tahun.
Tentu saja konsumen orang
yang pintar, mereka tidak mau
menghabiskan uang hampir
tiga 3 juta rupiah hanya untuk
memperoleh model lawas
dengan kemampuan yang tidak
jauh beda dengan Android
seharga satu jutaan dengan
model yang lebih baru.
Saya rasa popularitas Android
yang dituding tinggi karena
harga yang murah harus
dijelaskan lebih lanjut. Di
zaman sangat sengit persaingan
ini, murah saja tidak cukup.
Kita bisa melihat nasib vendor
lokal dengan handset dari
China yang diberi merek lokal.
Boleh dikatakan sangat murah,
tetapi mengapa tidak
mentereng?
Tidak lain karena mereka baru
masuk ke industri smartphone.
Mereka belum cukup punya
banyak pengalaman untuk
bersaing dengan vendor besar.
Saya pernah mencoba Android
merek lokal, touch screen -nya
benar-benar payah. Kurang
dari tiga bulan sudah harus
diperbaiki. Ini artinya mutu
produk mereka rendah.
Berbeda dengan vendor besar
Android, murah yang mereka
tawarkan bukan murahan.
Ini artinya murah seperti
dituding dalam penelitian di
atas belum tentu segalanya.
Jika murah tetapi mutu jelek,
pastilah tidak banyak
konsumen yang mau membeli.
Handset murah yang
ditawarkan vendor besar
biasanya mutunya lebih baik.
Hal yang perlu saya kritisi dari
survei tersebut adalah sebutan
populer karena murah bukan
karena bagus. Saya rasa secara
pengalaman menggunakan
Android mulai dari mid level
hingga high end, Android
merupakan sistem operasi
smartphone yang tidak kalah
bagusnya dibandingkan iOS.
Selain fitur standar yang juga
terdapat di iOS iPhone, Android
menawarkan berbagai variasi
layar yang menyasar selera
yang berbeda-beda. Ini artinya
orang yang berkemampuan
lebih akan membeli Android
high end semisal HTC DNA,
Galaxy S3 dan Galaxy Note,
sementara mereka yang
memiliki kemampuan
keuangan yang terbatas cukup
dengan mid level ke bawah,
namun tetap dengan mutu yang
baik.
Dan memang mereka yang
berkemampuan terbatas secara
keuangan ini sangat banyak
sehingga mereka memilih
smartphone sesuai dengan
kantong. Ini sesuatu yang
masuk akal, buat apa beli
mahal jika teknologi hampir
sama atau bahkan tidak lebih
baik.
Sekali lagi, murah saja tidaklah
cukup. Studi yang dilakukan
oleh Pew Research tersebut bisa
jadi untuk menolong iPhone
yang sekarang mati gaya
karena jauh tertinggal
dibandingkan Android,
terutama di luar Amerika
Serikat. Bisa jadi juga studi
tersebut memang untuk
memperlihatkan bahwa hanya
orang kayalah atau memaksa
jadi kaya yang membeli iPhone,
sedangkan Android akrab
dengan mereka yang
berkemampuan terbatas secara
ekonomi.

SORRY KL REPOST
0
6.3K
90
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan